7

671 7 0
                                    

Kinar terlihat cantik menggunakan midi dress warna hitam, ketika menghadiri gala dinner di perusahaannya. Terlihat banyak karyawan berada di sana, dengan tampilan yang menawan. Untuk season pertama, acara berlangsung secara formal. Dan season kedua acara bebas. Bahkan, disediakan 'Disk Jockey' untuk memeriahkan acara bebas di sana.

[Mba Kinar, ada dimana? Kata Eyang, rumah sepi, pas mau ngasih kue ke rumah.]

Sebuah pemberitahuan pesan singkat  terdengar dari gawai Kinar.

[Ada acara dari tempat kerja, Rik. Launching produk baru. Tapi, ini udah mau pulang, kok. ]

[Dimana? Biar aku jemput.]

[Tidak usah, nanti bisa pesan grab.]

[Udah malam, Mba. 'Shareloc'! ]

Di seberang sana, Erik dibuat kesabarannya hilang oleh Kinar, saat pesannnya tak kunjung dibalas. Akhirnya, dia mengetik di sebuah aplikasi dari 'smartphone-nya' tentang acara  produk kecantikan merk ternama tersebut. 

Pencarian itu muncul, lengkap dengan nama produk terbaru yang akan keluarkan serta lokasi tempat itu di adakan. Dengan terburu, Erik menyambar jaket kemudian menggeber motornya.

Kinar terlihat merapikan tasnya untuk beranjak pulang.

"Kinar, mau kemana?" tanya seorang temannya bernama Rita.

"Pulang, Rit," jawab Kinar.

"Acara juga baru dimulai, kenapa mau pulang? "

"Ngantuk. Udah malem juga, Rit."

"Besok 'kan weekend, kita libur, Kinar."

Kemudian, Bayu menghampiri kedua wanita tersebut.

"Mau kemana, Kinar?" tanya Bayu.

"Pulang," jawab Kinar singkat.

"Halah, baru party-nya akan dimulai."

Kemudian, terdengar dentuman musik  serta sorak banyak orang didepan pemandu rekaman musik  yang tidak jauh dari mereka.

"NANTI SAJA PULANGNYA AKU ANTAR.." Bayu berkata kepada Kinar dengan nada tinggi, karena suaranya kalah dengan suara musik yang kini mengisi ditempat itu.

"SEBENTAR SAJA, BIAR KAMU TAHU, ACARANYA SERU, KINAR," sahut Rita di depannya.

Kinar melihat teman-temannya menggerakkan tubuhnya, seiring suara musik yang diputar. Sebenarnya, Kinar tidak terlalu suka dengan jenis musik yang terlalu berisik. Karena, tidak membuatnya merasa nyaman. Rita yang berada di depan Kinar, juga mulai menggerakkan tubuhnya terhanyut suara musik yang berisik tersebut.

"AYO GABUNG!" ajak Rita, kepada keduanya.

Kinar menggelengkan kepalanya, yang disusul Rita dan Bayu bersatu dengan temannya yang lain.

Tidak berapa lama serta mulai jenuh, Kinar melihat temannya yang  lain sudah tidak sadarkan diri dan ngelantur tingkahnya.

"Kenapa dia?" Kinar bertanya kepada temannya yang sedang memapah salah satu dari mereka yang kini tidak sadar.

"Balik, Kinar. Udah berat dia. By the way, duluan, ya?" kata salah satu temannya sambil menunjuk wanita yang berada di sampingnya. Kinar hanya mengangguk, melihat keduanya pergi.

Lalu, Bayu menghampiri Kinar dengan membawa minuman.

"Ini minum! Pasti kamu sedang bosan, " kata Bayu.

"Thanks, Rita mana, Bay?" tanya Kinar, sambil menyesap minuman yang di berikan Bayu. Lelaki itu kemudian menunjuk ke arah wanita yang dimaksud.  Rita masih asik berada di depan, dengan gerakannya yang sangat enerjik.

"By the way, aku duluan ya, Bay," kata Kinar, lalu menandaskan minumannya.

"Nanti aku antar, Kinar. " cegah Bayu.

