3

2.4K 144 0
                                    

Matahari telah berganti tugas dengan bulan.

Aleana terdiam di balkon kamar sembari menatap langit malam yang terlihat terang dengan sinar bulan yang memancar sempurna, di percantik dengan adanya bintang bintang.

Ingatannya kembali ke kehidupannya dahulu, dimana dia memiliki kedua orang tua yang begitu memanjakannya dan mendidiknya menjadi wanita tangguh dan cerdik dengan cara mereka.

Dia juga teringat bahwa tidak ada satupun pria yang mendapatkan restu dari kedua orangtuanya kecuali kekasihnya yang telah meninggal dunia di kehidupannya dulu, kematian pria itu membuat dunianya runtuh, tubuhnya pun seakan tak menerima kenyataan itu sehingga dia jatuh pingsan setelah mendengar kabar menyakitkan itu.

Dan setelah terbangun, dia justru sudah menjadi istri orang di dunia lain, yang kata blublu dunia itu adalah dunia novel meskipun feeling-nya tidak mengatakan hal yang serupa.

Sebenarnya dia berniat menerima pernikahan ini setelah melihat betapa sayangnya Viano kepada Aleana, namun niat itu sempat goyah setelah melihat Kevan yang wajahnya sangat mirip dengan kekasihnya yang telah meninggal, hanya warna matanya saja yang berbeda, jika mata Kevan berwarna hijau zamrud maka kekasihnya dahulu -Kevin- bermata biru laut.

Namun melihat Viano yang sampai sakit seperti itu, hati nuraninya tersentil, bagaimana pun juga dia bisa hidup di dunia ini karena ada tubuh Aleana ini, tubuh istri Viano, maka dari itu sudah seharusnya dia mengantikan bahkan memperbaiki tugas Aleana.

Meskipun egonya berteriak tidak rela bila hanya menjadi pengganti tapi entah mengapa hati kecilnya berkata lain, seolah olah ini memang tempatnya dan dia bukanlah pengganti.

Aleana mengalihkan pikirannya ke hal lain, dan dia menyimpulkan sesuatu setelah memikirkannya beberapa saat.

Dari yang dia dengar kemarin Kevan mengatakan bahwa saat masih kanak-kanak Aleana mengatakan mencintainya dan akan menunggunya,

Dan kesimpulan yang dia dapat, sepertinya Kevan menganggap serius ucapan Aleana kecil dan mengartikannya dengan berlebihan.

Dan sepertinya saat ini dia juga masih mencintai Aleana yang telah menjadi istri dari adiknya/ telah menjadi adik iparnya.

'apa jangan jangan dulu Aleana nggak pernah mau Dateng ke acara keluarga karena ini? Karena  Kevan?.'batin Aleana bertanya tanya.

"SAYANG!." Mendengar teriakkan kalut Viano, Aleana segera masuk ke dalam kamar dan terkejut mendapati Viano terduduk di lantai dengan muka memerah dan bercucuran keringat serta nafas yang memberat.

"Kamu kenapa?." Tanya Aleana khawatir sembari berjongkok di samping Viano yang langsung memeluknya erat.

"A-aku t-takut, t-tadi aku cari kemana mana nggak ada."ucap Viano dengan suara bergetar dan terbata-bata, dia memeluk Aleana semakin erat membuat Aleana sedikit sesak, namun Aleana hanya mengusap lembut punggung bergetar Viano tanpa melakukan protes.

"Jangan pergi." Gumam Viano terus menerus.

"Sst, tenang, oke? Aku disini, aku nggak akan kemana mana."ucap Aleana menenangkan Viano.

Viano berhenti bergumam namun tidak menjauhkan wajahnya dari leher Aleana, dia menghirup aroma Aleana dengan rakus seolah menemukan oasis di Padang pasir membuat Aleana kegelian.

"Kita pindah ke kasur ya? Kamu masih anget nggak bagus di lantai dingin gini."bujuk Aleana.

lalu tanpa melepaskan pelukannya mereka berdiri dan berjalan dengan Aleana yang mundur dan Viano yang maju lalu setelahnya mereka duduk di pinggir ranjang.

"Lepas dulu, kamu tiduran dulu nanti aku peluk lagi."ucap Aleana yang langsung Viano turuti tanpa banyak kata.

Setelah berbaring Viano langsung menarik Aleana kedalam pelukan eratnya.

"Sesek woy!." Protesnya saat Viano memeluknya terlalu erat membuat Viano mengendurkan pelukannya sedikit.

Aleana Second lifeWhere stories live. Discover now