Part 25

82 3 0
                                    


Siang ini begitu macet, rasanya dia ingin meninggalkan mobilnya ditengah jalan namun akalnya masih bekerja dengan baik untuk tidak membuat keributan apalagi dia akan segera sampai di tempat Syafira dirawat. Terakhir ibunya mengabarkan bahwa Syafira dilarikan di RS terdekat dengan apartementnya. Dia yakin saat ini ibunya sangat panik. Berharap semoga supir sang ibu bisa mengkondisikan dengan baik.

"ck, shit, anjir gilak. lama banget sih" memukul kemudinya dengan sebal karena sudah sepuluh menit dia terjebak di arus jalan yang harusnya tinggal belok aja lima menit dan dia sampai astagaa.

Setelah menanti akhirnya lima menit kemudian Reza sampai di rumah sakit tempat Syafira dirawat. Jangan tanyakan bagaimana dia bisa sampai lebih cepat karena dia sungguh ngebut dan membuat banyak pengendara sengsi dengan apa yang dia lakukan.

"Kamar rawat atas nama Syafira Adam" sesampainnya di resepsionis tanpa menunggu waktu lama dia langsung menanyakan keberadaan Syafira dan dia diarahkan kesalah satu ruangan luas yang didalamnya ada sang ibu bersama dengan Syafira.

"Mamaa" meski dia memanggil sang mama, namun tatapan matanya tak lepas dari tempat Syafira berada. Disana dia terlihat begitu pucat dan damai. Astaga sudah letih sekali dia dan melihat kondisi Syafira membuatnya begitu sakit

"Rezaa. Sayaang astagaaa" nyonya Hamid kemudian menghampiri sang putra dan menangis disana. Dia tidak pernah melihat orang yang tiba- tiba pingsan dan kondisi yang dialaminya cukup membuatnyasyok dan takut baru beberapa menit lalu dia mendapatkan kabar mengejutkan dari kondisi Syafira yang membuatnya tambah syok.

"Mama okay?"

"Mama gak tau za"

"Apa yang terjadi ma" melihat mamanya yang juga pucat, membuatnyatak tega dan membawa sang mama menuju ke sofa yang ada di ruangan tersebut.

"Entahlah" saking terkejutnya, dia bingung harus bagaimana menyikapi kondisi yang ada saat ini. Rasanya sedih, kecewa. Entahlah.

"hei mama, look at me. ma" Mendengar respon sang mama membuatnya menjadi lebih khawatir, sungguh dia butuh sang ayah saat ini. "Ma, please"

Syafira yang merasakan suara disekitarnya mencoba membuka matanya, dan hal pertama yang diingatnya adalah kondisinya. Astaga dia tadi sepertinya pingsang. Bayinya? astaga bayinya?

****

"bayiku? astaga bayikuu" Syafira yang menjerit dan terbangun dari tidurnya membuat Reza dan sang ibu menoleh ke arah ranjang pasien dan segera menghampiri Syafira.

"Hey firr, tenangg look at me. Fira"

"bayinya aman, tenanglah Fira" respon dari mamanya membuat Reza menoleh langsung, apakah dia salah dengar?

"what? ma? apa?"

"Bayi, syafira hamil dan kondisinya saat ini aman"

melihat kedua wanita secara bergantian dan mencoba untuk memastikan apa yang dia dengar adalah kebenaran.

"bayi? kamu hamil?"

Syafira yang ditatap dan merasa terintimidasi hanya bisa menundukkan pandangannya

"Firaaa. Fira pleasee"

Syafirapun menegakkan pandangannya dan menjawab pertanyaan Reza "Yes, benar. aku hamil. Dua minggu"

"Is that mine?"

"What??" Pertanyaan itu bukan berasal dari Syafira namun dari wanita yang berada disamping Reza yang juga sama melototnya dengan Syafira. Reza yang menyadari sudah kelepasan bicara hanya bisa menghembuskan nafas dan menarik nafas untuk menyelesaikan sang ibu terlebih dahulu

"Oke, mamaa. Mama denger Reza, Reza akan nyuruh sopir untuk nganter mama dulu pulang karena sepertinya mama sudah sangat kelelahan dan Reza nanti akan jelaskan dirumah. Oke ma"

meskipun dengan perdebatan yang alot, akhirnya sang ibu mau untuk pulang dan tinggalah di Rumah sakit hanya ada reza dan Syafira

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

No More!Where stories live. Discover now