10| Apa yang akan Rara Lakukan Jika Tak Dapat Menemui Bendara?

22 2 0
                                    

Nala harus mengakui pagi ini, ibu kota berbeda. Gerimis benar-benar duka yang nabastala tumpahkan. Membawa riak pada para bangsawan. Keadaan kediamannya membuatnya percaya pasti kekuatan Sanskara benar-benar ditumbangkan.

Nala berjalan mondar-mandir dikamarnya dengan gelisah. Otaknya tak bisa berkompromi untuk menemukan solusi.

Dianti bersama para pelayan masuk untuk mengisi air dipemandian dengan air hangat. Setelah selesai gadis itu menghampiri Nala dan memberi hormat. "Rara, airnya sudah siap. Anda bisa mandi dulu." Perkataan Dianti membuatnya berhenti mondar-mandir untuk sejenak.

"Tidak. Aku tidak akan mandi," ujarnya dengan nada tak acuh membuat membuat Dianti menghela napas.

"Rara, setelah mandi anda akan merasa segar dan akan bisa berpikir dengan baik."  Nala menyetujui perkataan ini.

Mungkin mandi air hangat dapat membuat otot-ototnya yang tegang semalaman rileks dan ia juga bisa terjaga sepenuhnya sehingga dapat berpikir dengan benar.

Nala menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya terlihat lelah dengan kantung mata hitam di kedua matanya. Dibelakangnya, Dianti tengah membantunya mengikat rambutnya.

Pintu kamarnya kembali terbuka. Kali ini Danurdara yang bersama pelayan lain yang meletakan sarapan di atas meja. Nala menatap makanan itu, namun ia tak berselera. Ia hanya duduk dan meminum semangkuk bubur dengan cepat.

Setelah minum secangkir air teh hangat. Nala mendapatkan kembali sedikit semangat juangnya. "Danur, bisakah kamu menempatkan kereta kuda di dekat jalan utama? Aku ingin keluar diam-diam dari sini." Nala menatap Danurdara dan Dianti bergantian. "Aku akan keluar bersama Dianti untuk melihat Bendara. Kamu menyediakan kereta kuda dan diam di sini untuk mendapat berita dari mata-mata."

"Akan lebih baik jika bisa mendapatkan informasi dari kediaman Bendara. Kamu bisa segera memberitahuku jika mereka butuh bantuan. Meski ini mustahil, tapi tak ada salahnya untuk bersiap."

Danurdara mengangguk dengan hormat. "Namun apa yang akan Rara lakukan jika tak dapat menemui Bendara?"

Nala menundukan kepalanya. Menatap jari-jarinya yang saling bertautan dengan gelisah. "Pergi menemui Bantara. Jika masih tak bisa, mungkin aku bisa menemui Maharaja untuk mendapat izin menemui Bendara." Nala sedikit menggertakan giginya. "Atau juga bisa menemui Yuwaraja. Kupikir dia akan membantu jika hanya untuk menemui Bendara, jika Yuwaraja memperlakukan Bendara selayaknya saudara bukan pura-pura."




***
[29 April 2024]

Hari ini Indonesia U-23 main di semifinal piala Asia. Semoga bisa masuk putaran final. Aminnn.

Biru

Nala dan Kisahnya: Became the Daughter of the King's AdvisorTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon