37. | Cara Sembuh

16 2 0
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

"Ketika meminta maaf adalah sebuah obat untuk masalah" -Drisana Ganeeta

37. | Cara Sembuh

Pagi yang cerah, matahari bersinar menerangi planet ke tiga negara Indonesia. Seharusnya suasana hati yang hangat saat pagi hari menyapa, tapi tidak dengan Anwa. Tak seperti anak lain yang menyambut pagi dengan suasana keluarga, Anwa malah mendapat tamparan kasar saat ia ingin berangkat sekolah. Gaska baru saja menampar nya, entah apa alasannya Anwa pun masih belum tahu, pria di depannya ini belum menjelaskan apa apa.

"KAMU YANG NYEBAR RUMOR TENTANG YARA?! DASAR ANAK SIAL" serkahnya.

"Anwa ga ngelakuin apapun, itu bukan Anwa. Papa tau? Kak Luna masih hidup, Yara juga sebentar lagi mau maafin Anwa, papa jangan terlalu merasa bersalah gituh, pliss paa" rengek Anwa. Ia tidak tahan lagi, Gaska terlalu merasa bersalah atas kematian istri sahabatnya itu.

"Papa denger kamu sering bolos?! Kenapa? Udah ngerasa pinter? Ngerasa ga usah belajar lagi? Ngerasa bangga? Bosen kamu! Males?!!"

"Tapi pa-"

"DIAM! SAYA NYESAL PUNYA ANAK PEMBANGKANG SEPERTI KAMU!" serang Gaska tanpa tau perasaan hati Anwa yang semakin tersayat.

"Pa dengerin Anwa dulu-"

"Kamu hanya pembawa sial, semua yang kamu lakukan hanya memperburuk keadaan!!"

Gadis dengan rambut yang tidak lagi panjang itu hanya tersenyum getir, "tenang pa, tunggu bentar lagi, waktu Anwa bakal habis, kalau menurut papa Anwa pembawa sial, Anwa bakal akui itu" ujarnya lalu berjalan melewati Gaska.

"Anwa! Kurang ajar kamu! Papa belum selesai bicara!!"

Kali ini Anwa tidak mau mendengar celotehan apa lagi yang di ucapkan Gaska, ia merasa sakit, karena sekarang seakan ia terlalu kurang ajar meninggalkan orang yang sedang berbicara denganya. Dunia pasti menganggap anak durhaka, tapi selama ini ia diam membiarkan sayatan tajam itu semakin menusuknya hari demi hari.

Anwa merasa sesak, ia merasa lelah, bahkan hanya sekedar untuk bernafas.

◇◍𝓐𝓶𝓮𝓻𝓽𝓪◍◇

Vilas, cowok itu sedang berada di lab pagi pagi. Ia meneliti ujung kertas di buku diary Luna, ia merasa tidak asing dengan aromanya, sebagai ank IPA seharusnya ia bisa tau. Mungkin karena sudah terlalu lama maka aroma itu semakin pudar?

Vilas berdecak kesal, "ga perlu jadi anak IPA gue harusnya tahu apa ini" lirihnya. Ia sering mengendarai motor, tidak mungkin ia tidak pernah mengisi bahan bakar motor bukan?

Bensin

Kenapa ada bensin di buku kakaknya? Sebentar, Anwa menemukan buku kakaknya itu dari gudang belakang? Apa maksud nya ini

AMERTA [END]Where stories live. Discover now