BAB 31

3.4K 262 35
                                    

Mobil yang di kendarai pak deru mulai memasuki halaman rumah, sepeninggalan vano di halte suasana mobil menjadi sunyi tidak ada yang bersuara baik itu bunda ataupun vino. Akhirnya mobil sudah sampai di depan pintu utama, Vino langsung turun dari mobil begitu mobil berhenti, bunda saat akan turun baru menyadari bahwa handphone vano tertinggal di bangku yang ia duduki

" Handphone vano " gumam bunda

Lalu bunda memberanikan diri untuk bicara dengan ayah yang masih duduk dibangku depan dengan ekspresi yang sulit di baca.

" Yah, handphone vano ketinggalan di mobil .. bagaimana dia pulang nanti udah malem yah dan dia gak bawa jaket " ujar bunda pelan

Ayah menoleh kebelakang dan mengambil handphone vano sambil berdecak

" Anak bodoh " gumam ayah

Ayah dan bunda terdiam di dalam mobil, hingga ayah memecang keheningan.

" Bunda turun ajah check vino, pastiin dia istirahat .. jangan sampe dia ke trigger tentang omongan vano tadi masalah persaingan mereka. Vano biar ayah yang jemput " ucap ayah

Lalu bunda turun dari mobil dan mobil berjalan kembali ke halte tempat vano tadi di turunkan. Sepanjang jalan ayah hanya menatap jalan yang sudah kosong karena sudah hampir masuk tengah malam.

***

Selepas ayah menurunkan vano di halte dan vano menyadari bahwa ia tidak membawa handphone nya dan yang bisa vano lakukan hanya duduk di bangku halte dan bersandar pada tiang halte.

" Gue pulang naik apa ? Apa di rumah juga masih di terima ? " Gumam vano

Jalanan sangat sepi malam ini, hanya sesekali kendaraan pribadi yang melintas. Hari semakin malam dan semakin dingin, kondisi vano semakin menurun dada nya mulai merasa sesak kembali, batuknya yang tidak berhenti henti dan sekarang di tambah bersin karena udara dingin.

" Vano bodoh ... " Kutuk vano pada diri nya sendiri dengan suara pelan

Saat ia mulai merasa lelah dan mengantuk atau memang kesadaraannya mulai menurun vano merasa ada sorot lampu mobil di ikuti dengan mobil yang berhenti di depan dia. Pintu mobil tersebut terbuka dan sosok ayah yang muncul di hadapannya

" Ayah " gumam vano

Ayah kemudian berdiri di depannya

" Ayo pulang " ajak ayah

" Ayah jemput aku ? " Tanya vano polos pelan

" iyah. Ayo pulang " ujar ayah kembali

" Aku tarik omongan aku, kaya nya aku butuh rumah sakit, obat dari bunda engga efek uukkhh Haacihhs " ucap vano pelan

Ayah reflek membuka jas nya dan memakaikannya ke vano karena melihat vano mulai kedinginan.

" Masuk mobil dulu ya " ucap ayah sama memapah vano masuk kedalam mobil

Setelah masuk kedalam mobil dan mobil berjalan, ayah kembali menatap vano yang memejamkan mata dan melihat mulai kesusahan menarik nafas.

" Pak deru, kita kerumah sakit sekarang " perintah ayah panik

***

Setelah dilakukan observasi di UGD akhirnya vano harus kembali melakukan rawat inap di rumah sakit karena kondisinya saturasi oksigennya yang rendah dan alergi akutnya.

Setelah dilakukan observasi di UGD akhirnya vano harus kembali melakukan rawat inap di rumah sakit karena kondisinya saturasi oksigennya yang rendah dan alergi akutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PARHERLIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang