26. | Tahta Pangestu

26 3 0
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

"Banyak yang kenal gue, tapi ga semuanya ngerti tentang gue" -Mehul Haaziq

26. | Tahta Pangestu

Beberapa hari kemudian hari perlombaan pun tiba, semua murid yang terpilih berangkat lebih awal menuju lokasi perlombaan. Termaksud Ganeeta, Vilas dan Mawar yang terpilih mengikuti lomba. Sebelum mereka berangkat, Vilas dan Ganeeta terlihat sedang berbicara di belakang sekolah.

"Sampai kapan lo nipu kita semua"

"Gue ga nipu kalian, kalian yang nyuruh gue buat lakuin ini"

Vilas merasa ia sedang membuang buang waktunya berbicara dengan Ganeeta, hanya Vilas lah satu satunya orang yang mengetahui kebohongan Ganeeta. Gadis itu bukan berasal dari keluarga yang kaya raya, bahkan seluruh barang mahal yang di gosipkan adalah hadiah dari keluarganya nyatanya hanya bualan belaka. "Lo gila Ganeeta, suatu saat kebohongan lo pasti kebongkar dan satu lagi, jangan ngikutin gue" Ujar Vilas dengan tatapan tak bersahabat.

Ganeeta membuat lengkungan indah di bibirnya, ia tersenyum manis saat Vilas mengakui keberadaanya. "Kebohongan ga bakal kebongkar kalo terus di rahasiain, asal lo ga ngomong ke siapapun, gue aman" Balasnya.

"Apa yang lo lakuin ga bener Gan, gue harap lo cepet ngerti apa yang gue maksud"

◇◍𝓐𝓶𝓮𝓻𝓽𝓪◍◇

Sejak kejadian Anwa yang tidak lolos seleksi lomba, kakak beradik ini sering terlihat berangkat dan pulang sekolah bersama. Anwa sedikit merasa aneh  dengan sikap Mehul padanya, terkadang sikapnya kasar tapi terkadang juga menunjukkan sisi perhatian, meski tidak terlalu mendominasi. Bagi Anwa, Mehul adalah abu-abu, kakaknya bukan kakak yang baik tapi juga bukan kakak yang buruk. Tidak hitam tapi juga tidak putih, kakaknya ini susah di tebak. Itulah sisi Mehul yang jika dilihat dari mata Anwa.

Selain itu, kini Anwa lebih dekat dengan Faswan. Seperti saat ini mereka berdua tengah membolos di rooftop, ini kali pertamanya Anwa membolos tanpa alasan. Entah mengapa, Faswan seakan menjadi rumah untuk Anwa, Faswan menjadi tempatnya mengobati luka. Bukan luka luar yang bisa saja di sembuhkan, tapi luka di hati. Meski tidak akan sembuh seutuhnya, setidaknya Faswan bisa menjadi rumah ternyaman semetara untuk Anwa.

"Lo kan mau buat cerita, sekarang gue mau nanya tentang kepenulisan, ajarin gue sedikit materi kepenulisan yang lo tau" Ucap Faswan, mereka sekarang duduk dengan atap langit pagi yang masih cerah, bahkan masih terlihat bulan yang berada di langit, meski tidak terlalu jelas.

"Sebenarnya aku juga ga tau, kayak aku baca buku banyak dan ide muncul terus terusan di otak aku dan akhirnya BOOM, meledak kayak bigbang. Banyak cerita gila yang ga kesampaian" Balas Anwa dengan antusias, "kalo tentang materi kepenulisan aku ga ada banyak, soalnya aku juga masih belajar, tapi sekarang aku lagi belajar tentang dialog tag sama cara ngumpulin air mata pembaca" Lanjutnya.

AMERTA [END]Where stories live. Discover now