Part 19

85 3 0
                                    

Sampailah dia di restoran milik salah satu peserta arisan mama Karina. Ya, tak diragukan memang restoran ini cukup terkenal  namun Syafira tak begitu suka eksplorasi makanan di restoran mewah seperti ini. Dia lebih menyukai eksplorasi makanan jalanan yang menurutnya lebih beragam rasa dan pengalaman.

"Padahal mama udah minta mereka ngadain di tempat kamu aja. Biar gak repot. Emalah mereka maunya disini, kan mama jadi repot nenteng banyak barang"

Meringis mendengar pernyataan orang disampingnya. Sebenarnya secara harfiah yang menenteng semua barangnya adalah supirnya.

"Kalo acaranya di restoran, apa gakpapa bawa makanan dari restoran lain?" Itulah yang semenjak tadi membuatnya bertanya- tanya.

Nyonya Kirana yang mendapatkan pertanyaan itu berhenti sejenak dan membuat safira kaget.

"Denger ya fir. Mereka tu maunya tiap orang yang dateng bawa tentenyan. Salah siapa ngadain disini. Orang udah tau mama sukanya bawa makanan dari kamu. Malah mereka pilih ngadain acara di restoran ini. Kamu tau gak? Dia sebenarnya mau jodohin Reza sama anak yang punya restoran ini. Tapi mama tau orangnya kayak gimana. Ih, mana mau mama. Makanya itu mama ngajak kamu. Udah ayo, ini kayaknya acaranya udah mulai"

Syafira hanya bisa berpasrah dan menghembuskan nafas, kenapa juga orang-orang sangat menyukai berinteraksi dengan orang yang tidak disukainya.

******

Oke memang benar seperti prediksi Syafira disana dia akan dijadikan tameng oleh ibunda Reza. Dipamerkan kesana kemari sebagai anak. Saat ditanya apakah ini calon dari sang putra mahkota, sang nyonya besar hanya bisa mesan mesem dan saat Syafira ingin membantah yang ada dia kena cubit. Astagaa, setelah ini dia harus mencari obat untuk mengurangi memarnya.

Untung saja dia bisa keluar dari acara itu dan saat ini dia sudah di plataran parkiran untuk pulang. Namun saat dia sudah menemukan mobilnya, orang yang parkir disampingnya keluar dan menampakkan sosok familiar yang beberapa hari ini sedang ngambek dan orang yang sama dg anak nyonya karina.

Sebelum masuk ke mobilnya, dia melihat orang tersebut dengan intens dan dia yakin bahwa orang tersebut sudah berada di mobil kemungkina cukup lama dan tidak memutuskan untuk segera keluar. Namun, Reza hanya melewatinya saja tidak menyapa atau menegurnya sama sekali, padahal dia yakin bahwa Reza sudah melihatnya.

Syafira hanya bisa mengedikkan bahu acuh dan masuk kedalam mobil kemudian mengendarainya menuju ke restoran.

****
"Bu bos itu Nyonya Thalia Ardiansyah udah nungguin lo. Udah gue arahin ke tempat lo"

"Thanks mit. Gue langsung ke sana ya"

Sebenarnya dia juga ada janji dengan dokter setelah pertemuan ini dan dia berharap nyonya ardiansyah ibu dari Abbas ini segera menyelesaikan pesanannya dan tidak banyak request karena jujur saja kepalanya sudah begitu pusing. Sepertinya, dia nanti akan minta mitha untuk mengantarnya.

"Halo, selamat siang Tante"

Thalia yang melihat kedatangan dari Syafira sontak berdiri dan menyambutnya dengan senyum yang menawan.

"Haloo sweetheart. Kabar baik kan?"
"So far so good apalagi lihat tante disini"
"Hahaha bisa aja kamu"

Basa- basi singkat yang memang dibuat singkat oleh Syafira agar segera selesai semuanya. Karena sepertinya dia sudah tidak kuat menahan sakit dikepalanya.

"Tante lihat sepertinya kamu pucet fir. Udah minum obat?"
"Ha? Oh enggak tante. Biasa, kecapean, hehe"
"Hah, iya emang anak zaman sekarang kalo kerja pada suka ugal-ugalan gak mikirin kesehatan. Jangan lupa setelah ini kamu istirahat ya fir"

Ya sebenarnya tak perlu diucapkan Syafira juga tahu, namun dia menunggu dengan sabar agar sang nyonya menyelesaikan nasehatnya. Sebenarnya suara sang nyonya sudah samar dia dengar. Namun, dia mencoba tetap fokus menimpali dengan ya atau oo

"Tante nanti pulangnya bagaimana?"

Dan dia masih mencoba mendengar dg jelas apa yang disampaikan oleh sang nyonya Ardiansyah dengan cara membaca gerak bibirnya, namun sepertinya dia sudah benar-benar gak kuat, dia merasa tempat duduknya semakin basah. Apakah dia juga mens, sepertinya dia harus segera ke kamar mandi.

Syafira pun berdiri yang membuat Thalia heran karena Syafira mendadak berdiri dan Syafira mencoba tersenyum kepada Thalia

"Maaf, saya mau-" Dan itulah kata yang bisa dia keluarkan sebelum akhirnya semua gelap. Namun sebelum matanya terpejam samar dia melihat Thalia berlari kearahnya dan ada sosok laki-laki masuk ke ruangannya.

#####

Lanjut?

No More!Where stories live. Discover now