"Tidak usah. Terimakasih, Bay."

Kinar beranjak dari tempat duduknya, kemudian pergi.

_____

Ketika sampai di depan lobi, tubuh Kinar terhuyung, Kepalanya sedikit berat, badannya mulai hangat, dan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

"Kenapa, Kinar?" tanya Bayu, menghampiri Kinar sambil menyentuh lengannya.

Kinar merasakan tangan Bayu terasa berbeda ketika menyentuh kulitnya. Kinar meng-gigit bibirnya ketika menahan suatu dorongan dalam tubuhnya.

"Aku antar pulang, ya?" tawar Bayu.

"Tidak usah, Bay, aku pesan grab," jawab Kinar dengan napas yang sedikit tidak beraturan dan mencoba mengeluarkan gawainya dari dalam tasnya.

"Ayolah, Kinar, mobilku tidak jauh dari sini. Itu." Bayu menunjuk kendaraan roda empatnya, yang terlihat tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

Saat Bayu menggandeng tangan Kinar, dia merasakn ada sensasi yang bekerja dari tubuhnya. Biasanya Kinar bisa menolak, tapi, untuk kali ini, Kinar mengikuti apa yang dilakukan Bayu.

Bayu membukakan pintu mobil untuk Kinar. Setelah Kinar masuk, Kemudian, dia berlari kecil dan masuk ke pintu kemudi. Tubuh Kinar terasa lebih panas dari sebelumnya, dia menunjukan gestur mengipasi tubuhnya dengan tangan.

"Kenapa, Kinar?" tanya Bayu.

"Tidak tahu, tiba-tiba gerah saja ini badan," jawab Kinar.

"Aku nyalain AC, ya?" Kinar hanya mengangguk memberi jawaban kepada Bayu.

Mobil Bayu berjalan keluar dari parkiran. Sosok lelaki yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua, membuntutinya dari kejauhan. Di dalam mobil, Kinar mencoba menahan sesuatu yang ada dalam tubuhnya. Dia menggenggam jari-jarinya dan mengigit bibirnya untuk menghilangkan rasa itu. Semakin lama tubuhnya semakin panas. Dia juga merasakan ada sesuatu yang aneh di area sensitif dalam tubuhnya. Kinar semakin salah tingkah di samping Bayu.

Setelah beberapa menit, mobil itu dibelokan ke sebuah hotel. Di depan bangunan, terdapat tulisan nama hotel yang sangat besar dan terkenal.

"Bay, kenapa kesini?"

"Aku tahu apa yang kamu butuhkan, Kinar. Tunggu sebentar, ya." Bayu kemudian keluar mobil dan meninggalkan Kinar sendiri. Di dalam mobil, Kinar mulai menyentuh bagian dadanya yang sejak tadi terasa menegang. Dia mulai menikmati sentuhan tangannya sendiri. Setelah beberapa menit, dari dalam kaca jendela, Kinar melihat Bayu menghampirinya. Kinar berhenti melakukan kegiatannya. Dibukanya pintu mobil oleh Bayu.

"Kita istirahat di sini sebentar, ya, Kinar?" tawar Bayu.

"Tidak, Bay, antar aku kerumah saja, please!" Kinar memohon sambil menahan sesuatu yang akan meledak dalam dirinya.

"Nanti aku antar pulang, setelah kita istirahat sebentar di sini, Kinar."

"Tapi, Bay  .... "

Bayu menarik Kinar keluar mobil. Setelah keluar, Kinar merasakan dirinya seperti tidak menapakkan kakinya di tanah. Dia terhuyung kemudian ditangkap Bayu.

"Kita masuk, ya, Kinar?"

Kinar tidak menjawab. Bayu memapahnya untuk masuk ke hotel.

Erik yang tadi kehilangan jejak, karena terpotong lampu merah, kini tahu keberadaan mobil yang membawa Kinar pergi. Ketika Erik berhenti untuk mengawasi, dia melihat Bayu sedang merangkul Kinar untuk masuk ke dalam hotel. Dia mengeluarkan gawainya dan menghubungi seseorang.

Bersambung

My Big BoyWhere stories live. Discover now