Part 21

66 2 0
                                    


Syafira sadar setelah beberapa menit berlalu, orang pertama yang ia lihat adalah Ibu Abbas yang saat ini sedang duduk disampingnya, menggenggam tangannya erat dan nyonya Thalia yang menyadari Syafira telah sadar pun tersenyum lembut mencoba menenangkan lewat senyum tersebut.

"Apakah kamu baik- baik saja nak?"

"aw" Karena merasa tidak nyaman, akhirnya dia mencoba untuk duduk, namun rasanya perutnya masih keram. ah keram, ya dia pingsan karena mensnya

"sudah, kamu tiduran saja dulu, tadi dokter minta untuk kamu istirahat saja dulu untuk beberapa saat. Kandunganmu masih lemah dan dokter memintamu untuk istirahat"

Syafira yang bangun dari pingsannya mendapatkan fakta tersebut sontak kaget dan terkejut. Abbas yang melihat kondisi tersebut sontak menghampiri sang ibu dan Syafira mencoba untuk menenangkan Syafira yang dia rasa pasti terkejut dengan kondisi yang ada.

"ah, ma papa bilang sudah dibawah dan mama diminta untuk segera pulang. Nanti Abbas pulang setelah asisten Syafira ke sini"

"oh, sudah sampai. cepat sekali. Baiklah kalo gitu, tante pulang dulu yaFira, apapun yang terjadi kamu masih punya banyak orang baik yang akan menemanimu selama masa kandunganmu. Tante juga siap untuk menjaga bila dibutuhkan. Dah sayang" 

Thalia meninggalkan Syafira dengan mengecup keningnya. Meski masih linglung dengan keadaan yang ada, namun dia tahubahwa apa yang dialaminya ini nyata dan mendengar kata- kata dari nyonya thalia dia merasa terharu karena dia bisa merasakan ketulusan yang disampaikan oleh sang ibunda dari orang yang berdiri disamping ranjangnya dengan raut yang aneh.

"is that mine fir?"

"hah? apa?"

"baby, in your belly"

sepertinya bukan hanya dia saja yang shok disini, namun Abbas juga sepertinya merasakan guncangan yang sama. Karena mungkin dia juga turut andil atau malah Syafira sendiri yang menyeret Abbas di masa kebimbangannya.

"wait, bas. you should calm oke"

"Gak bisa dong Fir, kalo emang dia itu ada karena hasil hubungan waktu itu, otomatis dia juga punya gue. Tapi, kayak yang lo omongin waktu itu kalo anak itu tetep anak lo dan gue gak ada tanggungan apa- apa untuk anak itu oke"

"whaat-" 

bukk bukk

belum selesai Syafira mememuntahkan rasa sakit hatinya akibat perkataan dari Abbas, dari arah luar sudah ada sosok paruh baya yang masih tampak bugar dan tenaganya masih begitu kuat memukul abbas dengan tangannya. Pukulan itu disusul dengan tangisan dari sang nyonya yang mencoba melerai kondisi yang ada. Meski sempat terkejut, tapi disini dia tahu, bahwa dia harus memanggil petugas untuk menyingkirkan keributan yang terjadi akibat mulut makhluk brengsek bernama abbas.

Meski dia tahu bahwa apa yang disampaikan Abbas adalah suatu kebenaran, namun harusnya abbas juga memahami kapan dan bagaimana cara menyampaikan kata- katanya dengan bijak. Setidaknya rasa sakit hatinya terbayarkan dengan pukulan tersebut.

#####

terimakasih untuk vote, comment dan dukungan lainnya. 

jangan lupa baca bab 20 di KK ya gaes, lup


No More!Where stories live. Discover now