5

874 8 0
                                    

"Mba," panggil Erik. Kinar membalikan wajahnya ke arah Erik.

Cup.

Sebuah ciuman singkat mendarat di pipi Kinar.

"Terimakasih," kata Erik sambil tersenyum.

Tanpa ekspresi, lalu Kinar meninggalkan Erik.

Kinar masuk ke dalam kamarnya. Di balik pintu dia menyentuh dadanya yang bergemuruh. Bayangan tubuh Erik menggelayut di pikirannya. Dia wanita normal. Tubuh Erik sangat menggoda saat tanpa busana. Dia menggigit bibir bawahnya menahan jantung yang sejak tadi berdetak tidak karuan. Dia ingin melupakan semua itu, lalu tidur.

_____

Setelah makan, Erik mencuci piring di wastafel,kemudian merapikannya. Lalu, menuju sofa ruang depan. Dia hanya menggunakan handuk, karena bajunya kotor akibat berkelahi. Dia membawa gawai milik Kinar, yang tadi tergeletak di dapur. Sebelumya, Kinar bermain dengan benda pipih itu ketika menunggu Erik yang sedang mandi. Dia lupa untuk membawanya masuk kekamar.

Erik mencoba, membuka gawai yang kini dia pegang. Setelah makan, dia kembali ke ruang tamu dan tiduran di sofa.

"Maaf, ya, Mba, aku lancang membuka hapemu," gumamnya pada diri sendiri. Erik kaget, saat handphone yang di bukanya tanpa menggunakan sandi.

"Masih ada cewek se ceroboh ini?" kata Erik. Tujuan Erik adalah mencari kontak Kinar. Dia berusaha untuk tidak membuka 'ikon' yang lain, karena terlalu pribadi. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, gawai itu diletakkan di meja begitu saja. Mata Erik kian berat untuk dibuka. Akhirnya, dia terlelap tanpa menggunakan busana.

Di kamarnya, Kinar tidak bisa tidur. Pikirannya mengembara entah kemana. Dia baru saja ingat kalau handphone miliknya berada di dapur, ketika ingin mengatur alarm untuk bangun besok. Kemudian, dia keluar untuk memeriksanya. Tapi, di dapur, dia tidak melihat benda pipihnya tersebut. Lalu, Kinar ke ruang tamu. Dia mendapati handphone-nya tergeletak di meja. Kinar mendengar dengkuran halus Erik dengan posisi tangan berada di dahinya.

Kinar mengambil gawainya, kemudian masuk ke kamar dan mengambil selimut. Kinar menyelimuti Erik sambil tersenyum. Dia mengamati apa yang istimewa dari bocah baru gede ini, hingga membuat merasa nyaman jika bersamanya.

"Good nite, Big Boy," bisik Kinar, yang kemudian kembali ke kamarnya.

____

Kinar terbangun saat alarm hape berbunyi. Saat melihat layar, ada pemberitahuan beberapa pesan yang masuk.

[Pagi, Mba Kinar Sayang.]

[Kalau sudah baca chat ini, berarti tandanya sudah bangun.]

Kinar tersenyum sebelum membaca pesan berikutnya. Dia melihat poto profil di kontak tersebut. Terlihat sebuah motor berwarna hitam yang setiap hari di pakai oleh Erik.

[Jangan senyam-senyum, Mba. Buruan mandi.]

"Dih, kok bisa tahu?" gumam Kinar, lalu membaca pesan lagi.

[Jam setengah tujuh, aku tunggu di depan, Mba. Kita bareng, soalnya satu arah.]

[Satu lagi, jangan pakai rok. Susah nanti boncengnya.]

Di akhir pesan, Erik mengirimkan 'emoticon' cium.

"Bocil," kata Kinar sambil tersenyum dan bangkit dari kasurnya untuk siap-siap berangkat kerja.

Erik sudah di depan gerbang rumah Kinar, seperti yang di janjikan. Kinar memakai celana coklat dan kemeja polos, serta tas yang lumayan besar menggantung di pundaknya. Dia memperhatikan Erik saat berjalan mendekat.

