83

518 34 2
                                    


Malam hari ini adalah malam sepi tanpa bulan dan bintang yang terlihat. Langit malam sedang kosong, namun di sebuah bar kini terlihat seorang gadis tengah meminum alkohol-nya dengan rakus dan menikmati suasana sekitarnya yang ramai. Dia adalah Renatta, yang baru keluar dari tempat persembunyiannya dan menikmati malam ini dengan pesta alkohol. Bajunya juga tidak tomboy seperti biasa, melainkan diubah menjadi seksi dengan gaun malam karena ia mengenakan pakaian ibunya. Renatta tidak peduli dengan tatapan sekitar, asalkan dia bahagia malam ini dia tidak akan peduli dengan apa pun. Siang tadi Renatta sudah pergi ke rumah Arnold untuk mendapatkan tanggungjawab disana, ia sudah menunjukkan hasil tes DNA nya 18 tahun lalu dan foto foto Arnold dengan ibunya yang ia dapat dari ponsel milik sang ibu. Tentu saja Arnold tidak menerima Renatta dan mengusirnya, jadi dia berakhir disini untuk menghibur dirinya sendiri.

  "Tidak ada yang peduli sama gue! Nggak ada yang mau nerima gue di dunia ini hiks... "

  Renatta menelungkupkan kepalanya dia meja bar dan menangis disana, hingga seseorang menepuk bahunya membuatnya mendongak, "Andreas? "

  Andreas datang bersama Olivia, namun dapat dilihat kalau Andreas mengabaikan Olivia yang terus-menerus merengek di belakangnya. Renatta tidak peduli, ia ingin menelungkupkan wajahnya lagi namun Andreas malah menarik tangannya dan membawanya keluar.

  "Lepasin, gue masih mau di dalem! "

  Olivia kalang kabut melihat kepergian Andreas tiba-tiba, dia juga tidak bisa langsung menyusul karena dia ditarik seorang cowok untuk duduk dipangkuannya dan secara tiba-tiba menyerang bibirnya.

  Diluar Andreas memasukkan Renatta di mobil dan dia menjalankan mobilnya dengan Renatta yang terus memberontak mengetuk-ketuk jendela mobil.

  "Kemana lo bawa gue pergi? Gue masih mau minum hik. "

  "Renatta, besok kamu ada tryout dan ini yang kamu lakukan? " Tanya Andreas yang fokus melihat ke jalan di depannya.

  "Gue nggak akan mau berangkat, biarin aja gue nggak lulus. Nggak ada gunanya juga, kalau gue lulus apa enggak nggak ada yang peduli!"

  Renatta membenturkan kepala nya di kaca jendela dan menangis disana, "hiks... Kenapa hidup gue berantakan seperti ini? Apa salah gue hidup? Hiks... Gue hanya cuma bahagia. Apa bahagia itu mahal buat gue? "

  Andreas diam saja membiarkan Renatta mengeluarkan seluruh keluh kesahnya.

  "Gue pingin sosok papa sedari kecil, gue selalu bertanya dimana papa gue. Kenapa hanya mama yang gue punya, sedangkan yang lain punya papa hiks... Ternyata, papa yang selalu gue pinginin kehadirannya adalah om gue sendiri! Dia ada tapi nggak Terima kehadiran gue! Gue selama ini dibodohi mereka, dan gue sangat kecewa. Hiks... Setelah mama gue bunuh diri nggak ada lagi yang gue punya (Andreas tiba-tiba saja menghentikan mobilnya setelah mendengar kalimat itu) gue minta pertanggungjawaban om gue tapi dia tetep nggak ngakuin gue sebagai anaknya, apa gue semenjijikan itu hah untuk diakui? Gue tahu gue suka mabuk-mabukkan dan main keluyuran, tapi gue nggak ngejalang kaya anaknya itu. Gue juga bisa berubah, gue janji akan jadi anak baik. Tapi dia nggak mau peduli, gue sudah nggak punya siapa-siapa lagi didunia ini hiks.... "

  Andreas diam membiarkan Renatta menangis sesenggukan di jendela, ia menghentikan tangan Renatta yang ingin memukuki kepalanya sendiri, "apa yang kamu lakukan? "

  "Biarin gue mati hiks... Nggak ada lagi yang peduli gue hidup atau enggak. Gue pingin mati! Lepasin gue! "

  "Tenang, jangan gegabah seperti ini! "

  "Lo nggak tahu perasaan jadi gue, nggak ada yang ingin gue hidup tahu nggak? Hiks... Sejak SD gue dibully karena nggak punya papa! SMP gue dibully karena gue jelek! Gue jadi begini bukan karena mau gue! Karena mereka semua! Dunia ini sangat jahat hiks... Semuanya jahat! "

LOTUS Where stories live. Discover now