BAB 30

3.1K 243 46
                                    

Vano saat ini berada di mobil bersama pak deru, dengan posisi kursi captain seat yang di rebahkan dan footrest yg di sejajarkan. Handphone nya terus berdering menampilkan nama ayah tetapi vano membiarkan saja karena saat ini yang menjadi fokus nya adalah membuat alergi nya tidak semakin parah karena saat ini suara nya sudah mulai habis karena batuk dan sesak yang belum hilang

" Den, ini bapak nelpon saya, ijin saya angkat ya den " ucap pak deru

" Kalo ayah tanya, bilang aku tidur " ucap vano nyaris tidak ada suara nya

Kemudian pak deru mengangkat telepon dari ayah.

Bapak Adi Calling ~

" Iyah pak, bisa di bantu ?" Jawab pak deru

" Pak, ada vano disana ? Karena dari toilet satu jam belum kembali " Tanya Ayah

" Ada pak sedang tidur " jawab pak deru

" Tolong dibangunkan ya pak, bilang makan malamnya sudah mau selesai " perintah ayah

" Maaf pak sebelumnya, tadi seperti nya alergi den vano sedang kambuh, hampir satu jam batuk terus dan tadi juga pas ke mobil udah lemes, ini baru bisa istirahat pak, mau tetap di bangunkan pak ? " Tolak halus pak deru

Ayah terdiam sesaat,

" Ya sudah jika begitu, biarkan saja vano tidur " tutup ayah

Telepon di tutup dan pak deru melihat kebelakang untuk memastikan kondisi vano. dan ternyata vano sudah terlihat menutup mata.

" makasih pak " ucap vano dengan suara parau

" saya pikir sudah tidur den , sama sama den vano " Tutup Pak deru

Satu jam sebelumnya,
Di dalam VIP room Resto Central, Vino terus menjadi pusat perhatian dengan segala macam celotehnya. Sedangkan seperti biasa vano hanya menjadi bayangan yang tidak boleh salah. Kali ini makanan yang di hidangkan mempunyai bahan dasar seafood dan seafood adalah makanan yang sangat di hindari oleh vano karena alerginya, tetapi karena paksaan Ayah dan Bunda untuk menghormati Eyang Kung dan Eyang Putri yang mengadakan acara makan malam ini, jadi mau tidak mau vano setidaknya harus memakan sekurang - kurang nya beberapa suap dari salah satu menu yang sudah di hidangkan. Pilihan vano jatuh kepada Crab Cream Soup yang di hidangkan.

" gak mati kok van, kan bunda bawa obatnya " batin vano menyemangati diri

Setelah beberapa suapan seperti efek alergi nya perlahan mulai terasa, tenggorokannya mulai gatal, kepala belakang mulai sakit dan nafas sedikit berat. Karena dirasa vano membutuhkan obatnya segera sebelum bertambah parah, Vano mencolek tangan bunda yang sedang fokus mendengarkan Eyang uti bercerita

" Bunda, obat aku ?" Ucap vano sambil mencoleh tangan bunda yang berada di bawah meja

Bunda menoleh dan langsung merogoh tas tangannya, kemudian memberikan sebuah tabung obat pada vano. setelah menerima tabung obatnya vano langsung berdiri dan meminta izin untuk ketoilet kepada semua orang yang ada di ruangan itu.

Vano bergegas ketoilet dan langsung masuk kesalah satu bilik toilet tersebut. Setelah di dalam toilet vano berusaha mengeluarkan makanan seafood yang ia konsumsi tadi, dan hasilnya nihil makanan tidak dapat di keluarkan tetapi vano terus batuk dan terasa mual pening. Vano kemudian keluar dari bilik tersebut dan berdiri bersandar pada wastafel lalu membuka tabung obat alergi nya dan meminumnya terpaksa dengan air wastafel. Setelah terdiam beberapa saat vano memutuskan untuk tidak kembali keruangan itu, karena ia pikir percuma ia ada disitu bukannya alergi nya membaik malah akan semakin parah pikirnya.

PARHERLIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang