59

461 42 12
                                    


  Hari perkemahan telah tiba dan Salsa sedari tadi sibuk dengan koper yang dia bawa. Setelah memasukkannya ke bagasi, dia dan Milla memasuki bis dan mencari bangku mereka. Sayangnya kemah kali ini Caca tidak bisa ikut karena bertepatan dengan keluarganya yang pergi ke Jogja karena kakaknya menikah disana. Bis yang Salsa naiki adalah bis 2, untuk absen dari 15 keatas berada di bis 1 dan dicampur dengan mipa 1. Sedangkan di bis 2 mereka dicampur dengan setengah siswa di mipa 3.

"Untung kita nggak pas diatas roda," ujar Milla menghela nafas lega lalu duduk di dekat jendela sedangkan Salsa duduk di pinggir.

"Sheril, lo bawa antimo nggak?" Tanya Salsa ke Sheril yang duduk diseberang mereka.

"Ada, bentar."

Perlahan semua orang mulai masuk dan duduk ditempat yang sudah diacak diawal. Kali ini guru yang mengawasi mereka di bus adalah pak Andreas dan bu Pita guru seni budaya.

Karena Salsa masuk duluan, dia mengetahui kalau Radit dan Rizky juga berada di bis yang sama. Tapi, kok bisa?

"Mill, kok mipa 3 namanya sampai R ya."

"Lo nggak tahu? Radit aja absen 12. Kebanyakan dari mereka memang S sama T."

Salsa hanya ber'oh' ria dan memposisikan tempat yang nyaman untuk dia tidur. Entah bagaimana bisa pagi ini setelah sarapan dia merasa perut dan kepalanya tidak nyaman. Jadi setelah minum antimo dia ingin tidur sebentar untuk menyamankan perutnya.

Salsa merasa baru tidur sebentar dan terbangun karena tiba-tiba bis yang ia tumpangi mengerem mendadak. Ada kecelakan mendadak di depan, jadi pak Andreas mengatakan kalau bis akan dijalankan sebentar lagi dan semua orang harus tetap tenang.

"Mill, sampai mana?"

"Masih di Jakarta, baru 20 menit berangkat."

Saat Salsa menolehkan kepalanya ke samping, ia terkejut ketika mendapati Radit duduk diseberangnya bersama Leo yang menutup matanya dengan earphone menyumpal kedua telinganya. Baru saja ia akan bertanya, pundaknya ditoel dari arah belakang dan ternyata sang pelaku adalah Naufal. Oke, sepertinya ada sesuatu yang salah disini.

"Dit, lo kenapa bisa duduk disana? Bukannya tadi tempat Sheril?"

"Boleh pindah tempat duduk kok, lagipula bukannya gue disini buat hibur lo biar nggak tidur terus? Mau pergi healing kok baru duduk di bis langsung tidur."

Salsa mengindahkan cibiran Radit, saat ia berdiri untuk melihat apa yang terjadi didepan ia sangat terkejut ternyata Langit duduk di depannya sedang menscroll tik tok. Salsa kembali terduduk sambil frustasi, kenapa hidupnya dipenuhi orang-orang menyebalkan?

"Mill, kenapa kita bisa dikelilingi cowok-cowok aneh itu?" Bisik Salsa ke Milla yang sedang bermain ponsel.

"Radit dan Naufal bukannya suami lo? Pasti mereka khawatir sama lo. Dan Langit, mungkin dia ingin lebih dekat dengan lo."

Milla mengedikkan bahunya acuh dan tidak terlalu peduli dengan sekitar, jika dia ikut dalam lingkaran stress nya Salsa pasti dia juga yang akan ikut stress parah.

"Sal, lo mau tidur lagi apa enggak?" Tanya Naufal yang tiba-tiba menyembul diatasnya.

"Enggak, kenapa?"

"Kalau mau tidur lagi gue bawa bantal leher kalau lo mau."

"Nggak usah, gue nggak mau tidur lagi."

Naufal kembali ke tempat duduknya dan Salsa pikir hal itu sudah selesai. Namun Salsa salah, jika dia berada disamping Radit maka harinya tidak ada yang tenang.

"Pak, ada karaokenya nggak? Mau nyanyi nih, bosenin nggak ada hiburan," seru Radit keras mengalihkan seluruh orang di bis.

"Mau nyanyi? Sini ambil mic-nya."

