=17= The Wolf and The Rabbit

3.2K 764 214
                                    

Terinspirasi dari album Yoasobi "Kaibutsu"

***

Selamat membaca ❤️

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

***

Hanma menjatuhkan lawan yang baru saja ia kalahkan ke tanah bersalju di bawahnya. "Menyebalkan, kalian tidak ada habisnya," dengus pada gerombolan remaja di depannya.

Hanma Shuuji, 10 tahun.

Berdecak sambil menjatuhkan tatapan merendahkan pada lawannya yang lebih tua, tapi kalah darinya itu, Hanma terkekeh. "Tidak ada yang tersisa lagi? Agak membosankan juga."

Tatapan dari netra keemasan itu menangkap sosok kecil berlapis jaket tebal, syal, serta atribut musim dingin lengkap yang tengah berjalan kesusahan di atas salju. Tubuh mininya itu melompat-lompat agar salju yang menumpuk tidak menenggelamkan kakinya.

"Kelinci?" dengus Hanma sambil tertawa. Bocah itu lalu berbalik, meninggalkan tempat itu. "Paling juga sebentar lagi jatuh--"

Bruk

Langkah Hanma terhenti, ia menolehkan kepala ke asal suara tersebut. Ia sweatdrop saat melihat hasil dari ucapannya. Memang benar, ucapan adalah do'a.

"Itatata ...," lirih bocah itu perlahan bangkit dari posisinya yang memeluk tanah, masih terdengar oleh Hanma.

Hanma sendiri mengedikkan bahunya acuh tak acuh. Ia melirik pohon yang berada di belakang bocah kecil itu, batangnya terdapat gundukan salju yang tertahan. Hanma terkekeh. "Akan menyenangkan kalau salju itu jatuh di atas kepalanya."

Ia memutuskan kembali melangkah pergi sebelum kemudian terhenti, lagi. Hal itu terjadi karena Hanma mendengar teriakan kesal dari arah yang sama dengan datangnya bocah dengan jaket tebal tersebut.

"Oi, maji ka yo?" heran anak laki-laki dengan mata emas tersebut.

Bocah kelinci yang Hanma lihat tadi kini tengah mencak-mencak akibat salju yang jatuh di kepalanya.

"Raaagh! Inilah kenapa aku benci musim dingin!" bocah itu membanting topi rajut yang menutupi kepalanya ke tanah bersalju di bawah. Helaian rambut panjang terurai di punggungnya.

Oh, ternyata perempuan, batin Hanma.

Tak berapa lama gadis cilik itu kembali memungut topi tersebut, lalu membersihkan dan memakainya lagi. "Bercanda deh, sebentar lagi natal dan ulang tahun Okaa-chan. Aku suka musim dingin."

Hanma kembali dibuat sweatdrop dengan tingkah labil bocah itu.

Menggelengkan kepalanya, entah sejak kapan Hanma jadi tertarik memandangi langkah kecil kesusahan dari gadis cilik bak kelinci yang melompat-lompat di atas salju itu.

Ternyata, gadis kecil itu berjalan menuju sebuah toko bunga di pinggir jalan. Hanma duduk di atas bangku di seberang toko. Tubuhnya yang hanya terbalut pakaian tipis dan didobeli jaket itu hanya sedikit bergetar kedinginan. "Salju ya ... memang sedikit menyebalkan sih musim dingin itu."

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Where stories live. Discover now