20. | Tempat Pulang

27 3 0
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*

20. | Tempat Pulang

"Ga ada yang bener bener orang dewasa di dunia ini" -Vilas Sebasta

Ceklek

Suara pintu yang di buka itu mengalihkan perhatian Vilas dari layar ponselnya, sedari tadi ada nomor tidak dikenal yang terus menelponya. Bahkan spam pesan yang dikirimkan cukup menganggu Vilas, setelah beberapa cekcok melalui pesan akhirnya ia tau jika nomor itu berasal dari Faswan. Entah dari mana cowok itu mengetahui nomornya. Faswan terus bertanya kemana Vilas membawa pergi Anwa, mereka belum selesai bicara, tapi dengan tega Vilas memblokir nomor Faswan. Membuat cowok bernama lengkap Faswan Badiran itu menyumpah serapahi Vilas di tempat lain.

Anwa datang bersama Bu Dhara dengan pakaian casual yang ia kenalan, sebenarnya pakaian itu baru saja di beli dan itu juga untuk Anwa, apapun bisa Bu Dhara lakukan untuk Anwa. Ia menuntun Anwa duduk di kursi dekat mereka lalu mengobati luka Anwa dengan telaten, jika saja Luna masih ada, mungkin bukan Bu Dhara yang berada di sini tetapi Luna. Mengingat jika Luna bercita-cita ingin menjadi seorang Dokter hebat.

Vilas, cowok berambut acak itu bisa saja mengantarkan Anwa pulang sedari tadi, alasanya hanyalah demi menghindari amarah dari Gaska, meski pada akhirnya nanti itu akan sia sia, bagaimanapun Anwa pasti akan pulang ke rumahnya.

Beberapa panggilan tak terjawab berasal dari ponsel Anwa, Vilas bisa menebak jika itu dari Gaska, Mehul atau bahkan Fadia. Tapi pastinya kebanyakan dari Gaska, apa keluarganya Anwa tidak bisa membiarkan Anwa sendiri untuk saat ini, mungkin saja pihak sekolah telah melaporkan kejadian hari ini ke keluarganya Anwa.

"Jadi, kamu nginep di rumah ibu aja yah?" Tawar Bu Dhara, jujur saja ia khawatir dengan Anwa. Selain Luna bu Dhara juga menyayangi Anwa, sebelum Luna pergi entah mengapa gadis itu menelpon Bu Dhara dan mengatakan padanya untuk menjaga Anwa, apapun yang terjadi Bu Dhara harus berada di sisi Anwa. Karena itu ia berkewajiban menjaga Anwa, meski ia tidak bisa membantu seutuhnya.

Anwa menggeleng, kedatangannya disini sudah cukup merepotkan gurunya ini "Anwa mau pulang aja Bu, lagian Anwa ga mau ngerepotin" Ujarnya menatap lembut gurunya itu.

"Lo punya otak ga sih!!! bisa bisanya lo mau pulang!! gua bawa lo kesini biar lo aman sementara, lo malah nyari masalah!!" Geram Vilas, ia menatap Anwa penuh amarah, entah apa yang di pikirkan gadis ini sekarang.

"Vilas cukup!" Tegas Bu Dhara pada Vilas, ia merangkul pundak Anwa dari samping, "Anwa nginep di rumah Bu Dhara yah, soal keluarga kamu biar ibu yang kasih tau" Mendengar penuturan Bu Dhara sontak Anwa menggeleng kuat.

"Anwa ga papa kok Bu, buktinya sekarang Anwa baik baik aja" Timpalnya dengan senyum yang merekah, bagaimana gadis ini bisa mengatakan baik baik saja jika keadaannya yang terluka.

"Munafik lo!!"

"Vilas!" Tampik Bu Dhara, "kamu jangan bentak Anwa terus, kalo kamu mau, kamu keluar dari sini, biar Anwa sama ibu" Lanjutnya.

AMERTA [END]Where stories live. Discover now