𒆜 2. 𒆜 Divisi Lima

400 69 11
                                    

(Nama) mengayunkan kakinya. Duduk di pagar besi membuat bokongnya cepat sakit, jadi gadis itu lebih suka duduk di tumpukkan pipa bekas yang ada di markas divisi lima.

Tak lama setelah insiden natal dimana dirinya tertembak oleh Tetra, kini (Nama) telah bugar kembali. Toman jarang mengadakan rapat untuk membahas sesuatu, hanya saja terkadang Mikey memanggil para pemimpin divisi. Terlepas dari kegiatan geng, (Nama) hanya siswi biasa yang tengah menanti kapan agaknya ia berangkat sekolah kembali di jenjang yang baru, SMA.

"Haish, tak bisakah kegiatan divisi kita memiliki libur panjang? Kulihat-lihat divisi lain tidak ada tuh yang sebentar-sebentar rapat, sebentar-sebentar rapat seperti kita," komentar (Nama) di tengah keheningan markas mereka yang berupa bangunan tak terpakai itu.

Cuitan (Nama) jelas membuat perhatian dari ketua, wakil ketua, serta keduapuluh tujuh anggota lain langsung menatap tajam ke arah sang gadis.

"Apa? Memangnya aku salah jika protes?" tanya (Nama) ketika menyadari mayoritas dari mereka menatap kesal kepada dirinya.

Salah satu dari para anggota berseru, "Tak ada yang butuh protesan-mu, onna. Wanita hanya boleh diam!"

Keadaan pun mulai riuh dari mereka yang membenarkan ucapan dia. "Benar! Benar! Lagipula tak ada dari kami yang ingin kau di sini," ucap salah satu yang lain.

(Nama) mendengkus. Ia tak takut, justru menyilangkan tangannya di depan dada dan menatap balik mereka. "Yang ingin aku di sini itu Mikey, kalau kalian tak terima protes saja sana pada dia. Wle." gadis itu menjulurkan lidahnya. Tentu saja mereka tak akan berani menentang keinginan pemimpin geng, bahkan ketika Mikey menempatkan satu-satunya perempuan di divisi mereka.

Di sisi lain, sebenarnya Sanzu sudah ingin meledak sejak tadi, tapi melihat Mucho yang menggelengkan kepalanya pada dia sebagai kode bahwa Sanzu tak perlu bicara, pada akhirnya Sanzu menelan kembali komentar pedasnya sambil menatap kesal pada (Nama).

Yasuhiro Muto sebagai pemimpin divisi lima pun mengangkat tangannya ketika keadaan mulai bertambah riuh oleh seruan tak terima para anggota divisi lima, ditambah kalimat (Nama) dengan nada mengejek bak menyiramkan bensin ke api, rasanya perempuan itu mungkin akan dikeroyok jika Mucho tak segera turun tangan.

"Diam," titah Mucho pelan, seketika membuat semuanya bungkam.

Tatapan Mucho beralih pada (Nama) yang masih bersungut-sungut. Mikey memerintahkan Mucho untuk menempatkan (Nama) di divisinya, bukan tanpa sebab, karena pada awalnya divisi lima dibentuk terinspirasi oleh bakat (Nama) sejak awal pendirian Toman.

Bahkan Mucho tahu jika gadis yang terlihat lemah ini adalah salah satu pendiri geng ini bersama enam pendiri lain. Mikey telah menceritakan semuanya kepada Mucho tentang (Nama).

Ia akui bahwa (Nama) memiliki perannya sendiri untuk disebut sebagai seseorang yang 'hebat'. Wajarnya, perempuan tak bisa bergabung dengan geng yang bercampur laki-laki, tapi kini (Nama) adalah pengecualian. Mikey ingin gadis itu ada di sini. Terlepas dari kemampuan bertarungnya yang sangat jauh di bawah Mucho.

"Divisi lima adalah divisi spesial," Mucho bersuara setelah keheningan sejenak. Mikey memberikan divisi ini pada Mucho untuk ia kelola. Semua yang menggangu sang raja harus Mucho singkirkan, tak peduli itu laki-laki ataupun perempuan. "Divisi ini adalah tempat untuk mengawasi bagian luar dan dalam Toman, mencari pengganggu yang dirasa membahayakan Toman..,"

"... juga mencari penghianat," sambung Mucho. Tatapannya bertemu dengan (Nama).

Itu mengingatkannya pada (Nama) yang masuk ke jajaran petinggi Valhalla yang menyerang Toman pada insiden Halloween Berdarah.

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Where stories live. Discover now