13. Negatif thinking

4.2K 241 33
                                    


Tandai typo

Selamat membaca

Hera berdecak tidak suka saat semua mata tertuju padanya dan Nangala. Ia merasa kesal sendiri saat melihat tatapan aneh mereka. Berbeda dengan Nangala, cowok itu justru terlihat cuek dan tidak peduli dengan sekitarnya.

"Abaikan saja."

Hera menyingkirkan tangan Nangala begitu cowok itu merangkul pinggangnya. "Gue benci sama lo!"

Nangala diam enggan menanggapi. Ia justru kembali memeluk pinggang ramping sang gadis. Tidak peduli dengan reaksi para siswa yang melihat kedekatan mereka. Tujuan utamanya sekarang untuk segera sampai di dalam kelas. Ia tahu gadisnya itu risih di perhatikan.

"Lepasin pinggang gue. Anak-anak pada ngeliatin kita. Lo gak malu apa, hah." ucap Hera pelan.

Nangala menghela nafas kesal. Lelaki itu menatap tajam para siswa yang  terang-terangan memperhatikan mereka. Melihat tatapan Nangala beberapa di antara mereka untuk menunduk.

"Mau gue colok mata lo." sentak Nangala membuat sang empu menunduk lalu melenggang pergi.

"Apa lo lihat-lihat!"

"Jaga mata lo!"

"Gak usah melotot sama cewek gue, Sialan!"

"Sekali lagi lo liat kesini gue hancurin bola mata lo itu!"

"Gal, udah." bisik Hera kesal sendiri.

Nangala berdecak tidak suka. "Diem aja. Lo gak mau dilihat sama mereka kan? Gue bisa bikin mereka buta sekalian kalo lo mau." katanya.

Hera menghela nafas, lelah. Sepanjang jalan Nangala tidak henti-hentinya memarahi siapa saja yang memperhatikan mereka. Bahkan yang murni lewat saja kena amukan cowok itu. Entahlah, ia harus merasa bersyukur atau bersedih saat ini.

Sesampainya di kelas, Hera mendudukkan tubuhnya di kursi diikuti Nangala. Ia mengernyit heran melihat Nangala ikutan duduk disampingnya.

"Ngapain? Tempat duduk lo di belakang!"

Nangala melirik sebentar lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada keributan di luar sana.

""Awas gue mau ketemu Gala."

"Santai dong! Kasar banget jadi cowok."

"Anjir, bisa minggir gak! Gue mau ngomong penting sama Gala."

"Nangala gak mau di ganggu." celetuk Pipit membuat cowok itu mendesis kesal.

"GALA! Lo di minta Sangkara ke kelas IPA 3." teriaknya dari luar membuat Nangala mendengarnya heran.

***

Aura ketegangan terjadi saat Nangala memasuki ruangan kelas MIPA 3. Matanya menatap datar saat tanpa sengaja melihat tatapan permusuhan Farez.  Lelaki itu tampak kesal karena di tahan Galang dan Sangkara, entah apa yang terjadi sehingga membuat keduanya terlihat mengurangi ruang gerak Farez.

"Bawa ke tempat biasa!"

Farez memberontak saat ditarik paksa oleh Galang dan Sangkara. Wajahnya tampak memerah akibat menahan gejolak aneh dihatinya.

"Lepas!"

Nangala melihat napas Farez terengah-engah dengan tangan terkepal kuat. Ia mendengus sinis saat mata mereka bertabrakan.

"Kayaknya Farez kesurupan jin, Gal." ujar Galang membuat Sangkara di sampingnya kesal.

"Mulut lo, Lang!" tegurnya. Suasana lagi genting seperti ini Galang masih sempat-sempatnya bercanda.

NANGALA (ON GOING)Место, где живут истории. Откройте их для себя