𒆜 5. 𒆜 Emma's Death

Start from the beginning
                                    

"(Nama)-san .., kenapa kau pergi segera setelah kau bangun?"

Takemichi menelan ludahnya. Dari sekian banyak pertanyaan, hanya satu itu yang paling ia ingin dengar jawabannya.

Keheningan menjalar di antara mereka. Walau dibatasi oleh jarak, rasanya mereka kini tengah bertatap muka langsung. (Nama) seolah tengah menatap lekat ke iris biru safir Takemichi. "Itu karena mimpiku," jawabnya.

"Mi-Mimpi?" Takemichi tentu gagal paham apa yang tengah disampaikan oleh mantan kakak kelasnya itu.

"Hanamicchi, ketika koma aku bermimpi bertemu dengan banyak orang yang telah pergi. Kupikir aku mati, kau tahu," jelas gadis itu, sedikit tertawa kecil. "Tapi, pesan yang mereka tinggalkan ketika akan menghilang selalu sama."

"Dan apakah itu?" tanya Takemichi hati-hati.

Di seberang sana, tanpa Takemichi ketahui (Nama) tengah tersenyum miring. "Aku tak akan memberitahumu." jawaban (Nama) membuat Takemichi mengerjap. "Lalu, apa ada info terbaru tentang masa depan? Terakhir kali kau time leap, setahuku itu ketika kau mengatakan kepadaku agar tidak dekat-dekat dengan Izana."

Takemichi mengangguk. Izana, nama itu terdengar begitu ngeri ketika Takemichi melafalkannya.

Tidak hanya menyerang dengan cara kotor, dia bahkan berani membunuh dan melakukan segala cara agar tujuannya tercapai. "Hari dimana kau terluka adalah terakhir kalinya aku bisa time leap ke masa depan, (Nama)-san.."

(Nama) memang diam saja, tapi Takemichi tahu jika gadis itu tengah mendengarkan, jadi ia akan melanjutkan kalimatnya. "Naoto mati ditembak Kisaki ketika melindungiku, lalu ... aku ditembak Kaku-chan. Kau ... juga mati, (Nama)-san."

Takemichi mulai menceritakan apa saja yang dia dapatkan dari masa depan. Izana yang merupakan saudara tiri Mikey, Shiniciro yang memiliki banyak sekali surat dari Izana, juga Kisaki yang selalu ada di masa depan.

Semuanya, Takemichi menceritakan semuanya pada sosok gadis itu. Airmata menggenang di pelupuk mata pemuda beriris biru laut tersebut. "... semuanya begitu buruk, (Nama)-san. Ditambah kau tak sadarkan diri dalam waktu lama, aku benar-benar bingung dengan apa yang harus aku lakukan."

Takemichi tidak merasa malu sedikitpun menunjukkan sisinya yang ini. Chifuyu, Naoto di masa depan, serta (Nama), hanya segelintir orang yang tahu tentang kenyataan dirinya adalah time leaper.

"Maka dari itu, aku sangat senang saat tahu kau sudah bangun, (Nama)-san," ucap Takemichi pada akhirnya. Ia mengelap airmatanya dengan lengan.

Di seberang sana, (Nama) tersenyum. "Maafkan aku sudah membuatmu sedih, Hanamicchi."  gadis itu tahu, berapapun lamanya waktu berlalu, Takemichi tetaplah menjadi seorang yang memiliki perasaan yang lembut. Hina-chan beruntung mendapatkanmu, Hanamicchi, batin (Nama).

"Setelah ini, aku akan pastikan masa depan tak lagi buruk hingga membuatmu putus asa. Aku berjanji, Hanamicchi." (Nama) berkata dengan tulus, hal itu membuat Takemichi merasa matanya kembali memanas. Tapi, tampaknya ada sesuatu yang salah dengan kalimat itu.

"Tunggu, (Nama)-san, apa kau merencanakan sesuatu?" Takemichi mengedipkan matanya. Tanda tanya besar seolah muncul di kepalanya ketika (Nama) mengatakan sesuatu yang rancu.

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Where stories live. Discover now