=19= No More Repeat

3.3K 799 240
                                    

Di bawah salju yang mulai berjatuhan dari langit itu, lima sosok saling berhadapan.

"Sombongnya," dengus Deux dengan urat kesal yang muncul di dahinya. Namun, pemuda itu mencoba menahan emosinya. Ia justru mengulurkan tangannya ke depan. "Intinya, pinggirkan sementara masalah itu. Aku menyuruhmu kalian kemari untuk menawarkan kerja sama. Seperti peribahasa, musuh dari musuh adalah sekutu."

Hanma bersiul panjang. "Kau yakin tidak akan menyesal menawarkannya? Terakhir kali, adikmu sampai depresi loh," ejeknya melirik Tetra. Tetra tentu bersiap menerjang, tapi Deux mengangkat tangannya, mencegah.

"Ini akan berhasil," sambung Deux menatap Hanma dan Kisaki bergantian. "Yang kuinginkan adalah kejatuhan Black Dragon. Dan kudengar kalian, para Touman juga tengah mengincar BD karena ulah adik dari ketua BD, Shiba Hakkai? Aku akan menjalin hubungan baik dengan Touman jika Black Dragon dan geng ciptaanku ini bersatu."

Kisaki terkekeh. "Sasuga otak dari divisi spesial chou yang mengetahui segala hal." ia balas menjabat tangan Deux. "Tidak perlu membuang waktu lebih lama. Aku akan bergabung dengan rencanamu. Menjatuhkan Black Dragon?"

Deux mengangguk. "Dan mempersembahkannya pada Aneue-ku," sambungnya.

"Cih, menyebalkan. Aku tidak mengerti kenapa kalian bertiga sangat terobsesi dengan (Nama), tapi baiklah. Aku ikut." Kisaki menaikkan alisnya. "Akan kuberitahukan seluruh informasi yang kudapat dari Black Dragon dan rencana kami."

"Bertiga?" lirih Deux dan Tetra bingung, tapi mereka tak ambil pusing. "Tentu. Rencana akan dimulai saat semuanya siap. Aku ingin kalian melakukan sesuatu."

"Bawa Ane-ue dan Matsuno Chifuyu ke tempat yang akan kuberitahukan nanti."

***

"Besok adalah hari H kita untuk melaksanakan rencana." Kisaki memulai percakapan mereka. Di sebuah kafe, duduk empat remaja di satu meja, mereka adalah (Nama), Chifuyu, Kisaki, dan Hanma.

(Nama) memutar matanya jengah. "Kau sudah mengatakannya berapa kali, hm? Kau pikir kami akan lupa semudah itu?"

Hanma yang tengah menyendokkan garpu ke berisi cheesecake ke mulutnya terkekeh. "Yah, beberapa orang ada yang pelupa berat kok."

Gadis itu hanya menggeram. Ucapan Hanma beserta kekehannya itu seolah mengejek (Nama).

"Cih, jaga bicaramu pada (Nama)-san, Hanma," sahut Chifuyu menudingkan sumpitnya pada pemuda tinggi tersebut. (Nama) menoleh ke Chifuyu terharu.

"Chifuyu, memang hanya kau yang berpihak padaku," (Nama) merangkul bahu pemuda disampingnya erat. Keduanya tertawa kecil mengabaikan dengusan dari orang yang duduk di depan mereka.

Kisaki hanya berdecak. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh kafe. "Sebenarnya ke mana si Takemichi? Ini bahkan hampir lewat setengah jam dari yang dijanjikan. Apa kalian yakin dia tidak akan menyerah?"

Tatapan (Nama) dan Chifuyu terlihat tidak suka atas pernyataan Kisaki. "Oi, jangan meremehkan ketua divisi satu kami," tegur (Nama) sebal. "Walaupun cengeng, Hanamichi adalah yang terbaik."

"Benar. Takemicchi bukan tipe orang seperti itu. Memangnya kalian berdua apa? Daripada Takemichi, aku lebih tidak percaya pada kalian." Chifuyu menyangga dagunya. Ia memutar mata jengah.

"Ya, ya, ya," jawab Kisaki seadanya.

"Oi!" seru (Nama) dan Chifuyu yang tidak terima.

Keheningan menyelimuti keempat remaja yang sibuk dengan pikiran mereka masing-masing sambil menunggu kedatangan Takemichi.

Belum lagi, (Nama) mengetuk jarinya di meja berkali-kali. Jujur saja, duduk berhadapan langsung dengan Hanma membuatnya sangat tidak tenang. Apalagi tatapan dari netra keemasan yang seolah menusuknya tiap kali tak sengaja bertemu pandang.

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Kde žijí příběhy. Začni objevovat