ALDHEIRA-11

141 3 0
                                    

Sesampainya dikelas, Eira membuka kantong yang diberikan Bi siti tadi. Tak lupa ia membaca doa terlebih dahulu sebelum memakannya. Situasi dikelasnya lumayan cukup ramai. Eira makan bubur nya tanpa diganggu sama sekali.

"MORNING ALL" teriak Shalnav yang baru tiba dikelas dengan Nada disebelahnya.

"Pagii" balas beberapa murid yang sudah biasa mendengar itu tiap hari.

"Tumben pagi pagi makan disekolah, gak sarapan sebelumnya?" tanya Nada sambil meletakkan tas nya dikursi.

"Tadi lihat bubur dijalan trus kepengen jadinya beli deh" jawabnya berbohong.

Nada mengangguk mengerti.

"Eiraa.. Lo udah siap pr fisika belum? Kalau udah pinjam Raa" Shalnav menyatukan tangannya sambil tersenyum memohon.

Eira mengangguk. Ia membuka tas nya lalu memberikan buku fisikanya pada Shalnav.

"Thankk youu Eira cantikk" ujar nya setelah menerima buku itu. Ia dengan cepat mengeluarkan buku nya dan menyalin jawaban Eira.

"Ngapain aja sih lo semalam sampai lupa ada pr fisika?" tanya Nada

Shalnav meringis tipis. "Hehe semalam gue keasyikan ngedate sama ayang beb"

"Ayang beb ayang beb, pacaran tuh boleh tapi pendidikan jangan dilupain" omel Nada

"Siapp buk bos. Perintah anda tak kan saya lupakan" ujar shalnav sambil hormat.

"Makanya cari cowok sana biar lo ngerasain pacaran itu gimana" lanjutnya disela mengerjakan tugas.

Nada tak merespon. Ia memilih menyumpel kan telingannya dengan earphone warna hijau tosca miliknya.

"Lihat temen lo Raa, dibilangin begitu. Gue pengen lihat lagi Nada pacaran nanti gimana"

Eira tersenyum tipis melihat mereka. Nada itu sebenarnya masih takut untuk membuka hati. Ia masih trauma dengan masa lalunya. Jika ada cowok yang datang ingin masuk ke hatinya, perempuan itu selalu menolak dengan alasan we just friend. Tak heran banyak lelaki yang perlahan meninggalkannya karna sikap nya yang terlalu cuek.

"Ini Raa buku lo, makasihh yaa" Shalnav menyerahkan buku tulis itu pada Eira.

"Iya sama sama"

"Gue denger denger lo jadian yaa sama kak Athar?" tanya shalnav penasaran.

Perhatian mereka beralih pada Rangga yang mendudukkan bokongnya dikursi.

"Mau ghibah ya kalian?" tanya rangga saat melihat ketiga perempuan itu duduk saling berhadapan dan tatapan serius Shalnav.

"Iya, kalau lo mau dengar sih gapapa tapi jangan brisik" jawab Shalnav.

"Ogah" tolaknya. Ia beralih menatap Eira. "Gue lihat pr fisika punya lo Raa, boleh?"

Eira mengangguk lalu menyerahkan bukunya lagi.

"Nyontek mulu kerjaan lo, sekali sekali usaha kek. Beban Eira banget" omel Shalnav.

Shalnav meringis saat kepala nya ditoyor Nada.

"Perlu gue bawain kaca dikamar gue buat lo?"

"Emang Nada tuh pahlawan banget buat gue shal. Ntar gue beliin kaca buat lo ya shal" ujar Rangga lalu buru buru pindah ke meja pojok dibelakang.

"AWAS YA LO BOHONG! GUE TUNGGU CERMIN LIMITED EDITION NYA DIRUMAH GUE!" teriak Shalnav. Dibanding ia harus mengomeli Rangga karna perkataannya itu, mending ia mengiyakannya.

"Minta cowok lo sana!" teriak Rangga disela bikin tugasnya.

"Dih, gak sesuai omongan"

"Diem shal. Pagi pagi udah brisik aja" tegur Nada.

ALDHEIRAحيث تعيش القصص. اكتشف الآن