Radit dengan antusias ke depan dan mengambil mic dari pak Andreas. Setelah itu, perjalanan ini dipenuhi nyanyian Radit dan bala pengikutnya yang tidak memberi kesempatan Salsa untuk kembali tidur. Saat lagu kelima berakhir, Langit tiba-tiba saja menggantikan Radit bernyanyi membuat Salsa memfokuskan diri padanya. Jika diingat dulu, Langit memiliki suara bagus.

"Gue mau nyanyi lagu berdua lebih baik. Salsa, lo mau duet sama gue?"

Setelah itu seruan terdengar bergemuruh memenuhi bis. Salsa hanya mengalihkan pandangannya keluar tanpa berniat membalas tawaran Langit.

"Salsa, kita pernah duet lagu ini sebelumnya. Ayo duet sekali lagi."

"Duet! Duet! Duet!"

Karena semua orang berseru, dengan terpaksa Salsa bangkit dari duduknya dan menerima Mic dari Langit. Interaksi mereka tentu saja mendapat seruan lagi. Melihat ini Salsa reflek melirik kearah Radit dan Naufal yang memiliki ekpresi jelek.

"Lihat awan disana, berarak mengikutiku. Pasti, dia pun tahu."

Suara Langit begitu dalam dan merdu dibanding Radit diawalnya membuatnya semua orang bertepuk tangan untuk mengapresiasikannya. Langit tersenyum cerah saat Salsa juga memperhatikannya.

"Ingin aku lewati, lembah hidup yang tak indah. Namun harus ku jalani."

Suara Salsa juga tak kalah merdu, keduanya pun menikmati nyanyian mereka. Sedangkan teman-teman lain di bis mulai bertepuk tangan mengikuti iringan musik.

"Berdua denganmu pasti lebih baik, aku yakin itu. Bila sendiri, hati bagai Langit...berselimut kabut."

Langit merasa deja vu kembali. Saat study tour mereka ke Bandung. Ia dan Salsa pernah menyanyikan lagu ini saat di bis, dan mereka melakukannya lagi hari ini. Salsa juga merasakan hal yang sama, sudah sangat lama ia tidak mendengar nyanyian Langit yang dulu pernah menjadi candu baginya.

Keduanya sibuk dan terlarut dalam nyanyian hingga mengindahkan dua pasang mata yang siap menguliti Langit sampai habis. Deo menepuk pundak Naufal dan Naufal langsung bangkit dan meraih tangan Salsa yang menggenggam mic. " Berdua denganmu pasti lebih baik, aku yakin itu. Bila sendiri, hati bagai Langit...berselimut kabut."

Salsa terkejut ketika Naufal menyahuti reff kedua mereka, namun didengar-dengar suara Naufal tidak begitu buruk.

"Ayo Fal, jangan biarkan pacar lo dicuri!" Seru Radit keras membuat Naufal lebih bersemangat dan melirik Langit dengan sinis.

Langit mengabaikan keberadaan Naufal dan terus bernyanyi sembari menatap Salsa. Namun naas-nya seperti kejadian di bk itu Salsa mengabaikannya dan memilih memusatkan perhatian ke Naufal.

Di bis belakang, Rizky memotret hal itu diam-diam dan mengirimkannya ke Elang. Jika saingannya Elang yang tidak dicintai Salsa itu tidak apa-apa baginya, namun jika kedua orang itu. Maka kesempatannya untuk mencari perhatian Salsa semakin menipis.

Di Bis 5 Elang sempat terkejut ketika mendapat notifikasi pesan dari Rizky yang berisikan foto Salsa sedang bernyanyi dengan Langit dan Naufal. Ia juga sempat melihat siluet Radit yang terlihat senang di kursi dekat ketiganya. Tanpa basa-basi lagi Elang meneruskan pesan itu ke grup mostwanted dan langsung meneruskan kembali menyanyinya.

Gilang yang berada satu bis dengan Elang sontak terkejut dan langsung menghampiri Elang yang sibuk dengan nyanyiannya sembari menggoda seorang cewek yang biasanya jadi primadona ips 2. "Ini beneran dari Rizky?"

"Lo tahu sendiri, pergi sono!"

Di dorong begitu saja tentu membuat Gilang mendelik tidak suka, ia langsung merampas ponsel Elang yang dijadikannya panduan lirik dan membawanya ke belakang.

"Woii sialan, balikin ponsel gue!"

"Elang, kok ngumpat sih?"

"Enggak kok sayang."

LOTUS Where stories live. Discover now