1▫️ Berubah

46 0 0
                                    

Satu tahun kemudian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Satu tahun kemudian.
19:29 WIB
21 Mei 2024
Kota Kuningan. Jabar

Di dalam rumah minimalis yang sederhana. Leon dengan keluarga dari ibunya, sedang makan malam di meja makan yang panjang.

Kursi di meja makan panjang itu penuh terisi. Selain Leon, di sana ada ibu, ayah, nenek, paman berserta istri dan anak bungsunya yang masih kecil.

Dalam lingkungan keluarga pun Leon sering terdiam. Ia hanya menyimak obrolan mereka.

"Leon. Bercanda dong sekali-kali, jangan diam terus."
Lontar paman Iz.

"Iya. Akhir-akhir ini, kamu jadi pendiam Leon."
Istri paman Iz melanjutkan.

Leon masih terdiam. Sementara ibu dan ayahnya saling tatap. Merekapun memang mengetahui jika anaknya sudah berubah.

"Mungkin saja, Leon lagi di fase beranjak dewasa. Hal itu memang sudah biasa untuk anak laki-laki."
Tabak nenek.

"Iz. Teteh kangen sama Raya. Bagaimana kabarnya, apa Raya betah di pondok?"
Tanya Fika, ibunya Leon. Ia mencoba merubah topik.

"Alhamdulillah. Sepertinya Raya betah di sana. Kabarnya juga baik. Baru saja kemarin telponan sama Raya."

Araf, ayahnya Leon. Ia menyimak, dan sepertinya ia mendapati ide di otaknya.

Semuanya selesai makan malam. Merekapun mulai beranjak dari kursi. Sementara Araf masih duduk. Menahan Leon yang juga sedang beranjak dari kursi.

"Leon. Ayo kita ke luar sebentar, papah mau bicara. Dan mamah, juga ikut."

Fika yang sedang membereskan meja makan. Mendengarnya, menoleh pada suaminya.

"Ada apa pah. Mamah sedang membereskan ini."

"Tidak papa, teh. Biar saya saja yang membereskan nya."
Tawar Dina, istri Iz.

Fika menghela nafas, merasa tak enak hati.

"Baiklah. Maaf ya Din."

"Iya, teh. Tidak papa."

***

Di tengah-tengah pedesaan yang sunyi.

Leon, Araf berserta Fika sudah berada di halaman rumah nenek.

"Sebenarnya papah ini mau bicara apa?"
Tanya Fika.

"Apa kamu tidak kepikiran, untuk memasukkan Leon ke pesantren?"
Tanya Araf pada istri nya.

Leon mendengarnya, sontak menatap ayahnya nanar. Tentu saja ia tidak menyukainya.

"Papah pikir. Leon mau masuk pesantren!"
Protes Leon.

"Mau atau tidak, Kamu harus masuk pesantren. Kamu harus nurut. Leon."
Tegas Araf.

"Kenapa Leon harus nurut? Ini soal aku yang menjalani hidup ku. Papah tidak berhak mengatur hidup ku untuk masuk pesantren. Apalagi tinggal di sana!"

Gadis yang Berbeda (On Going)Where stories live. Discover now