7

2.2K 128 3
                                    

Sebelumnya: Namun bukannya menyingkir seperti permintaan Leana , Viano malah membuka jubahnya hingga memperlihatkan dada bidang dan perut kotak kotaknya membuat Leana meneguk ludahnya.

"Lebih bagus kan?." Tanya Viano sembari mengangkat tangan Leana agar menyentuh perutnya.

Leana yang mendengar perkataan Viano menyetujui dalam hati sebelum tersentak kala tangannya menyentuh roti sobek Viano yang terasa kencang dan keras.

"Jadi daripada mengagumi tubuh pria lain mending kamu mengagumi tubuh suami kamu ini."ucap Viano sembari menarik leana kedalam pelukannya.

Deg deg deg

****
Leana  baru saja meletakkan dokumen ke meja Viano saat lelaki itu tiba-tiba menariknya dari belakang dan mendudukkan dirinya di pangkuan lelaki itu.

"Ya ampun, ngagetin aja sih!." Ucap Leana sembari menepuk dada Viano pelan.

"Maaf." Bisik Viano tepat di telinga Leana hingga Aleana bisa merasakan nafas hangat beraroma min milik Viano yang menyentuh telinga dan sisi lehernya.

"Hmm."dehem Leana yang hendak turun dari pangkuan Viano namun di tahan oleh rengkuhan kuat tangan Viano yang melingkari perutnya.

"Ini di kantor Vian , kamu kan harus kerja." Ucap Leana sembari mengusap rahang tegas Viano membuat Viano memejamkan mata menikmati sentuhannya.

"Begini juga bisa kerja kok." Ucap Viano sembari membuka mata begitu Leana menghentikan usapannya.

"Tapikan tetep aja , nanti kalo ada yang masuk gimana?." Ucap Leana mencari alasan agar bisa melepaskan diri dari posisi yang membuat jantungnya berkerja lebih cepat.

"Biarin." Ucap Viano singkat sembari membuka dokumen berniat mengerjakan pekerjaannya sembari memangku Leana.

"Ya tapikan aku malu!." Ucap Leana.

Viano meletakkan dokumen di tangannya dan menghela nafas sebelum menjawab ucapan Leana.

"Mereka pasti ketuk pintu dulu , jadi nanti bisa pindah sebelum mereka masuk."ucap Viano mencoba menenangkan Leana di samping ketidak pedulian dirinya terhadap pandangan orang lain bila ada yang melihat posisi mereka, toh pegawai kantor juga tahu mereka suami istri kecuali pegawai baru.

'duh habis alesan gue!.

Melihat Leana yang terdiam, Viano mengusap pipinya sekilas sebelum mulai mengerjakan yang perlu di kerjakannya.

****

Setelah menghabiskan waktu berjam-jam, Viano selesai mengerjakan pekerjaannya.

Begitu dia menatap Leana ternyata wanita itu telah tertidur pulas, tak ingin Leana mengalami pegal begitu terbangun dari tidur , Viano menggendong Leana lalu menidurkan wanita itu ke kamar yang ada di ruangan itu.

****

Matahari sudah hampir tenggelam saat Leana membuka kelopak matanya.

Leana tersentak saat menoleh ke samping dan mendapati Viano tidur menghadap dirinya dengan bertelanjang dada.

'sentuh nggak ya? Mumpung orangnya nggak sadar bisa nyentuh lebih lama tanpa malu nggak kaya waktu itu.'

Perlahan Leana mengulurkan tangan lentiknya dan mengusap roti sobek Viano dengan lembut , namun langsung menarik kembali tangannya dan berpura-pura tidur begitu mendengar Viano mendesis.

Viano yang telah terbangun dari tidur pura-pura menatap Leana dengan senyum geli sebelum menangkup wajahnya dan mengecup  kedua pipinya.

"Ihhhh." Geli Leana sembari mendorong wajah Viano.

"Kenapa? Nggak suka?."tanya Viano sembari memegang tangan Leana yang telah mendorong wajahnya.

"Bukan gitu! Nggak biasa aja dicium kaya anak kecil gitu! Mana bau jigong lagi!."ucap Leana di sertai dusta , sebab dirinya tidak menemukan adanya aroma jigong di pipinya melainkan aroma min yang menyegarkan. 'pake parfum mulut apa ya , seger banget!.' batin nya sembari mengusap pipinya sendiri dengan tangan yang tidak di pegang Viano.

"Oh gitu? Yaudah kalo gitu, feel the kiss of the adult version of me..."ucap Viano sebelum menarik tengkuk Leana membuat Leana menyesali bualannya yang berniat menutupi ke kegugupan namun malah mendapatkan serangan yang lebih parah.

****

Viano dan Leana baru selesai makan malam saat Viano tiba-tiba berseru.

"Sayang! Malam ini kan acara ulangtahun ayah kamu, kita keluar yuk beli kado."ucap Viano membuat Leana termenung.

"Yang?."panggil Viano sembari mengguncang bahu Leana pelan.

"Jam berapa ?." Tanya Leana.

"Masih jam 10 nanti sih."jawab Viano.

Mendengar ucapan Viano, Leana berfikir sejenak.

'duh kurang 3 jam lagi!.'

Leana menyandarkan kepalanya ke bahu Viano dan membuat bentuk abstrak di dadanya.

"Mmm , sayang."panggilnya sembari tersenyum manis yang membuat Viano tertegun.

"Ehem , i-iya kenapa?."jawab Viano sembari memegang tangan Leana yang berada di dadanya, merasakan jantungnya berpacu cepat.

"Kamu bisa nggak beliin aku alat lukis terus pewarnanya yang mudah kering tapi bagus."ucap Leana sembari menatap Viano dengan puppy eyes andalannya.

"Of course, baby."ucap Viano sembari mengusap kepala Leana lembut dengan tatapan penuh cinta dan kasih sayang.

"Thank you so much." Ucap Leana sembari memeluk tubuh tegap Viano.

"Everything for you , my girl."ucap Viano sembari membalas pelukan Leana erat.

*****

Leana masuk ke dalam studios lukis yang berada di mansion dan duduk di depan kanvas lukis sembari memangku blublu.

"Blu , tunjukin adegan paling membekas di otak papanya Aleana." Ucap Leana sembari mengelus bulu halus blublu.

'baik.'  jawab Blublu sebelum mata birunya bersinar terang ke arah kanvas dan menampilkan sebuah gambar di kanvas itu selama beberapa menit sebelum menghilang bersamaan dengan sinar di mata Blublu. 

'mama?!.'

****

"Kalo kamu berhasil menggoda pria itu , aku akan memberikan bonus lebih." Ucap Kevan kepada orang di seberang lewat sambungan telepon sembari duduk di kursi yang terdapat di balkon kamarnya.

"Masih aja ya Lo gangguin hubungan orang." Ucap Kevin dari balkon kamarnya yang berada di samping balkon Kevan.

"Diam!." Ucap Kevan sembari menatap Kevin tajam.

"Bahkan setelah buat gue sama dia usai Lo tetep nggak bisa dapetin dia."ucap Kevin sembari tertawa getir.

" dari awal dia sudah di jodohkan dengan Viano jadi meskipun saya tidak melakukan itu kalian tetap akan berpisah!."ucap Kevan  tajam sebelum masuk ke dalam kamar dengan membanting pintu.

"Seenggaknya dia bisa batalin pertunangan itu kalo Lo nggak hancurin kepercayaan dia sama gue."desis Kevin dengan tangan terkepal erat sembari menyorot tajam kamar Viano yang telah tertutup.

Aleana Second lifeWhere stories live. Discover now