20

151 4 0
                                    

Aksi kejar-kejaran pun terjadi seperti di drama 'action'. Erik mencoba mendekati ke arah mobil yang membawa Kinar dan Bayu.

"An-jjing, ternyata bocah itu tidak menyerah," kata Bayu dengan penuh emosi, sembari melihat spion mobilnya.

Kinar menoleh dan melihat dari kaca belakang kendaraan beroda empat tersebut.

"Erik," gumam Kinar.

Langit semakin terang menunjukan akan datangnya pagi. Tapi, masih jarang lalu lalang kendaraan yang melintasi jalan tersebut. Merasa keadaan sepi, Bayu menambah kecepatan kendaraan yang di tumpanginya.

"Si*lan!" gerutu Bayu. "Tidak semudah itu untuk mengalahkanku, Bocah!" imbuhnya.

Bayu tersenyum jahat saat melihat truk di depannya. Sedangkan Erik masih mengikuti dari belakang. Bayu menambah lagi kecepatan mobilnya. Kinar masih panik mengawasi Erik yang mengekor di mobil Bayu.

"M*tilah kau, Bocah!"

Bayu kemudian membanting setirnya ke sisi jalan. Sedangkan Erik tidak mengetahui akan hal itu. Pemuda itu kaget lantaran Bayu tiba-tiba melakukan manuver ke sisi jalan. Erik melihat truk kini berada tepat di depannya. Dia mencoba menghindar, tapi, karena terlalu cepat dan dekat, Erik membelokan motornya, tapi naas, bagian belakang motornya tidak bisa mengindari truk tersebut, akhirnya benturan pun tidak dapat dihindari.

"ERIK!"

Kinar berteriak dari dalam mobil dengan histeris. Dia melihat Erik dan motor terpental serta berguling-guling di jalan.

"Hentikan mobilnya!" bentak Kinar kepada Bayu.

Lelaki itu hanya tertawa mendengar suara Kinar.

"BAYU! BERHENTI!"

"DIAM!" Bayu balik membentak Kinar.

Kinar membeku. Adegan Erik terpental dan motornya bergulung di jalan pun memenuhi pikirannya. Pandangannya kemudian lurus ke depan. Bayangan Erik saat-saat bahagia terulang dalam pengelihatan Kinar.

"Kan aku sudah bilang, Sayang, ucapkanlah kata terakhir untuk bocah tengik itu. Apa kamu lupa?" kata Bayu sambil tertawa sekeras-kerasnya. Kecepatan mobilnya pun tidak dikurangi karena melihat kondisi jalan yang masih sepi.

Karena terlalu senang, Bayu terbahak sehingga tidak mengamati bahwa di depan ada mobil yang ingin menyebrang. Setengah dari kendaraan itupun sudah memakan jalan yang akan dilalui Bayu. Kemudian, Bayu membanting setirnya, karena terlalu cepat, mobil pun menabrak besi pembatas jalan. Gesekan keras tidak dapat dikendalikan oleh Bayu, mobilnya terseret beberapa kilometer. Hingga akhirnya, mobil pun berhenti ketika menabrak tiang papan reklame.

Kinar terpental ke depan, hingga kepalanya keluar dari depan kaca mobil yang sudah terpecah. Sedangkan Bayu tergen-cet papan iklan yang jatuh menimpanya. Kepala Kinar saat itu menghadap Bayu yang sudah terluka parah. Dengan dahi dan mulut Bayu mengeluarkan banyak dar-rah. Dia melihat dan mendengar Bayu masih bisa merintih dan memanggil namanya.

"K-kinar." tangan Bayu mencoba menggapai Kinar yang sedang melihatnya.

Kinar tidak bisa merasakan apapun dari anggota tubuhnya. Walaupun posisinya saat ini juga terluka parah. Ada beberapa pecahan kaca yang menempel pada wajahnya, serta dahinya terdapat luka menganga, memperlihatkan daging putihnya. . Semakin lama matanya tidak bisa ditahan untuk terpejam, hingga gelap kini yang menyelimuti dirinya.

