16. Dia, Gaiden

71 44 9
                                    

"Hidup kamu belum tentu baik-baik saja, tapi kamu tetap berusaha memeluk perempuan rumit, seperti aku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hidup kamu belum tentu baik-baik saja, tapi kamu tetap berusaha memeluk perempuan rumit, seperti aku."

>>>

Beberapa bulan berlalu, Gaiden dan Naraya resmi berpacaran, suatu hal yang tidak bisa di duga untuk Naraya maupun siapapun itu. Naraya tidak pernah berpikir bahwa Gaiden menyukainya sejak awal bertemu, dan Naraya juga tidak tahu sejak kapan dirinya menyukai Gaiden hingga bisa menerima cinta Gaiden, tapi sepertinya rasa itu muncul karena akhir-akhir ini mereka selalu bersama, pikir Naraya.

Gaiden dan Naraya, menjalankan hubungan seperti pasangan pada umumnya, walaupun mereka tidak memasuki fase pendekatan, tapi hubungan mereka sangatlah romantis dan terasa manis. Selalu menghabisi waktu bersama, bergandengan tangan setiap waktu, Gaiden sangat treat like a queen Naraya, membuat siapapun yang menyaksikannya akan merasa iri. Gaiden yang terkenal brandalan, bisa berubah menjadi sangat manis jika bersama Naraya.

"Ayo sayang, kita pulang." Kedua sudut bibir Naraya terangkat, sambil mengalihkan wajah ke sumber suara, di samping mejanya sudah ada Gaiden yang berdiri tegak dengan boomber berwarna hitam yang melekat di tubuhnya, serta senyuman tipis di wajah, kedua mata Gaiden sangat nyaman untuk ditatap.

"Ayo, Gaiden." Senyuman di wajah Gaiden memudar saat mendengar perkataan Naraya, lalu kedua mulutnya membentuk kerucut dengan kedua lengan yang silangkan di dada, membuat Naraya terkekeh melihat aksi yang Gaiden lakukan, seolah ia sudah mengerti mengapa laki-lakinya bersikap seperti itu.

Naraya membangkitkan tubuhnya, lalu lengannya ia kaitkan dengan lengan Gaiden. "Ayo sayang ku."

Gaiden mengukir senyuman lagi diwajahnya, lengan kekarnyaa mengacak-acak pucuk kepala Naraya. Mengapa Naraya sangat menyeballan, Gaiden tidak suka jika dirinya dipanggil nama.

>>>

Keempat pasang kaki Gaiden dan Naraya berjalan beriringan, melewati beberapa kelas yang masih sangat ramai. Keduanya memasang senyuman di wajah dengan sesekali saling melirikan kedua mata. Sepanjang koridor banyak tatapan yang Naraya dapatti, tapi hal ini sudah biasa menurutnya, sehingga ia bisa mengabaikannya. Semenjak Naraya berpacaran dengan Gaiden, tidak ada yang mengusiknya lagi, mungkin karena takut?

Kaki mereka membawa tubuhnya ke arah parkiran, lalu berhenti tepat di hadapan beberapa motor sport yang sudah berjejer dan ditunggangi pemiliknya.

"Buset dah, bucin abis," Goda Lio, kedua matanya melirik ke arah lengan Gaiden dan Naraya yang sudah menyatu. "Awas gabisa lepas," Sambungnya.

Mendengar ucapan Lio yang seperti beo, membuat kedua mata Gaiden berputar dengan malas, lalu ia semakin mengeratkan lengannya dengan Naraya. "Gua anter Naraya dulu, abis itu ke markas, kalian duluan aja," Tutur Gaiden, sambil berjalan mendekati motor sportnya yang berwarna hitam, lengannya meraih step di bagian belakang untuk Naraya, suatu hal yang kecil namun berkesan untuk Naraya.

GAIDEN and NARAYA (SEGERA TERBIT) Where stories live. Discover now