Aya bercerita.

331 215 90
                                    

  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sholawat dulu~

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad, wa'alaa aali
sayyidina Muhammad"

Tandain jikalau ada typo atau kesalahan.

Jangan lupa Al-Kahfi nya🙌

-Happy Reading-

Di sinilah Aya berada, ia sedang duduk di halte yang letaknya tak jauh dari sekolahnya.

Sembari menunggu jemputan dari Ayah nya, ia memakan roti coklat yang sempat ia beli di kantin sewaktu jam istirahat di sekolahnya tadi.

Sungguh, hari ini ia benar benar lesu, karena ia menjadi buah bibir para siswa siswi di sekolah, dan lagi entah kenapa teman teman dekatnya malah menjauhinya, seolah olah tidak mendukung dirinya.

Ternyata hijrah sendirian tanpa duduk di bangku Pesantren dan tanpa adanya seorang teman, itu tidaklah mudah, ia pikir tadinya ia tidak akan menjadi bahan omongan orang-orang di sekolahnya.

Memang inilah ujian orang yang sedang berhijrah, bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi ia yang masih baru baru awal hijrah tersebut.

Sudah hampir satu jam ia menunggu Ayah nya di halte dekat sekolahnya itu, namun Ayah nya tak kunjung datang. Dan lagi, ia tidak membawa uang saku lebih, ia memang sengaja tidak membawa uang lebih, karena ia sekarang ingin belajar untuk hidup berhemat.

Selama ini ia selalu hidup boros. Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya Ayah Harun datang menjemput anaknya yang sedang duduk sendirian di halte tersebut.

Ayah Harun menggunakan motor matic, ia membuka kaca helmnya. "Aya maafin Ayah yang telat jemput kamu ya," ucapnya, ia merasa tidak enak dengan anaknya. Karena sudah membuat Aya menunggu lama di halte sendirian.

Aya tersenyum memaklumi." Nggak apa-apa Ayah. Ayah tumbenan pake motor." ucapnya.

Ayah Harun menjawab, "Sebenarnya tadi sempat pake mobil, tapi di tengah jalan menuju ke sini, mobilnya malah rusak. Jadi Ayah telfon dulu deh orang bengkel buat urus mobil Ayah, baru Ayah pesen ojol, malah muter balik lagi ke rumah buat ambil motor." jelas Ayah.

Aya sekarang jadi merasa tidak enak dengan Ayah nya. "Ayah kerepotan dong gara gara jemputin Aya." ucapnya tak enak.

Ayah Harun terkekeh kecil. "Nggak apa apa Nak, ini kan kewajiban Ayah juga buat antar jemput kamu." kata Ayah Harun. Setelah itu Ayah Harun menyodorkan helm untuk di pakai oleh anaknya, supaya aman dan selamat sampai tujuan.

Aya pun naik ke atas motor Ayah nya, setelah itu Ayah Harun menyalakan mesin motornya, mereka pun segera pergi dari tempat halte tersebut.

Di sela-sela perjalanan kedua Ayah dan anak itu, sang Ayah membuka obrolan kecil dengan menawarkan anaknya untuk sekedar singgah di tempat makan atau di pusat perbelanjaan. "Aya mau mampir di warung makan dulu nggak? Atau Aya mau belanja apa gitu." tawarnya sambil melihat warung warung di sisi jalan.

Samar-samar Aya mendengar Ayah nya menawarkan untuk singgah di warung makan, maupun di pusat perbelanjaan, tapi ia merasa tidak mood sekarang. Karena terus-terusan teringat hal di sekolahnya tadi, ia ingin langsung pulang ke rumah saja. Tanpa singgah sana-sini. "Kalau Aya pengen langsung pulang ke rumah aja nggak apa-apa kan?" tanyanya, ia merasa tak enak menolak hal yang Ayah Harun tawarkan.

Imam Untuk Aya [Hiatus]Where stories live. Discover now