_____

Suara monitor terdengar sangat nyaring di sebuah ruangan Rumah sakit. Seorang wanita tergeletak di ranjang pasien dengan luka yang cukup serius, selama tiga hari. Tapi, keadaan itu semakin membaik, ketika pasien tersebut sudah melakukan operasi.

"Maaf, ini dengan siapa?" seorang perawat menanyakan sosok wanita yang menunggu Kinar yang masih terpejam.

"Saya, teman pasien, Sus," jawab Rina.

"Apakah orang tua atau walinya sudah kemari, Mba?"

"Emm  ... saya tidak tahu, Sus,."

"Oke, kalau begitu saya tinggal dulu, ya, Mba."

Rina hanya menggangguk menjawab sang suster. Kemudian, Suster itu keluar dari ruangan Kinar.

"Ya ampun, Kinar, kenapa bisa seperti ini? Aku tidak tahu kejadian pastinya, tapi, kenapa bisa bersama Bayu? Kemarin dia di makamkan. Banyak teman-teman yang kehilangan dirinya. Banyak desas- desus pula mengenai dirimu dan Bayu atas kecelakaan ini. Ahh ... hanya kamu, Bayu dan Tuhan yang tahu, kenapa semua ini bisa terjadi, Kinar," gumam Rina pada dirinya sendiri.

Lama Rina menatap Kinar yang terpejam, setelah operasi karena tulang selangka nya patah. Suara pintu kemudian terbuka. Sosok wanita dan laki-laki masuk ke ruang Kinar. Tampak ruangan yang digunakan Kinar adalah kelas VIP, karena terdapat fasilitas pribadi yang bagus di dalamnya.

"Ohhh  ... Kinar." Seorang wanita mendekap tubuh Kinar sambil menangis. Dia melihat anak gadisnya dengan bagian kepala dan tulang selangka terbungkus perban dan titik-titik luka di wajahnya.

"M-maaf, Ibu ini .... " Rina mencoba bertanya pada keduanya.

"Iya, kami orang tua Kinar. Ada yang menjemput kami dengan memberikan foto-foto Kinar yang  .... " Ayah Kinar berbicara dengan Rina, tapi, tidak bisa melanjutkannya karena tidak tega melihat kondisi anak gadisnya.

"Saya Rina, Pak, Bu. Saya temannya Kinar."

"Oh iya," ucap ayah Kinar sambil menjabat tangan Rina. Kemudian disusul oleh ibu Kinar.

Mereka kemudian berbincang sebentar. Cahaya jingga terlihat dari arah barat, yang terlihat dari jendela kamar. Rina berpamitan pada kedua orang tua Kinar untuk pulang.

Samar-samar Kinar mendengar suara itu, tapi matanya enggan untuk dibuka. Kembali lagi dia di bawah alam sadarnya. Dia bermimpi ketika masih kecil di gendong ayahnya dan bermain bersama ibunya. Tapi, mimpi itu berganti menyeramkan, dia melihat Bayu di mobil itu lagi, sedang merintih dan menangis dengan luka dan wajah yang mengerikan. Kinar mulai mengigau. Memanggil-manggil ayah dan ibunya.

"Pak, kenapa Kinar bisa begini?"

Ayah Kinar hanya menggelengkan kepalanya.

"Andai kamu kemarin mendengarkan omongan kami, Nak," ucap wanita yang telah melahirkan Kinar 25 tahun yang lalu.

Di tempat lain, seorang ayah sedang meratapi anak lelakinya yang terbaring penuh luka. Dengan kabel-kabel di tubuhnya yang tersambung dengan monitor pemantau kestabilan organ vital seseorang.

"Maafkan aku, Erik, karena tidak bisa menjagamu. Setidaknya beri aku kesempatan untuk  menjadi orang tuamu. Bertahanlah, Nak! Aku akan melakukan apapun untukkmu."

Bersambung

My Big BoyWhere stories live. Discover now