84

322 30 0
                                    


Setelah di selamatkan dan disemangati Andreas, Renatta memiliki sedikit semangat hidup. Walau dia tidak ingin mencoba bunuh diri lagi, dia masih tidak mau bertemu orang bahkan untuk mengikuti tryout. Karena ini Andreas harus menjemputnya di hari Selasa sampai seterusnya karena Renatta sempat bolos di hari senin. Hal ini cukup menggegerkan seluruh sekolah, bahkan Salsa terus menerus mengungkitnya saat ia bergosip dengan teman-temannya bahkan malam hari dengan suaminya. Sosok Renatta, yang tergila-gila dengan dosen killernya itu. Sejak kapan keduanya dekat? Namun ini juga hal baik, setidaknya Renatta tidak membelok dan menemukan cintanya.

"Habis ujian kita harus healing ke pantai. Gimana ide gue? Bagus kan? " Tanya Caca dengan antusias. Salsa, Milla, Naufal dan Deo kini tengah berkumpul di kantin menikmati istirahat. Ini hari terakhir ujian dan mereka bisa santai. Tinggal satu ujian lagi setelah istirahat dan mereka akan libur panjang.

Salsa menyenderkan tubuhnya ke Naufal dengan malas dan berdecak, "Selain pantai ada nggak? Males ah. "

"Gimana kalau ke bali? Keren nggak tuh? " Usul Deo yang langsung mendapat cubitan Milla di depannya, "Apa sih Yank? Kalau usul yang logis ah. "

"Ya maap, tapi kayanya seru hehe..."

"Mau kemana heum? " Tanya Naufal lembut perlahan mengusap pucuk kepala Salsa dengan gemas, "Bilang aja. "

"Kemana ya? Maunya agak jauh, tapi jangan jauh banget ke Bali. Ke Jogja gimana? Bagus nggak? "

"Wow bagus tuh, gue ikut ah, " Seru Radit yang tiba-tiba datang dan mencomot gorengan di depannya, "Rencanain liburan tanpa gue haram hukumnya."

"Yaelah, nggak diajak juga lo ikut. Gimana gaess? Setuju nggak? Nanti Guest tour nya kita kak Axel, dia kan lagi ada di Jogja. "

"Oh iya kakak sepupu lo Axel kan pindah ke Jogja ya waktu itu, gue setuju ah, " Seru Caca yang langsung mendapat tatapan dingin dari Leo yang kini berasa di sampingnya, "Gimana? "

"Ah nggak gimana-gimana kok hahaha... Cuma dulu bestie aja nggak sih kita? Sudah lama nggak ketemu hehe... "

Melihat betapa canggungnya Caca membuat Salsa dan Milla tertawa terbahak-bahak. Sedangkan si empu yang sedang ditertawakan malah sedang sibuk membujuk Leo yang kini tidak mau menatapnya."Ish jangan ngambek dong, Salsa bantuin tuh gara-gara lo kan? "

"Hahaha... Kenapa gara-gara gue? Coba-Coba gue telpon si Axel. Sudah lama gue nggak contact an sama dia. "

Salsa membuka ponselnya dan mencoba vidio call Axel, saat telponan ke tiga baru telpon itu diangkat dan seorang cowok yang sepertinya baru bangun tidur terpampang di ponselnya.

"Halo siapa? Ganggu tidur gue tahu nggak? "

"Kak Axel, gue Salsa. Lo lupain gue hah? "

Radit dan Naufal saling mengintip dari samping dan cowok bernama Axel itu terlihat tampan dan putih menurut penilaian Naufal yang belum pernah bertemu dengannya. Sedangkan Radit yang melihat Axel tambah tampan bersedih, sepertinya orang yang seperti Langit akan muncul lagi.

"Salsa? Salsa siapa? Oh ini lo Cil? Ya ampun, udah gede sekarang woii. "

Terlihat di seberang Axel mengangkat ponselnya untuk mendapatkan angel bagus dan wajahnya terlihat lebih cerah, "Tumben lo telpon gue? Kenapa? Kangen? "

"Kangen, makanya nanti habis ujian gue mau ke Jogja untuk healing. Lo masih ke Jogja kan? " Tanya Salsa antusias membuat Radit mendelik dan memegang paha Salsa dibawah meja untuk memperingatinya. Salsa tersentak dan mencubit tangan itu yang tidak sedikit pun mau menyingkir.

"Masih kok masih, sini aja. Sendiri atau sama temen? "

"Banyak, ada Caca dan Milla juga. "

"Eii, kalian masih berteman sampai sekarang? "

"Yoi dong awet, ini tadi lagi bahas lo terus pacarnya Caca cemburu, coba lo klarifikasi deh. "

Salsa Meloudspeaker ponselnya agar Leo diseberang dapat mendengarnya.