"Wah ... beneran pakai baju OSIS ini anak, " gumam Kinar sebelum jaraknya dekat dengan Erik.

Erik menyerahkan helm, saat Kinar berada di sampingnya. Lalu Kinar naik ke atas motor Erik.

" Pegangan, Mba!" perintah Erik.

"Udah ini," kata Kinar menarik jaket Erik dari pinggangnya.

"Ck, kayak yang kemarin aku ajarin, Mba."

"Malu, nanti dilihatin."

"Orang-orang di sini mana peduli kita mau ngapain, Mba. Sekarang juga jam-jam sibuk."

Kedua tangan Kinar mulai di majukan untuk melingkar di perut Erik. Lalu, Erik menggeber motornya dan berangkat.

Sesampainya di tempat Kinar bekerja, ada beberapa teman yang melihatnya turun dari motor. Erik menahan Kinar sebelum dia masuk ke dalam tempat kerjanya.

"Nanti aku jemput, Mba. Jam empat sore, 'kan?"

"Tidak usah, nanti aku pesan ojek online saja. Kamu pulang sekolah istirahat, atau belajar, " kata Kinar.

"Udah pintar aku tu, Mba," balas Erik.

Tiba-tiba muncul sebuah sedan hitam yang berhenti dimana Kinar dan Erik berada. Kelakuan mobil itu di bunyikan, lalu seorang pria di dalamnya menurunkan kaca jendela mobil.

"Kinar," sapa lelaki itu.

"Bay," panggil Kinar singkat.

"Tumben di antar? Adikmu?" tanya Bayu, dia melihat Erik sebagai adiknya karena melihat celana abu yang Erik kenakan. Bayu adalah salah satu rekan kerja Kinar, di perusahaan brand kecantikan.

Kinar hanya menatap Erik, sambil mengatupkan bibirnya. Erik melihat kegundahan Kinar untuk tidak menjawab pertanyaan dari Bayu.

"Berangkatlah, nanti telat!" perintah Kinar.

Erik hanya mengangguk, kemudian menggeber motornya sambil mebunyikan kelakson motor miliknya. Suara kenalpot Erik memecah suara kendaraan lain ketika melaju.

"Masuk, Bay," ujar Kinar kepada Bayu yang masih menungguinya di dalam mobil. Setelah itu, Bayu melajukan kendaraannya untuk parkir. Dia cepat-cepat keluar untuk menyusul Kinar.

"Kinar," panggil Bayu sambil mensejajarkan langkahnya untuk masuk ke dalam kantor. Kemudian, Bayu melanjutkan perkataannya, "Adik kamu vlogger atau influencer kayak anak muda sekarang itu, ya?" tanya Bayu.

"Kenapa bisa tanya seperti itu?"

"Yahhh ... Kebanyakan bikers muda 'kan seperti itu. Dengan kendaraannya yang menunjang kayak adikmu tadi."

"Aku tidak ngerti dan tidak tahu hal-hal seperti itu, Bay."

"Penghasilan vlogger 'kan gede. Motor adikmu seri paling baru. R6. Harganya pun ratusan juta. Lebih mahal dari harga mobilku."

"Hah!" Kinar kaget dengan apa yang di katakan Bayu.

"Kenapa? Kamu tidak tahu, kalau adikmu punya motor semahal itu?"

"Dia bukan adikku, Bay."

Bayu mengangkat satu alisnya, menunjukan ketidakpercayaan-nya dengan apa yang di katakan Kinar.

"Terus? Ojek Online? Bercanda kamu, Kinar."

"Iya, Ojek Online yang mau sekolah. Sudah, tidak usah di bahas. Ada rapat penting."

Bayu terbahak mendengar jawaban singkat dari Kinar. Kemudian mereka berdua sampai ke ruangan kerjanya masing-masing.

Bersambung

My Big BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang