=59= Dating

1.8K 345 58
                                    

"Hina-chan, aku bingung sekali." (Nama) menutupi wajahnya dengan bantal, lalu menendang udara berkali-kali.

Rona merah terlukis jelas di pipi gadis itu dari balik bantal. Sementara itu, Hinata dan Emma hanya saling tatap dan mengembuskan napasnya panjang.

"Kau terus saja mengatakan hal yang sama, (Nama)-chan. Kami jadi bingung bagaimana meresponnya." Hinata tertawa. Malam ini ia bersama Emma dan (Nama) tengah berada di kamarnya. Sore tadi, (Nama) menculik Emma dan menggeret gadis itu untuk bermain ke rumah Hinata.

"Tidak tau tuh," Emma menyisir rambutnya sambil memutar mata jengah. "Daritadi hanya bingung bingung binguuuung terus. Tidak jelas."

"Diam kau."

Buak

Emma mendapat bogeman dari bantal empuk milik Hinata. Hinata tertawa ketika dua temannya itu kini malah perang bantal.

"Hora yo,  bisakah kau menceritakannya pada kami, (Nama)-chan? Apa ada seseorang yang mengajakmu kencan?"

Pertanyaan Hinata makin membuat wajah (Nama) merona. "Itu ..."

Gadis tersebut teringat cara Izana memperlakukannya dan juga pesan pendek yang sore tadi dikirimkan oleh Izana pada (Nama), jika Izana ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat.

Emma yang menyadari itu hanya menaik-turunkan alisnya, menggoda. "Halah, ternyata Chifuyu-kun mengajakmu berkencan kah?"

"Bukan Chifuyu, tau!" (Nama) mengembungkan pipinya.

"Hah?" baik Emma dan Hinata kaget.

"Kora, (Nama), kau ada pacar berapa sih?" Emma merengut. Dia bingung kenapa anggota Touman bahkan menaruh perhatian pada gadis yang hanya bisa berkelahi di depannya itu.

"Tidak ada!" (Nama) menutup bibirnya. Lalu dengan malu-malu ia menjawab, "lebih tepatnya belum, sih."

"Ohho?" Emma dan Hinata saling bertatapan.

"Baiklah, baiklah, aku paham," sahut Emma cekikikan. "Kalau begitu, siapa dia? Siapa pria yang sudah membuat (Nama) kita jadi memerah seperti kepiting rebus ini?" goda Emma kembali.

(Nama) agak kesal dengannya, tetapi ia akui hanya dengan Hinata dan Emma ia bisa berkonsultasi tentang hal ini. Selain kenyataan bahwa Hinata adalah pacar Takemichi dan Emma adalah adik Mikey, mereka berdua adalah teman perempuan (Nama) yang paling dekat.

"Namanya Kurokawa ... Izana."

Wajah Hinata dan Emma memerah begitu menyadari seorang (Nama) kini mengakui bahwa ia menyukai seseorang. Tetapi, Emma agak mengerutkan dahinya. "Tunggu, Kurokawa?"

***

Naoto dan Takemichi berjalan ditengah keramaian kota Tokyo. Mereka berjanji untuk bertemu di sebuah toko kecil di depan keduanya saat ini. Jalannya ramai, tetapi pengunjung toko ini tidak terlalu banyak.

"Toko Peralatan Anak-anak?" Takemichi membaca deretan kalimat yang tertulis di dinding bangunan tersebut. "Apa benar ini tempatnya, Naoto?"

"Menurut alamatnya sih benar," ucap Naoto memastikan alamat di ponsel dan yang tertulis di papan toko tersebut sama. "Kurasa iya. Ini tempatnya."

Lalu, kedua pemuda itu masuk ke sana. Disambut ucapan selamat datang oleh pegawai toko tersebut, Naoto dan Takemichi menolak dengan lembut serta bilang bahwa mereka akan mencari sendiri.

"Di mana (Nama)-san, Naoto?" Takemichi berjalan mengitari bangunan yang lebar dengan peralatan untuk anak-anak yang berjejer rapi.

"Bersabarlah, Takemichi-kun." walau Naoto memeringatinya untuk bersabar, sebenarnya ia juga menanti-nanti pertemuan ini. (Surname) (Nama) dan Takemichi tentu adalah kunci dari jalan keluar kasus ini. Bisa saja ia akan menemukan titik terangnya.

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Where stories live. Discover now