ALDHEIRA-8

153 4 0
                                    

Asap rokok mengepul diudara saat dihembuskan setelah ia menyesap rokoknya. Athar berdiri dipembatas rooftop sambil melihat murid yang sedang olahraga dilapangan.

"Tadi yang sama Athar siapa?" tanya gibran. Ia duduk di sofa sambil memakan camilan ringan.

"Maksud lo?" tanya Alven

"Tadi pas gue bukain pagar belakang, Athar bareng cewek cantik"

Tak hanya ada Alven dan Gibran, Gavin dan Radif juga ada disana. Satu bolos, semua harus bolos. Itulah yang dikatakan Gibran.

"Serius? Wuihhh Mas Athar diam diam lagi deket sama cewek yaa" godaa Alven sambil menatap Athar penasaran.

Alven seketika teringat dengan percakapan semalam. Apa jangan jangan itu Eira?

"Jangan bilang cewek itu Eira?" tebak Alven. Sedangkan Athar masih sibuk dipembatas rooftop sambil memperhatikan Eira yang baru saja tiba dilapangan bareng dua temannya.

"Eira? Siapa?" beo gibran penasaran

Radif berdecak kesal. Ia melempar kulit kacang yang baru dibukanya mengenai wajah Gibran.

"Makanya tau lo jangan bercinta aja, ketinggalan info kan lo"

"Bangsat" Gibran mengusap keningnya yang terkena lemparan kulit kacang.

"Emang ada apasih? Tinggal cerita riweh amat lo" omel gibran tak terima.

"Athar lagi naksir seseorang" jawab Radif. Gibran sontak teriak kaget.

"HAH? SERIUS LO!?"

Mulutnya bahkan menganga lebar sangking tak percayanya mendengar yang baru saja ia dengar.

"Tutup mulut lo anjing, bau jigong lo ntar keluar" alven menggeplak kepala Gibran. Ekspresi gibran sunggu terlihat lebay.

"Naksir sama siapa cuy? Cewe mana yang bikin athar terpikat?" tanya nya lagi. Ia sungguh penasaran saat ini.

"Eira. Aldheira Tavannya kelas XI IPA 1" jawab Radif

"Adek kelas?" beo Gibran masih tak percaya.

Gibran menatap Athar yang masih setia di tempatnya lalu kembali menatap sahabatnya.

"Gilaa! Tuh cewek pake pelet apa ya sampai Athar bisa naksir sama dia"

"Lo masih ingat cewek yang kita tolongin di toilet kan?" ujar Alven

Gibrang mengangguk. Dia masih ingat dengan siswi mengenaskan itu.

"Kenapa?"

"Eira itu dia"

"HAH?!" pekik gibran lagi. Kejutan apa lagi ini yang menanti dirinya.

"Ah tak lucu anjing cerita lo" ujar gibran yang masih menangkal pernyataan Alven. Dia masih ingat waktu itu bahkan Athar terlihat cuek dengan gadis itu.

Alven mengendikkan bahunya acuh. "Terserah kalau lo gak percaya. Tanya aja sama Gavin"

Gibran menatap Gavin seolah menunggu jawaban. Dirinya benar benar terkejut lagi saat Gavin mengiyakan pernyataan itu.

"Gimana ceritanya?" gibran mendesak mereka untuk menceritakan kronologinya. Setahunya, Athar itu sudah lama tak membuka hatinya untuk orang baru lagi.

"Semalam Athar minta nomor Eira sama cewek gue. Yaudah gue sama Alven menyimpulkan bahwa Athar tertarik sama tuh cewek"

"Gue jadi penasaran sosok Eira" ungkap gibran. Dia ingin liat paras perempuan itu.

Ini benar benar langka. Selama dirinya sahabatan dengan Athar, tak pernah ia melihat Athar meminta nomor cewek pasti cewek yang banyak menginginkan nomor cowok itu. Dia tau ciri ciri Athar menyukai seseorang.

ALDHEIRAWhere stories live. Discover now