9▫️Kembali ke pesantren

147 91 136
                                    

Pukul setengah empat pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul setengah empat pagi. Para santri di kamar lima. Mereka sudah rapi untuk berangkat ke mesjid.

"Leon. Leon. Leon. Bangun!"
Salah satu dari mereka membangunkan Leon.

"Tidak bangun dia?"
Tanya Sahrul, yang kebetulan Leon sekamar dengan nya.

Santri yang membangunkan Leon menggeleng lalu beranjak berdiri. Sahrul menyeret selimut Leon, membuat Leon merasa kedinginan.

"Leon bangun! Ayok solat subuh berjamaah."

"Mm... Iya!"
Ucap Leon, dengan matanya yang masih terpejam.

"Leon cepat bangun! Saya akan tetap di sini mengganggu mu sampai kamu bangun."

Leon berdecak kesal. Rasanya ingin sekali menyingkirkan Sahrul dari hadapannya. Ia sangat merasa terganggu. Terpaksa Leon beranjak bangun ke posisi duduk seraya menatap tajam pada Sahrul.

"Sekarang kamu berdiri! Dan ambil wudhu."

"Okey! Saya bangun."
Dengan kesal Leon bangun beranjak berdiri sesekali menguap.

"Cepat ambil wudhu!"

"Iya! Santai saja kali."

Leon sangat merasa tidak nyaman dengan Sahrul yang terus mendesaknya.

Sahrul mengikuti nya dari belakang, berhenti di depan lawang pintu. Mengamati tubuh Leon beranjak ke toilet yang lumayan jauh dari sana.

Jam setengah enam, para santri sudah berada di kelas masing-masing. Di koridor kelas terdengar dari ibtida satu, para santri mengaji Al Qur'an. Di ibtida dua, terdengar wali kelas sedang menerangkan kitab Akhlak jilid dua. Dan di ibtida tiga, ustadz Azam sedang menjelaskan kitab Sulamu Taufik.

Dengan kemauan dirinya sendiri dan para guru di sana pun tidak ada yang mempermasalahkan. Kini Leon berada di kelas ibtida tiga. Meski ada beberapa angkatan SMP kelas tiga, di kelas sana lebih banyak seangkatan dengan nya.

Seorang Riki pun duduk di sebelahnya, dan ia duduk di jajaran tiga dekat papan pembatas, fokus mendengarkan.

******

Siang hari nya di lapangan sekolah, siswa-siswi kelas dua belas B telah selesai ber olahraga. Semua berjalan menuju koridor sekolah menjauhi terik matahari yang sangat panas.

"Syifa, bagaimana ibu mu sekarang. Apakah sudah membaik?"
Tanya Karin sembari duduk di sebelah Syifa.

Meraka duduk di kursi panjang yang terletak di koridor sekolah.

"Alhamdulillah, ibuku sudah membaik."
Jawab Syifa.

"Alhamdulillah. Eh. Kapan ke pondok lagi. Nanti kalau ke pondok jangan lupa, ya. Bawa adrahi yang banyak."

"Hmm, sip."
Syifa meng iyakan.

"Eh. Tahu tidak si Leon-"

"Stop! Lagi gerah-gerah begini ngomongin dia. Tidak ada topik lain?"
Sela Syifa. Mood nya kini memburuk setelah mendengar nama Leon.

Gadis yang Berbeda (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang