6

2.4K 137 0
                                    


Begitu dokter perempuan yang selesai mengobati leana pergi , Viano segera mengangkat kaki Leana ke pahanya membuat Leana tersentak.

"Eh?." Kagetnya yang hendak menurunkan kakinya namun di tahan oleh Viano.

Matanya menatap kaki Leana yang memerah namun telah di berikan obat yang berupa semprotan yang memberikan rasa dingin dan mencegah pelepuhan dengan mata sendu.

"Maaf ya.. coba aja kemaren aku tetep pindahin dia pasti kejadiannya nggak akan kayak gini..." Ucap Viano penuh sesal.

"Udah gapapa." Ucap Aleana menenangkan sembari mengusap bahu Viano.

"Tapikan pasti sakit , sampe merah gini.." ucap Viano dengan mata sedikit berkaca , dia paling tidak suka melihat Leana terluka terlebih itu karena orangnya sendiri , lihat saja dia pasti akan memberikan wanita itu pelajaran karena telah membuat Leana terluka!

"Gapapa , sayang, lagian udah di kasih obat juga sama di kasih salep buat sebelum tidur biar merahnya cepat ilang , ini gapapa kok nanti juga sembuh." Ucap Aleana memberi pengertian.

****

"Dasar cewek sia*an! Awas aja ya gue bakal bikin perhitungan sama Lo!." Ucap Bella yang sedang duduk di kafe setelah keluar dari perusahaan Viano.

Prang

"Aww." Ringisnya kala pelayan yang mengantarkan pesanannya tidak sengaja menjatuhkan gelas ke bawah Bella hingga air serta pecahan kaca gelas itu mengenai kakinya.

"LO GILA YA?!." Pekiknya marah sembari berdiri dan mendorong pelayan itu sampai termundur kebelakang.

"Maaf saya tidak sengaja." Ucap pelayan itu sembari menunduk.

"Dasar bod*h! Mana manager Lo?!" Ucap Bella dengan wajah memerah menahan sakit dan marah.

"Maaf ada apa?." Tanya seorang pria tampan bermata biru yang merupakan manager di cafe itu sembari menghampiri Bella yang tengah memarahi bawahannya.

Bella yang hendak mengeluarkan unek-uneknya terdiam Melihat wajah tampan pria itu yang menggetarkan hatinya.

Bella berdehem sebelum menjawab pertanyaan pria itu.

"Ah nggak papa ini tadi sepertinya tidak sengaja." Ucapnya dengan nada pengertian sembari menatap pelayan wanita yang masih menunduk itu.

Kevin yang merupakan manager di cafe itu menatap pecahan kaca dan kaki Bella yang terluka.

"Maaf atas kelalaian staf kami , saya yang akan menanggung biaya pengobatan anda." Ucap Kevin sembari menyuruh pelayan itu pergi dengan kode.

Bella tersenyum mendengar itu dan matanya berkilat licik.

"Shh jika begitu apakah Anda bisa mengantar saya kerumah sakit? Kaki saya rasanya sangat sakit..." Lirihnya dengan nada melas mencoba menarik perhatian.

"Maaf , saya akan menyuruh asisten saya untuk mengantarkan anda."

****

"Halo tuan , saya sudah melakukan apa yang anda perintahkan."

"Bagus! , bonusnya sudah saya kirim."

"Baik tuan , terimakasih."

****

Langit telah berubah gelap saat Aleana berbaring di tempat tidur dengan kaki di atas pangkuan Viano.

Dia menatap Viano yang mengoleskan salep ke kakinya dengan senyum tipis.

"Makasih ya." Ucapnya.

"Ini nggak gratis."ucap Viano sembari menyeringai nakal membuat leana was was.

Setelah selesai mengoleskan salep ke kaki Aleana,Viano duduk bersandar di kepala ranjang dan mengelus bibir Aleana lembut.

"Give me a long Kiss...." Bisiknya dengan suara serak di dekat telinga
Leana membuat Leana merasakan merinding di sekujur tubuhnya.

****

Leana sedang menonton Drakor di laptopnya saat Viano yang baru saja selesai mandi dan hanya mengunakan jubah mandi duduk di sampingnya.

Merasakan pergerakan di sampingnya ,
Leana menoleh dan mendapati Viano duduk di sampingnya dengan dada bidang yang terlihat jelas.

"Mau sentuh?." Goda Viano sembari memegang tangan leana.

"Apaaan sih! Nggak!." Ucap Leana sebelum memekik melihat aktor Korea di drama yang di tontonnya Shirtless.

Viano yang melihat itu langsung menutup laptop leana dengan kencang lalu mengukung Aleana di bawah tubuhnya.

"K-kamu ngapain sih? Minggir nggak?!."ucap leana menahan gugup.

Namun bukannya menyingkir seperti permintaan Leana , Viano malah membuka jubahnya hingga memperlihatkan dada bidang dan perut kotak kotaknya membuat Leana meneguk ludahnya.

"Lebih bagus kan?." Tanya Viano sembari mengangkat tangan Leana agar menyentuh perutnya.

Leana yang mendengar perkataan Viano menyetujui dalam hati sebelum tersentak kala tangannya menyentuh roti sobek Viano yang terasa kencang dan keras.

"Jadi daripada mengagumi tubuh pria lain mending kamu mengagumi tubuh suami kamu ini."ucap Viano sembari menarik leana kedalam pelukannya.

Deg deg deg

Aleana Second lifeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt