BAB 1

9.9K 315 0
                                    

Surakarta,

"Ibu masih belum percaya loh adi jika istri mu itu saat ini mengandung anak kembar" Ucap seorang wanita berumur setengah abad itu, tampak anggun dengan memegang sebuah cangkir teh bernama Naeswari.

"Adi juga tidak tahu bu, mungkin ini memang sudah takdir Tuhan, aku bisa apa toh bu" Sahut lelaki berumur 30 tahun tersebut bernama Adi.

Naeswari terdiam, menyadari bahwa kehamilan kembar Arisanti adalah kehendak sang pencipta dan dia juga tidak bisa berbuat apa-apa

"Benar, tapi yang menjadi beban pemikiran ibu saat ini, apa benar bayi kembar di dalam kandungan istri mu itu anak laki laki ? sudah benar - benar kamu pastikan cah bagus ? " Ucap Naeswari setelah terdiam sejenak

"Sudah Adi pastikan bu, Benar anak kembar ku itu adalah laki laki bu"

"Itu lah yang menjadi permasalahan saat ini, Kamu tahu toh adi dikeluarga ini sebuah hal yang tabu untuk mempunyai 2 anak laki laki dalam satu keluarga, Tradisi ini sudah ada jauh sebelum kamu atau pun bapakmu atau pun kakekmu ada di keluarga ini. oleh sebab itu kamu lihatlah keluarga kita, hanya ada kamu anak laki laki di keluarga ini dan mbak-mbak mu adalah wanita" Jelas naeswari sambil meminum teh sedikit demi sedikit dari cawan nya

"Adi ngerti bu, tapi bagaimana ini ? tidak mungkin juga kan Adi harus membunuh salah satu dari anak itu setelah mereka lahir demi menjaga tradisi keluarga ini. Bu maaf tapi buat Adi tradisi ini benar benar tidak masuk kedalam akal sehat ku bu" bantah Adi dengan nada sedikit tinggi

"Husssh ... tidak boleh kamu berkata seperti itu, Bayi Bayi itu nanti lahir dengan selamat dan tradisi keluarga yang harus tetap terjaga adalah tanggung jawab kita Adi. Asal mula kenapa tradisi ini ada dikarenakan pada dulu kala di keluarga Cokroatmojo pernah ada 2 anak lelaki bersaudara yang saling melakukan tindakan tercelah untuk saling menjatuhkan agar menjadi penerus keluarga Cokroatmojo. oleh sebab itu agar hal tersebut tidak terjadi maka di buatkanlah tradisi agar setiap keluarga penerus Cokroatmojo hanya boleh memiliki 1 anak lelaki. " Terang Naeswari kepada anak lelaki satu satu nya itu

"Adi janji bu, hal tersebut tidak akan terulang pada keluarga kita hanya karena si kembar lahir, karena hal itu juga hari ini adi jauh - jauh datang ke surakarta untuk meminta restu dan nasihat dari ibu dan bapak disini, karena jika perhitungan dokter tidak meleset Arisanti akan melahirkan satu bulan lagi " Jawab Adi

"Ibu paham cah bagus, sudah tenang saja ibu akan bantu bicara dengan bapak. kamu tahu toh tradisi ini memang turun dari keluarga bapak. tapi tenang saja ibu akan bantu semampu ibu untuk meyakinkan bapak. sudah kamu bersih bersih nanti sore selepas bapak pulang kita bicarakan kembali hal ini. Yakin cah bagus kita pasti akan menemukan jalan keluarnya" tutup Naeswari

Adi hanya mengangguk sopan lalu berlalu untuk membersihkan badannya, karena memang Adi baru sampai dari perjalanan Jakarta - Surakarta. Hati nya yang gundah tentang status calon anak kembarnya di keluarga Cokroatmojo membawanya jauh - jauh dari Jakarta.

***

Siang berganti malam, Keluarga Cokroatmojo saat ini tengah berkumpul di ruang tengah rumah itu, Ada Adi , Naeswari , Mayang yang adalah kakak pertama Adi , Ayu Kakak Kedua Adi dan Kepala Keluarga Cokroatmojo Yaitu Bagaskara,

Singkat cerita adi sudah menjelaskan keadaan yg sebelumnya sore tadi sudah dijelaskan kepada sang Ibu, Bagaskara terdiam larut dalam pemikirannya, Hal ini sudah ia duga sebelum Adi bercerita entah itu firasat seorang kepala keluarga atau hanya kebetulan saja.

"Bapak sudah menduga hal ini akan terjadi, Ini takdir Tuhan tidak bisa juga kita mengelak dari takdirNya. Tadi sebelum kamu sampai disini bapak sempat mengajak bertemu beberapa sepuh dari keluarga kita, seperti yang ibu mu sampaikan tadi sore, Bayi Bayi itu nanti lahir dengan selamat dan tradisi keluarga yang harus tetap terjaga adalah tanggung jawab kita Adi " Jelas Bagaskara dengan diakhiri helaan nafas

PARHERLIONWhere stories live. Discover now