BAB 15

2.7K 194 7
                                    

" Pagi vano .. maaf mas semalem engga balik lagi kesini ya, ada revisian yang mas harus selesain , udah sarapan kamu ?" sapa mas andra setelah membuka pintu kamar rawat vano

" Udah mas " jawab vano singkat dengan tatapan tidak teralihkan dari ipad nya

" tadi malem kata suster ayah kamu nemenin kamu, terus sekarang kemana ?" tanya mas andra

" udah pulang mas, kan udah selesai urusannya " sahut vano 

mas andra berdiri di samping vano dan langsung mengambil ipad dari tangan vano

" seriusan amat sih, sampe mas ngomong engga di liat sama sekali, marah ?" canda mas andra

" marah kenapa coba " sahut vano dengan side eyes nya "aku lagi refresh mata pelajaran buat ujian mas " Lanjut vano 

" Ujian ? " heran mas andra 

" iyah, nanti aku jam 11 ujian semester " 

" kamu baru mendingan loh, badannya juga masih anget. Siapa yang suruh dan ijinin ?" telisik mas andra 

" Ayah " jawab vano singkat 

" Emang gak bisa ujian susulan ? perlu mas samperin sekolah kamu ? siswa nya lagi sakit kok di paksa suruh ujian, atau sekalian ajah di pecat guru nya itu kan sekolah juga punya keluarga kita " cerocos mas andra tidak terima 

" Ayah yang suruh dan ijinin. bukan salah guru aku mas " 

" Urgentnya apa van sampe kamu yang lagi sakit di suruh ujian, ini juga ujian semester ganjil bukan genap " Sahut mas andra dengan nada sedikit tinggi 

" after ujian, it's mean pertengahan minggu besok. Ayah Bunda dan Vino punya rencana untuk trip pake campervan ke Labuan Bajo. dan aku harus ikut dengan syarat aku harus selesaiin ujian aku sebelum waktu nya berangkat " Jelas Vano 

" Ya udah engga usah ikut lah, atau mas temenin nyusul ke labuan bajo pake pesawat, lebih cepet atau kalo mau lebih cepet lagi kita pake private jet nya eyang. after kamu ujian susulan. Lagian kamu udah tau kamu mabok perjalanan darat kenapa coba mau ikut. sampe maksain diri kamu sendiri kaya gini " Celoteh mas andra 

" Menurut mas, aku ada di posisi untuk debat atau nawar ? " Tukas Vano 

Mas andra terdiam. 

" aku itu bukan penerus keluarga cokroatmojo mas raden andra wardhani, jadi posisi aku adalah penerima saja " Kelakar Vano 

" jangan ngomong gitu, mas kan juga bukan, kita samaan "

" kita sama tapi posisi yang berbeda mas " tukas Vano " udahlah mas, aku engga apa apa , engga perlu worry lebih jauh, aku juga ada di rumah sakit, infus masih kepasang kalo aku kenapa kenapa masih ada suster dan dokter disini dan aku baik mas " Lanjut vano di akhiri dengan senyum tipis nya

Mas andra tidak bisa berkata apa - apa hanya mengusak rambur vano dan mengembalikan Ipadnya. 

***

Di taman rumah sakit sehabis menyelesaikan tugasnya di UGD, Mas andra duduk di taman ditemani dengan segelas Ice Coffe Latte , termenung menatap langit seperti banyak yang ia pikirkan, mayoritas yang menjadi beban pikirannya ada vano. dan terlintas untuk menelpon Mama nya yang tidak lain Mbak Mayang, Kakak pertama dari Ayah vano.

Mama calling ...

" Halo ndra ? " Jawab Mama dari ujung sana

" Hai ma .. gimana kabar, andra udah lama banget engga telpon mama , kangen " sahut mas andra

PARHERLIONDove le storie prendono vita. Scoprilo ora