ALDHEIRA-24

205 5 0
                                    

Senyum sumringah itu tak henti hentinya melengkung indah dibibirnya. Perasaanya hari ini benar benar tidak bisa dideskripsikan. Ini bagaikan mimpi untuknya.

Gavin melirik Eira dari kaca spionnya. Hari ini ia membawa motornya. Bibir nya ikut tersenyum melihat wajah Bahagia sang adik. Ia menarik kedua tangan Eira yang bergerak bebas diudara untuk memeluk dirinya, takut sang adik terjatuh.

Senyum itu seketika berubah menjadi perasaan gugup, takut, dan cemas. Gavin membawa dirinya masuk hingga perkarangan sekolah. Dirinya sudah dari tadi minta diturunkan di gang sepi deket sekolahnya tapi Gavin seolah tuli, ia tidak mendengarkannya.

Motor itu terparkir rapi tepat di jejeran motor para sahabatnya. Semua murid yang ada disana memandang mereka dengan penuh tanya dan tatapan menghina.

Gavin mengulurkan tangannya untuk membantu Eira turun dan menerima helm yang disodorkan Eira. Eira merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Dirinya saat ini sangat gelisah, apalagi ia ditatapi bagaikan predator yang siap memakan mangsanya.

Tanpa sengaja, matanya bertemu dengan sorot mata tajam yang berdiri tak jauh darinya yang juga menatap dirinya intens. Eira berjalan cepat menghampiri Athar. Pacarnya itu pasti banyak sekali pertanyaan untuknya. Ia berusaha menulikan pendengarannya terhadap kata kata yang mencemoh nya.

Gatal banget najis

Jijik ih gacukup satu cowo

Kurangnya Athar apasi sampai menggatal ke Gavin juga

Sok cantik jijik!

Cantik engga caper iya

Kayanya bentar lagi ada pertunjukan

Maksud lo?

Hahaha liat aja nanti

Muak gue liat muka dia yang sok polos

Caper banget sih eneg gue!

Eira berusaha menenangkan dirinya agar tidak terpengaruh dengan lontaran hujatan dari mereka semua. Fokusnya kini hanya satu, bertemu dengan Athar.

Kini, ia berdiri tepat didepan Athar sambal berusaha menampilkan senyum kecilnya.

"Haii..." sapa Eira canggung.

Tanpa disangka, sapaan itu mendapatkan pelukan mendadak dari Athar. Ia menenggelamkan kepalanya dipundak gadisnya. Harum ini yang dari kemarin ia rindukan.

Dunia seolah milik mereka berdua. Bahkan, Alven dan Gibran sudah melontarkan umpatan atas aksi Athar sekarang.

"Bangsat, gini banget pagi indah gue" umpat Gibran.

"Anjing, jiwa jomblo dedek bergetar bang pengen rasain juga" ujar Alven sambil mengelus dadanya.

Athar merenggangkan pelukan itu. Ia mengenggam tangan mungil Eira yang sangat pas di genggamannya dan membawa Eira pergi dari sana. Mereka semua yang tadinya menghujat kini menjadi diam dan pura pura tidak melihat ada Eira disana.

Eira hanya diam mengikuti Athar. Rooftop menjadi tempat mereka kini berduaan. Sebelum itu, Athar mengeluarkan handponenya memberitahu teman temannya untuk jangan ke rooftop.

Eira berjalan menuju pembatas tembok sambil menikmati angin yang berhembus ke wajahnya. Eira kaget tapi setelah itu ia tersenyum mengetahui siapa yang memeluknya dari belakang.

Athar meletakkan kepalanya dibahu Eira. Posisi ini sangat nyaman untuknya.

"Aku kangen" ujarnya yang terdengar manja

Eira menatap Athar hingga wajah mereka kini sangat dekat. "Masasih kangen? mana buktinya coba kalau kangen" jahilnya.

Athar bergumam tidak jelas sambil menenggelamkan kepalanya dipundak Eira. Eira tertawa merasakan kegelian. Pacarnya ini sangat manja!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ALDHEIRAWhere stories live. Discover now