"Kenapa gue dibawa-bawa? Hahaha...Gue nggak pernah ada hubungan apa-apa sama Caca ataupun Milla. Gue dulu kakak kelas ketiganya saat SMP, gue yang jaga tuyul-tuyul itu yang sukanya buat onar. Oke? Jangan salah paham hahaha... "

Axel di seberang bangkit bangun dan berjalan pergi sepertinya menyingkap tirai kamar karena wajahnya sekarang tambah bersinar. Karena ponselnya goyah, kamera tidak hanya menyorot wajah Axel melainkan sampai ke dada dan perutnya yang telanjang membuat Salsa berseru, "Wow, badan lo tambah bagus juga. "

"Salsa! " Tegur Naufal menutupi ponsel itu dengan gelas es tehnya dan menutupi mata Salsa dengan telapak tangannya.

"Matanya jelalatan, " Bisik Radit semakin mendekat ke Salsa dan tangan di bawahnya mengusap paha Salsa sensual padahal diatas meja dia sibuk makan.

Salsa risih, ia menurunkan tangan Naufal dan menyingkirkan tangan Radit, "Apa sih? Itu ketidaksengajaan. "

Salsa menyingkirkan gelas itu dan tampang Axel yang tengkurap diatas ranjang terlihat, "kenapa ditutup? "

"Nggak kenapa-kenapa, lo sekarang sibuk apa? "

"Gue sibuk kuliah, masuk hukum di UGM. "

"Oh ya, sma lo akselerasi ya."

"He'em."

  Pulang sekolahnya, Sammy berkunjung ke rumah. Ia membawa lima durian dan semua orang makan bersama di halaman belakang. Salsa dibantu Reihan dan Naufal membuat banyak es buah dan semua orang puas di hari yang panas itu. Namun baru saja mereka mengistirahatkan perut, ada seseorang yang bertamu membuat ke enam-nya memasang wajah datar dan siaga.

  "Kakak Cantik! "

  "Leo kecil? "

  Salsa sebenarnya malu setelah kejadian di taman itu, namun karena Leo masih kecil Salsa mengindahkan perasaannya dan bergerak untuk menangkap tubuh mungilnya yang berlari ke arahnya "Kenapa Leo ada disini? Sendiri? "

  Salsa melihat ke arah belakang Leo dan tidak menemukan siapa pun. Leo mengeluarkan sebuah cokelat barang panjang dari balik sakunya, "Tadi Leo diantar bunda, tapi bunda langsung pergi. Ini cokelat manis untuk kakak cantik. "

  "Terimakasih."

  Leo tertawa girang setelah mendapat ciuman di pipi kanannya, ia ingin mencium Salsa namun langsung ditarik Reihan, "Jaga jarak Leo. "

  Leo memberontak dari tangkapan Reihan dan meloncat ke pelukan Sammy, "Kakak, kak Reihan nakal. "

  "Kamu tahu aku siapa? " Goda Sammy membuat Leo berpikir sebentar dan menggeleng, "Tidak."

  "Kakak penjahat, suka makan anak kecil dan menggoreng nya seperti ayam goreng. Kamu tidak takut? "

  "Tidak, kenapa takut? Aku adalah Leo yang suka tangkap anak besar dan memakannya, seperti ini. "

Leo menggigit lengan Sammy cepat membuat si empu meringis, "Sstt, sakit bocah. Lepasin! "

  "Hahahaha.... "

  Leo melompat dari pelukan Sammy dan beralih ke Salsa, Salsa menggendong tubuh kecil Leo dan berlari menghindari Reihan yang ingin mengambilnya kembali, "Hahaha... Leo yang mendapatkan kakak cantik! "

  Leo malam itu menginap dirumah itu karena ternyata bunda Aliya ada kepentingan mendadak, karena ini para cowok tidak menghembuskan rokok mereka di dalam rumah ataupun minum-minuman alkohol seperti yang biasa Elang dan Gilang lakukan saat nonton TV.

  Keesokan paginya, Bunda Aliya datang untuk menjemput Leo sekalian membawa beberapa bahan pangan untuk permintaan maaf. Salsa tidak keberatan, namun ke enam cowok itu mengeluh dengan berat. Mereka tidak bisa mendekati Salsa karena setan kecil itu.

  "Salsa, Lo harus tanggungjawab jam yang hilang," Ujar Arvin tersenyum mesum lalu membopong Salsa lari dari ruang tengah.

  "Sialan Arvin! "
 

LOTUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang