=56= A War Between four siblings

1.2K 310 28
                                    

Sepasang mata (e/c) yang berkilat itu mengingatkan Deux tentang sosok mengerikan yang menjatuhkan hampir setengah pasukan yang ia bawa saat malam natal sendirian.

"Deux-nii!" Tetra menggenggam lengan kakaknya erat seolah ingin mengajaknya lari dari situasi ini.

"Aku tahu." Deux melepaskan dengan pelan tangan sang adik lalu memilih mendekat pada (Nama). "Ane-san, kita bisa bekerja sama menyadarkan Ichiro. Kau tidak perlu khawatir setelahnya, kami akan pergi jauh darimu agar kau tetap aman." pemuda itu mengulurkan tangannya.

"Aku paham ini sulit dipercaya, tapi nyawamu dalam bahaya." Deux kembali bicara.

(Nama) hanya menatap tangan itu lama, sebelum kemudian tak menghiraukan tangan itu dengan berdecak. "Kau tau aku sulit percaya pada kalian setelah semua yang terjadi, dan kalian masih percaya diri menginginkan aku datang?"

"Ane-san ..."

Menghela napasnya, (Nama) mengangkat tangan seolah tak mau dengar. Ia memejamkan mata. "Sudahlah. Aku tidak mau mendengar semua perkataanmu itu lagi. Segera pergi jauh dariku dan bawa pasukanmu. Aku tidak ingin lagi terlibat dengan kalian berempat--"

Belum selesai gadis itu bicara, sebuah suara motor dari jauh mendekat ke arah mereka berkumpul.

Hitungan menit kemudian sebuah motor besar tiba di sana dan dibawa oleh sosok pemuda dengan surai kehitaman dan mata sayu khasnya.

"Ichi-nii." Tetra melebarkan matanya. Info tentang mereka sampai ke sang kakak dengan begitu cepat.

"Halo semuanya, lama tak bertemu," ucap Ichiro turun dari motornya. "Kau juga, Ane-ue, hisashiburi~"

(Nama) tak menjawab. Begitupula dengan dua adik One yang lain.

"Jahatnya tidak ada yang menjawab, padahal aku datang khusus ke sini untuk bertemu dengan orang spesial dan dua adik tersayangku."

(Nama) yang sudah mendapat cerita tentang One lewat Deux jadi tidak bisa berpikir jernih. Kini ia hanya menatap One dengan tatapan waspada bagai musuh.

Tetra maju dan berdiri di depan (Nama) dan Deux. "Jangan mendekat! Jangan membuat kami nekat mengeroyok Ichi-nii yang sendirian!"

"Sendirian? Aku?" One menunjuk dirinya sendiri, lalu tersenyum lebar memamerkan giginya. "Kata siapa."

Brummmmmmm...

Belasan atau bahkan puluhan motor datang dari segala arah, mengelilingi pasukan milik Deux yang hanya berisi 40 orang.

(Nama) melebarkan matanya menatap ke sekelilingnya. Tidak bisa dibohongi, bahkan dari jumlah, pasukan Deux kalah telak.

One bertepuk tangan sekali, lalu tersenyum manis. "(Nama)-aneue ku yang manis, biar kuberitahu satu hal. Hari ini aku .." One menggerakkan ibu jarinya ke depan leher. ".. akan membunuhmu♡"

"Demi sebuah kekuasaan! Aku akan naik tahta!" One berseru dengan semangat. Ia merentangkan tangannya ke langit. "Aku tidak akan membuang banyak waktu lagi, Cantikku. Anak-anak.."

Clickk!

One menjentikkan jarinya.

"..habisi semua yang ada di depan kalian."

***

(Nama) tidak menyangka hal ini akan terjadi dalam hidupnya. Orang yang paling ia percayai berniat membunuhnya.

Manusia hanya memiliki satu nyawa dan ketika itu hilang maka ia akan mati. Sesuatu seberharga itu, kenapa One dapat merenggutnya secara enteng?

Bahkan dengan tak bersalah ia tega memerintahkan dua adiknya agar dibunuh. Dua adik yang menemaninya sejak mereka bertahan dari amukan orang tua angkat mereka.

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang