31-MIMPI BURUK

319 63 72
                                    

TERIMAKASIH SUDAH MENGKLIK PART INI.

DIHARAPKAN FOLLOW AKUNKU SEBELUM BACA

TABURI BINTANGNYA⭐ SATU VOTE DARI KAMU SANGAT BERARTI BUAT PENULIS.

HAPPY READING🍒

__________

"Masa lalu memang telah berlalu, namun sejarahnya tidak akan berlalu begitu saja. Akan selalu ada celah supaya masa itu tetap dingat."
___________

"KALI INI APA MASALAH KALIAN?!"

Rivan dan Liam hanya terdiam menatap datar ke arah Bu Genta yang akan mulai menginterogasi mereka.

Bu Genta menggeram melihat keduanya yang lagi-lagi terdiam seperti biasanya. Ia menghembuskan napasnya gusar.

"Apa kalian mau pihak sekolah memanggil orang tua kalian?!"

Keduanya lagi-lagi hanya diam.

"Punya mulut itu dipake, jawab ibu!" Keduanya masih juga tak bergeming.

"Oke. Saya akan bicara halus." Bu Genta berdehem. "Kenapa kalian berkelahi?"

Tidak ada jawaban.

"Saya tanya kenapa kalian berkelahi?!"

"Bacot ibu udah siap? Gue malas lama-lama disini," ucap Rivan datar tanpa rasa takut sedikit pun.

Bu Genta langsung menatapnya tajam. "Kamu!"

"Gue duluan," ucap Rivan lalu beranjak dari kursinya. Namun sebelum itu ia melirik Liam sebatas bahunya. "Urusan kita belum selesai."

Liam menyeringai. "Lebih tepatnya lo yang masih punya urusan sama gue."

Rivan menggeram, namun sebisa mungkin ia menahan tangannya agar tidak memukul Liam di tempat ini, karna guru sialan itu sedang ada di depan mereka.

Ia tak membalas ucapan Liam dan berlalu dari sana. Sampai di depan pintu BK, Rivan tertegun melihat Liona yang telah berdiri di sana.

•••🍂•••

"Kenapa bisa berantem?"

"Sshh, pelan-pelan Yang," ringis Rivan. Saat ini keduanya sedang berada di UKS. Liona mengobati luka-luka di wajah Rivan namun disertai dengan ringisan-ringisan kecil Rivan karna Liona yang sengaja menekan-nekan lukanya.

"Biarin. Kamu ada masalah apa lagi sama Liam?"

"Gak ada," jawab Rivan berbohong.

"Kalo gak ada kenapa bisa berantem?" kesal Liona.

"Bukan apa-apa, Yang."

Liona berdecih. "Terserah!" Dan dengan sengaja kembali menekan kuat  luka di sudut bibir Rivan.

"Assh, sakit Yang, ini ikhlas gak sih, ngobatinnya?"

"Kalo gak ikhlas, kenapa?"

Rivan terkekeh. "Jangan galak-galak dong, gak cocok sama wajah kamu."

RIVANDO Where stories live. Discover now