Putus?

388 247 117
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sholawat dulu~

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa'alaa aali
sayyidina Muhammad"

Tandain jikalau ada typo atau kesalahan.😃

-Happy reading-

Ayana Mahera, sebut saja Aya. Perempuan kelahiran bulan April ini, memiliki paras yang cantik nan-imut. Dengan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi, sekitaran 150-an. Sehingga ia tidak terlihat tua, justru ketika ia pergi keluar rumah dengan adiknya, ia seringkali dibilang adiknya Yusuf, padahal ia adalah Kakaknya Yusuf.

Aya sedang merapikan kerudung yang ia pakai, walau sedikit kesusahan, ia berusaha untuk merapikan Kerudungnya.

Seharusnya ia kemarin meminta untuk di belikan kerudung instan saja, supaya tidak kesusahan seperti sekarang.

Setelah selesai merapikan kerudungnya, ia mengambil kardus berukuran sedang yang berisi barang barang pemberian seseorang.

Ia perlahan mengangkat kardus tersebut dan segera keluar menuju pintu kamarnya, satu persatu ia turuni anak tangga itu dengan pelan-pelan. Karena ia memakai rok panjang, biasanya ia memakai rok pendek dan pendeknya di atas lutut. Ia menuju dapur, tempat di mana Bunda nya berada sekarang.

Bunda Hawa sedang menata makanan di atas meja makan, untuk sarapan keluarganya pagi ini. Setelah selesai menata makanan tersebut, ia segera menuju kamar anak-anaknya dan suaminya.

Terlihat Aya yang sedang menuruni anak tangga, Bunda Hawa takjub melihat penampilan anak sulungnya itu, Aya terlihat lebih cantik dan anggun. Ia menghampiri anaknya, lalu memuji anak sulungnya itu, "Ma Syaa Allah, anak Bunda cantik banget." pujinya setelah melihat penampilan Aya pada pagi hari yang cerah ini.

Aya tersenyum malu malu, "Bunda jangan begitu, Aya jadi malu." ucapnya dengan kepala yang menunduk sedikit.

Bunda Hawa tersenyum melihat kelakuan anaknya itu, ia tidak berbohong. Aya hari ini benar benar lebih cantik dan anggun, dengan kerudung yang ia pakai di kepalanya. "Emang bener cantik kok Nak, Bunda aja sampe pangling." puji Bunda Hawa lagi.

"Udah ah mujinya." rengek Aya.

Bunda Hawa terkekeh kecil. "Iya-iya, Ayah sama adikmu belum bangun tidurkah?" tanyanya.

Aya pun menjawab pertanyaan Bundanya tersebut, "Kayaknya belum deh Bun, Aya panggilin Ayah sama Ucup dulu ya Bund...," ucap Aya.

"Iya. Tolong kamu panggilin ya...," pinta Bunda.

Aya menganggukkan kepalanya, dan ia pun membalikkan badannya untuk menaiki tangga lagi. Karena ia akan membangunkan Yusuf terlebih dahulu. Setibanya di kamar Yusuf, ia membuka pintu kamar tersebut dengan perlahan. Terlihat Yusuf yang masih tidur nyenyak di atas kasurnya, Aya mulai membangunkan Yusuf.

"Ucup ...." panggil Aya.

Yusuf berdehem, "Hm ...." dehemnya dengan mata yang masih tertutup rapat.

"Bangun, udah jam 05:30." ucapnya sambil menggoyangkan sedikit badan adiknya.

Yusuf membuka matanya malas, dan ia pun mengambil posisi duduk. Dengan rambutnya yang masih acak acakkan dan wajah bantalnya itu. Ia menguap, "Hoam. hah...," Yusuf menguap tanpa menutup mulutnya.

Imam Untuk Aya [Hiatus]Onde histórias criam vida. Descubra agora