11. | Kembalinya Anwa

56 4 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

11. | Kembalinya Anwa

Setelah empat hari dari awal Anwa di skors, akhirnya di hari Sabtu ia kembali memasuki wilayah sekolah. Seperti biasa ia pergi dengan menaiki bus, kebaikan Mahul kemarin tidak membuat Anwa berpikir jika kakaknya akan berbaik hati mengantarkanya berangkat sekolah, padahal ia belum sembuh secara total. Pagi ini Fadia mengomeli Anwa agar tidak datang ke sekolah, tapi Anwa yang tetap kekeuh ingin berangkat, toh ia sudah memakai seragam dari pagi.

Sekolah yang ia anggap sebagai rumah kedua, ternyata juga menjadi sumber rasa sakit kedua baginya.

"Hey, dia disini"

"Lihatlah, si pencuri kembali ke sekolah"

"Awas hampir saja kau menabrak si pencuri"

"Ternyata dia masih punya keberanian buat dateng ke sekolah"

"Gue pikir dia bakal pindah atau apalah gituh, maklum mau dipasang dimana mukanya nanti"

"Gue jadi kasihan sama Mehul"

"Mehul pasti menderita banget punya adek kelakuanya kayak Anwa"

"Mehul ga pantes punya adek kayak Anwa"

"Bukan gituh, mending Anwa nya yang ga pantes tinggal di keluarganya Mehul"

"Kalo gue jadi Anwa-"

"-eh ga jadi, amit amit dah"

"Woy Anwa, liat di mading, ada hadiah buat lo"

"Bukan Anwa, tapi pencuri" Ujar seseorang dengan gelak tawanya.

Sebenarnya Anwa tidak terlalu menanggapi, tapi ucapan tentang mading itu membuat dirinya ikut penasaran. Memangnya ada apa dengan mading?

Anwa segera berlari menuju mading yang tak jauh dari dirinya berdiri, mading itu di kerumuni banyak siswa dengan berbagai kata kata mencemooh.

Tapi anehnya saat ia datang kerumunan siswa itu langsung terdiam, Anwa hanya berjalan melewati mereka dan sampailah ia di depan mading. Matanya terbelalak lebar, siapa yang menempelkam poster seperti ini?

PENCURI SMA DI BENTALA

"Lo beneran nyuri gelangnya Ganeeta? Gue ga nyangka, padahal gue sempat kasihan sama lo" Ujar Gata murid jurusan sebelah.

"Gue juga, ternyata lo ga pantes di kasihani" Timpal gadis dengan rambut sebahu yang berdiri di samping Anwa.

"Tapi aku ga ngelakuin itu!!" Teriak Anwa, mencoba memebela dirinya.

"Welcome Anwa, gimana suka sama hadiahnya" Anwa menoleh ke arah belakang, ia melihat Yara datang dengan membentangkan tanganya, seakan menyambut kedatangan Anwa.

AMERTA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang