38. | Perihal Gudang

12 4 0
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

"Penyesalan memang datang terlambat dan aku mengalaminya" -Yara Ekavira

38. | Perihal Gudang

Yara berjalan melewati kolidor, pikiranya masih mengingat saat melihat Anwa dan Ganeeta di rooftop. Jika boleh jujur, ia juga ingin duduk bersama mereka tapi ego melarangnya keras. Ego atau gengsi? Yah beda tipis tipislah.

Di tempat lain Faswan yang memaksa untuk pergi pun di izinkan bu Dhara, sebenarnya Faswan cukup tau tentang penyakitnya, ia juga sudah menjalani pengobatan beberapa kali. Tapi itu cukup melelahkan, alhasil ia memilih untuk berhenti dan menikmati sisa waktunya untuk bersekolah, setidaknya ia masih bisa berada di dekat orang orang yang ia sayangi.

Lihatlah sosok yang ia bicarakan kini berjalan dari arah berlawanan, "Yara! Ngapain lo?" ujar Faswan sedikit berteriak.

Mood Yara sedang jelek, ia bahkan tidak membalas sapaan Faswan. Yara berjalan melewati kakaknya itu.

Grep

Yara berhenti saat tanganya di tarik oleh Faswan dari belakang membuatnya sedikit terhuyung, "gue ngomong sama lo"

"Gapapa, abang sendiri dari mana?" ucap Yara bertanya balik.

"Bolos bentar di UKS" balasnya, Yara hanya manggut-manggut tanpa berniat membalas lagi, ia kembali melangkah tapi lagi lagi Faswan menarik tanganya. "Lo mau kemana lagi? Kelas kita bukan di sana"

"Mau bolos bentar" jawab Yara enteng, memang benar, kakak adik ini memiliki banyak kesamaan.

"Lah, ga ada yang ngajar di kelas?"

"Enggak, bu Kinan ada urusan"

"Bentar lagi bel ganti mapel, bolos nya jangan lama lama, entar gue di marahin sama bokap lo" canda  Faswan.

Yara memperlihatkan deretan giginya, "sa ae lo kambing, bokap gye itu bokap lo juga" ia masih teringat jika Faswan itu kambing dan Vilas itu monyet, candaa. Yara menghembuskan nafas berat.

"Lo kenapa? Ada masalah lagi? Soal Anwa? Lo belum maafin dia? Atau lo ada masalah lain? Biar gue bantu mau?" tanya Faswan berturut-turut.

"Menurut abang, Yara harus gimana?" Yara terlihat seperti orang yang banyak pikiran sekarang.

"Ga perlu gue jawab, lo udah tau apa jawabannya" Faswan menepuk puncak kepala adiknya pelan, "abang selalu ada buat lo" ujarnya lalu tersenyum manis sampai matanya ikut tersenyum.

◇◍𝓐𝓶𝓮𝓻𝓽𝓪◍◇

Bell pulang berbunyi membuat siswa dari banyak kelas berlomba lomba untuk keluar melewati gerbang, kecuali untuk mereka yang bertugas piket hari ini, termasuk Anwa.

"Anwa! Lo piket hari ini kan? Ambilin sapu di gudang!" perintah Mawar, ini karena ulah kelas sebelah yang meminjam sapu dari kelas mereka tanpa mengembalikanya.

AMERTA [END]Where stories live. Discover now