𒆜 3. 𒆜 Chaos

Mulai dari awal
                                    

Di sisi lain Mikey terlihat tak terima mendengar ucapan adik perempuannya itu. "Oi Emma, enak saja! Aku tidak mau punya kakak ipar seperti (Nama)! Yaaaadaaaaaaaa!"

Berkat auman Mikey, baik Emma, (Nama), juga orang-orang yang ada di sana hanya tertawa.

*:・゚✧*:・゚

Emma membuka matanya. "Ukh ..." ia menegakkan punggung. "Tertidur sambil duduk itu tidak nyaman sekali."

Gadis pirang itu meregangkan tubuhnya sejenak.

Beberapa hari setelah gantian jaga Emma yang kemarin, gadis itu kembali mendapat giliran jaga setelah Mitsuya.

Emma memutuskan untuk tidur sebentar ketika tengah hari. Ia tak menyangka sudah dua jam berlalu. Punggungnya jadi pegal karena harus tidur dengan posisi sama dalam waktu lama.

Tatapan dari netra madu Emma tertuju pada (Nama) yang masih memejamkan mata. Senyum lembut terukir di bibir adik Mikey tersebut.

"Ne, (Nama), aku mimpi lucu loh," bisiknya, menggenggam tangan (Nama). "Aku bermimpi saat kau memproklamirkan diri sebagai calon kakak iparku."

Emma terkekeh. Ia juga masih ingat ketika Mikey berkoar-koar menyuarakan ketidaksetujuannya ketika (Nama) bilang akan melamar Shiniciro nanti. Bukankah harusnya terbalik? Emma menggelengkan kepalanya geli. Kenangan-kenangan manis dan hangat ketika mereka masih lengkap, bersama-sama melalui hari.

Helaan napas keluar dari bibir Emma. Genggaman tangannya pada jemari (Nama) mengerat. "Kapan kau akan bangun, (Nama)? Aku ... sangat merindukanmu."

Sudah cukup Emma merasa kehilangan sosok itu ketika (Nama) memutuskan untuk keluar dari Toman. (Nama) bahkan memutus kontak dengan semua anggota lain, kecuali Mitsuya tentunya karena mereka tinggal bersama.

Emma beruntung karena (Nama) masih sesekali menghubunginya.

Setidaknya ia tidak lagi merasa dibuang oleh orang yang ia sayangi. Emma menunduk, memberikan ciuman kecil pada punggung tangan sahabat masa kecilnya tersebut. "(Nama) ...."

Emma tahu tentang hubungan antara (Nama) dengan kakak tirinya, Kurokawa Izana. Emma sendiri terkejut ternyata sahabatnya itu dekat dengan semua kakaknya. Emma senang, karena artinya mereka merasa nyaman dengan sosok (Nama) seperti dirinya. Namun, Izana yang sekarang bukan lagi Izana yang Emma ketahui.

"Kudengar orang yang menusukmu adalah Izana ..., onii-chan ku yang satunya," bisik Emma sendu. Mikey yang memberitahu dirinya jika Mucho dari divisi lima menghianati Toman. Bahkan Takemichi juga mendengar sendiri ketika Mucho mengatakan bahwa Izana-lah yang menusukkan sendiri pisaunya ke tubuh (Nama).

Dikhianati oleh orang yang kau sayangi, tepat di hari kematian keluarga satu-satunya. Emma memejamkan matanya. "Aku tak bisa membayangkan seberapa besar rasa sakit yang kau tanggung, (Nama)," bisik gadis pirang itu pelan.

Emma menjalin jemarinya dengan jemari (Nama). "Tenang saja, (Nama), aku akan menemanimu selamanya. Tak peduli apapun yang terjadi."

Dengan itu, Emma menyandarkan kepalanya lagi ke samping lengan (Nama), menunggu siang hari menjadi gelap, ketika waktunya Emma untuk berganti jaga dengan Yuzuha.


*:・゚✧*:・゚

Hari yang diharapkan tenang, pada akhirnya tak kunjung datang.

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang