12

2.2K 189 6
                                    

"Eunghhhh........"

  Salsa terbangun entah mengapa dan menatap jamnya dinakas, pukul 04.00 pagi.

"Tumben gue bangun pagi," gumam Salsa berjalan gontai ke kamar mandi. Setelah selesai menyelesaikan kebutuhannya sendiri ia pun keluar kamar menuruni tangga dan mendapati ruang tengah yang penuh dengan bekas bungkus snack.

Huft, Salsa menghembuskan nafas panjang lalu mengikat rambutnya tinggi dan mengambil sapu untuk membersihkannya. Dia beruntung, kakinya cepat sembuh dari perkiraannya hingga ia bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan leluasa.

   Setelah selesai menyapu ruang tengah dan sedikit mengelap meja, Salsa mulai memasuki dapur dan mengeluarkan bahan-bahan masakan yang kemarin Rei sengaja belanja sendiri, katanya agar dirinya mulai berhemat. Ia jadi ingin tahu tampang dingin Reihan saat belanja sayur itu bagaimana haha.....pasti lucu.

  Salsa sibuk berperang dengan peralatan dapur, menyiapkan beberapa makanan  cukup untuk 7 orang yang porsinya tidak sedikit. Bahkan pagi ini ia juga berencana  menyiapkan beberapa gelas susu hangat untuk mereka entah mengapa.

Grep

  Salsa terkejut saat seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang, melingkarkan tangannya dipinggang membuatnya langsung merasa takut.

"Siapa lo? Lepasin nggak?" Salsa mencoba memberontak tapi tidak bisa, dan cowok kurang ajar itu malah membenamkan wajahnya diceruk lehernya.

"Sal, maaf," Lirihnya.

"Lo siapa?" Tanya Salsa sabar, ia belum terlalu mengenal keenamnya dan berusaha tidak terlalu mengenal mereka terlalu dalam. Walaupun pertanyaan ini mungkin menyinggung perasaan mereka, Salsa mencoba untuk tidak peduli.

"Gue Elang."

"Bisa lepasin nggak? Gue risih."

"Nggak, sebelum lo maafin gue."

"Gue siram minyak panas tahu rasa lo," ancam Salsa yang sedang sibuk menggoreng omelet ke limanya.

"Nggakpapa kalau itu buat lo maafin gue, gue menyesal Sal. Nggak seharusnya gue ngomong kaya gitu sama lo, seharusnya gue nggak nuduh lo tanpa bukti."

"Kenapa lo tiba-tiba minta maaf? Apa karena bukti itu?" Tanya Salsa tersenyum miring, ia masih meneruskan menggoreng walau sejujurnya ia sangat-sangat risih.

"He'em, dan gue udah ngomong sama pelakunya. Ternyata benar."

"Siapa? Lo tahu?"

  Elang mengangkat kepalanya, ia berganti menaruh dagunya dipundak jenjang Salsa. Setelah menghirup leher beraroma stroberi pelan, Elang baru mau menjawab."Laluna, gue kemarin nelfon dia ternyata dia ngaku yang ngerencanain ini semua. Tapi alasannya gue nggak tahu, fia gak mau bilang."

"Yasudah, semua selesai kan? Lo bisa lepasin pelukan lo nggak? Sebelum yang lain lihat."

"Nggakpapa, biarin aja mereka lihat. Gue nggak bakal lepasin sebelum lo maafin gue."

"Aneh banget lo hari ini, apa gara-gar...."

Cup

  Badan Salsa menegang saat Elang tiba-tiba saja mencium lehernya tanpa seizin-nya.

"Lo ngapain? Lepasin gue nggak? Lo mau cabulin gue? Lepasin," berontak Salsa mematikan kompornya mencoba lepas dari Elang.

"Maafin gue dulu," kekeuh Elang.

"Lo mau cabulin gue, lepasin!"

"Kalian ngapain?" Seketika keduanya berhenti  dan sama-sama menatap kebelakang, lebih tepatnya kearah 2 cowok yang menatap mereka denga. terkejut.

LOTUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang