=48= Jealousy

2.3K 551 89
                                    

"Maksudmu melakukan ini padaku apa sih?!"

(Nama) kini duduk di boncengan motor dengan Rindou yang mengendarai kendaraan tersebut. Jam 6 pagi, (Nama) diseret bangun dari futon miliknya dan dibawa pergi oleh si bungsu Haitani entah ke mana.

"Pulang ke Shinjuku," jawab Rindou pendek. Ia melepas kacamata yang biasa ia pakai dan fokus mengendalikan kendaraan bermotor miliknya serta Ran.

Gadis bermata (e/c) itu menatap tidak percaya. "Kalian mengusirku?!" pekiknya.

"Ck." hanya sebuah decakan kesal karena Rindou terganggu oleh pekikan (Nama), tetapi selain itu, (Nama) paham kalau respon tersebut artinya Rindou dan Ran tidak mengusir dirinya seperti yang (Nama) pikirkan tadi.

"Terus kenapa? Tumben sekali kalian memulangkanku sampai repot-repot mengantar begini?"

Mendengar pertanyaan (Nama) lagi, Rindou kini hanya terdiam. Ia tidak bisa mengutarakan alasan yang bagus, setidaknya tanpa koordinasi dengan Ran, ia tidak bisa menjawabnya.

"Pikirkan saja sendiri," jawab Rindou akhirnya, membuat gemas (Nama), tetapi gadis itu menahan diri untuk tidak membuat mereka berdua dalam bahaya.

***

"Di mana dia?"

Sosok bersurai keabuan itu duduk di halaman depan. Ia memangku dagu, menatap dengan malas ke arah Ran yang berdiri tak jauh darinya.

Angin dingin berembus lembut, menerbangkan anak rambut dari si sulung Haitani yang diikat menjadi satu. "Sudah pergi."

Izana tersenyum. Ia lalu berdiri dan memasukkan kedua tangannya ke saku jaket yang ia pakai. Syal putih di lehernya ikut bergerak ketika dirinya mulai berbalik pergi.

Ran hanya menatap punggung Izana dalam diam.

Pada langkah ke enam, Izana berhenti di tempat. Ia lalu bicara tanpa menoleh ke belakang. "Hm? Kalian mencoba menjauhkannya dariku, ya?"

Mirip seperti pertanyaan, tetapi sesungguhnya itu hanyalah pernyataan yang jelas diketahui oleh dua belah pihak.

Diamnya Ran justru membuat Izana terkekeh. Pemuda bermarga Kurokawa itu menyugar rambutnya ke belakang. "Katakan alasannya," titah remaja seumuran dengan Ran tersebut.

"Tidak alasan khusus," tanggap Ran datar, tetapi sedetik kemudian ia kembali bicara, "Izana, (Nama) adalah member Touman. Apa yang kau rencanakan dengan mendekatinya?"

"Kau belum menjawab perintahku dan malah menanyakan pertanyaan untukku? Haitani Ran, kau cukup kurang ajar."

Mendengar hal itu, Ran hanya diam. Ia mengepalkan kedua tangannya erat.

"Yah, itu bukan urusanmu kenapa aku mendekatinya." Izana terkekeh. Ia kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi dari tempat tersebut. "Jaa, sampai bertemu lagi, Ran."

Ran terus menatap punggung Izana yang kian menjauh.

Tenjiku. Sebuah geng besar yang terdiri dari anggota S62, mereka akan menjadi kelompok paling kuat dan berpengaruh di Kantou.

Mereka sudah membabat habis geng besar di sekitar Yokohama, dan target mereka setelah ini adalah Touman.

Harusnya Ran senang karena Izana kini tengah memulai rencananya untuk menghancurkan geng tersebut, dengan menargetkan anggotanya satu-persatu, termasuk (Nama).

"Aku tidak suka ini ..."

Di tengah embusan angin lembut pada pagi hari itu, Ran hanya terbayang sosok dengan senyuman manis yang selama ini menjelma menjadi adik perempuan bungsunya.

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Where stories live. Discover now