Bab 14

160 4 1
                                    

Pagipun menjelang, dan Syafira yang saat ini bangun lebih dahulu hanya bisa menggeram lelah.

"Ini orang tidur udah kek mati aja, gak ada pergerakan" melirik orang disampingnya yang masih dalam keadaan baju lengkap yang membungkusnya. huh, sehari mengurusi banyak orang sinting dihidupnya sungguh membuatnya lelah. Mereka semalam tidak melakukan apapun, tentu terbukti dari pakaian sang pria yang masih utuh dan sang wanita yang bete sepanjang pagi itu. Rasanya dia seperti dimanfaarkan saja. Menyebalkan.

"Bas, bangun lu. Pulang sono lu. ck, bassss" "hmm" "Astagaa, banguuun gilaakk lo harus gantiin biaya laundry spray gue tunai, bekas baju lo yang kotor niiiiihhh" "bass" "basssss, ck"

Mungkin suaranya yang menggelegar ini seperti nyanyuan dipagi hari oleh Abbas sehingga dia hanya menanggapinya dengan menggeram. Lelah mengurus orang disampingnya, diapun bangkit menuju dapur untuk membuat sarapan. Dia sangat lapar, bodo amat dengan Abbas dia harus mengganti biaya laundry secara kontan, nanti akan dia tagih.

Selang beberapa menit dari perginya sang empunya kamar, Abbas memutuskan membuka matanya. Dia tahu saat ini dia sedang tidak dikamarnya, karena tentu saja aroma feminim yang pernah dia rasakan beberapa minggu lalu membuatnya tahu dimana dia pagi ini. Sepertinya malam tadi dia sangat merepotkan Syafira, dia bukanlah orang dengan toleransi alkohol yang sedikit, malah dia memiliki toleransi dengan alkohol cukup tinggi. Namun, entah bagaimana kendalinya semalam menghilang. Akhirnya dia memutuskan untuk bangkit dari kasur dan keluar kamar untuk mencari Syafira.

Syafira yang mendengar suara pintu dibukapun sontak menoleh ke arah kamarnya dan tentu saja menemukan orang yang membuatnya merasa keki semalaman hingga pagi ini. 

"Hai" Sapaan dari tamu yang menyebalkan.

"Gak ada sarapan buat lo ya." Mengucapkan hal tersebut sambil menatap tajam lawan bicaranya. Abbas yang ditatap pun terkekeh, bagaimana bisa ekspresi kesal Syafira sangat menggemaskan. "oke" begitu saja dia melewati Syafira untuk mengambil minum dari kulkas. Dia butuh makanan hangat dan pereda pusing di kepalanya. Namun, untuk saat ini minum air saja sepertinya cukup.

Syafira yang dikatawai Abbas hanya bisa berdecak, bagian mananya dari omongannya yang membuat abbas tertawa, rasanya dia tidak membuat lelucon. "Bas, gue peringatin yaaa. Lo keluar dari sini harus ada pajak laundry, baju lo yang dari kemarin itu udah mengotori sepray gue. Gak mau rugi gue" "Iya firaaa. but please boleh gak gue minta buatin mie rebus aja? rasanya gak enak banget perut gue" 

"ck, lo kira gue warmindo apa" meski menggerutu, Syafira tetap membuka bungkus mie rebus dan memasaknya meski dengan mengomel. 

Abbas yang mendapatkan omelan tersebut hanya bisa memejamkan mata dan bersandar di kursi makan Syafira sambil menunggu makanannya siap. 

*****

Mie yang diminta Abbas dengan pengorbanan mendengarkan omelan Syafira dan avocado toast Syafira sudah siap dihidangkan dan merekapun makan dengan tenang. 

"Semalem Erika nelpon elo, bikin gue gak jadi nerkam lo deh" 

"uhuk, uhuk uhuk"

"ck, Bas apaan sih, gitu aja kesedak, nih minum dulu" Abbaspun menerima air yang diberikan oleh Syafira. Apa sebenarnya yang mereka lakukan semalam.

"Fir, tolong besok lagi kalau mau ngomong lihat situasi. Bisa mati kesedak gue"

"Alay lu bas, ya lo gak inget ya semalem apa yang terjadi? ck, dosa lo bas. Merasa terzolimi banget gue, lu slebet bibir gue tapi lo gak ingat"

"hay, kamu mau mens ya?" Karena sedari tadi orang didepannya sangat moody

"ck, emang lo kira gue marah- marah cuma karena mau mens. Dasar cowok"

Abbas yang mendengar gerutuan itu hanya bisa geleng- geleng kepala.

Beberapa menit kemudian, merekapun menghabiskan makanan mereka masing- masing dan setelah Abbas mengganti biaya laundrynya yang setelah di cek Syafira bisa menggantikan biaya laundrynya dua bulan, Syafira hanya bisa tersenyum dan kembali menjadi diri yang positif.

"ehm oke kalo gitu gue anterin lo deh, sampe depan pintu, takut lo nyungsep bas"

"ck" Abbaspun berjalan mendahului Syafira dan sampai depan pintu Syafira menahan kemeja Abbas dan membuat Abbas menoleh kearahnya

"Oke bas, hati hati ya. hehe" Abbas juga merasa ngeri melihat Syafira yang tiba- tiba berubah menjadi lebih ramah. "ehm, oke. aku pulang" Syafirapun mengangguk antusias dan melambaikan tangan menuju arah Abbas berjalan. Namun, baru beberapa langkah Abbas berjalan, ada sosok Reza yang baru disadari Syafira sedang berjalan kearahnya dan menatapnya tajam.

######

oke baiklah, ada yang memiliki mood swing disini?

No More!Where stories live. Discover now