Kedatangan Sepupu.

136 76 92
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sholawat dulu~

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'alaa aali
sayyidina Muhammad"

Tandain jikalau ada kesalahan penulisan, kesalahan Ayat Al-Qur'an, hadist, typo, dll. Jangan lupa follow, vote, dan komennya terimakasih^_^

-Happy Reading-

Yusuf membuka pintu kamar Aya secara kasar, ia lalu membangunkan kakaknya yang masih tidur dengan pulas di atas kasur.

"Kak Aya..." ucapnya membangunkan kakaknya.

Aya hanya berdehem, "Hm." sahutnya dengan mata yang masih terpejam.

Yusuf berdecak, "Ck, bangun dong, lu harus liat." ucapnya sambil menarik narik tangan kakaknya.

Merasa tangannya yang di tarik tarik oleh adiknya, ia pun bangun. Dengan kesadaran dirinya yang belum terkumpul penuh. "Ck, apa sih. Lu sendiri aja sana," ucapnya malas.

Yusuf malah makin memaksa kakaknya. "Jangan males begini dong, di bawah ada Bang Haris loh...," katanya dengan ceria.

Sontak mata Aya melebar sempurna, yang tadinya masih di serang rasa mengantuk. Sekarang malah tidak mengantuk lagi, bahkan terasa segar dan bugar. "Seriusan lu!?" ucapnya senang.

Yusuf memutar bola matanya malas. "Ya iyalah. Makanya, jangan kebo." ucap Yusuf.

Aya tak menghiraukan hal itu, ia bangun dari tempat tidurnya, lalu bergegas mengambil kerudung instannya dan pergi ke lantai bawah untuk menemui Haris. Tak hanya Aya, bahkan Yusuf saja sangat senang ketika sepupunya itu datang. Karena, jikalau Haris datang, ia bisa memalaki abang sepupunya itu. "Bang Haris..." ucap Aya senang dengan suara yang nyaring, sambil berlari merentangkan kedua tangannya lebar lebar, meminta untuk berpelukan, tapi ia malah berhenti tiba tiba. Ia lupa, bahwa Bang Haris bukanlah mahram dirinya.

Haris yang sudah bersiap menyambut pelukan dari Aya, seketika heran melihat Aya yang begitu. "Loh, nggak jadi nih pelukannya?" tanya Haris.

Aya hanya menggelengkan kepala. "Bang Haris, kapan datangnya?" tanya Aya.

"Sekitaran jam empat subuh gitu deh, kayaknya," ucapnya, lalu meneliti penampilan Aya yang tak biasanya memakai kerudung.

Aya melihat abang sepupunya yang sedang meneliti penampilan dirinya. "Kenapa Bang? Apa ada belek di mata Aya? Atau ada iler yang nyangkut?" tanya Aya sambil membersihkan kedua matanya dengan kedua jari telunjuknya.

"Nggak ada sih. Tapi..., Abang speechless sama penampilan kamu sekarang." ucapnya dengan sedikit kaget.

"Orang orang mah gitu, udah nggak heran lagi sih." ucap Aya cemberut.

Haris terkekeh melihat Aya yang cemberut, sepertinya pagi hari ini ia harus mengisi energinya terlebih dahulu, karena perutnya sudah terasa keroncongan. Barulah setelah itu, ia akan membicarakan maksud dari kedatangannya di sini. "Bunda kamu lagi siapin sarapan tuh, di dapur. Yuk ke sana, perut Abang  laper nih," ajaknya, dan di angguk oleh Ayana. Keduanya langsung pergi menuju dapur.

Imam Untuk Aya [Hiatus]Where stories live. Discover now