28. Kebenaran yang sesungguhnya

64 5 0
                                    

Happy Reading

Hai aku up lagi
Author ini lagi rajin rajinya banget up wkwk

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.
Semoga kalian bahagia membaca bab ini.

--

"jatuh cinta itu sederhana, yang tidak sederhana itu luka nya."

-Luka Lintang


***

"Ternyata lo suka sama Lintang, Tha!?" sentak Dean mendorong tubuh Athala.

"Iya emang kenapa?!" jawab Athala dengan nada tinggi.

Kini anggota Ezvaros tengah berkumpul dimarkas mereka karena Dean ingin tau kebenaran yang sebenarnya itu seperti apa. Kita lihat saja, Dean dan Athala tengah beradu mulut, biasanya mereka berdua yang paling akur.

"Gila lo! Atahala!"

"Lo mau tau kebenarannya!?" Athala bertanya kepada Dean dengan tampang remehnya.

"Gue itu dari dulu suka sama Lintang! Bahkan sebelum lo suka sama dia dan lama kelamaan lo mulai menjadi-jadi sampai-sampai lo sama Lintang jadian! Gue orang yang paling ngga terima saat itu! Gue punya dendam sama lo, lo berani-beraninya ngerebut Lintang dari gue. Sejak saat itu gue selalu ngejelekin Lintang gue selalu buat lo menajuh dari Lintang supaya Lintang benci sama lo dan mengakhiri hubungannya sama lo. Gue juga sekongkol sama Rania, awalnya niat Rania cuman mau bantu gue tetapi dia malah jatuh kedalam pesona seorang Dean Antasea."

"Bangsat lo!" umpat Dean yang sudah terlanjur emosi.

Bugh.

Bugh.

Dean membogem Rahang Athala. Emosinya kini memuncak berada pada ubun-ubun kepala. Athala yang dibogem hanya diam tak berniat untuk membalas. Dia hanya menatap Dean dengan wajah meremehkan.

"Kentara banget Yan, lo itu orangnya emosian." Athala berkata dengan senyum ringaian.

"Tha? Ternyata lo..." Natta sedikit terkejut karena ia mendengarkan penjelasan Athala.

"Gila Tha, lo kaya anak kecil tau ngga, basi." Natta akhirnya pergi sesudah mengucapkan kata-kata untuk Athala.

"Cara lo murahan bangsat! Harusnya dulu lo bilang sama gue!" Dean mencengkeram erat kerah baju Athala.

Rania hanya bisa menatap mereka khawatir, ia takut jika mereka berdua berantem. "Udah... Kalian ngga usah berantem cuman gara-gara satu cewek."

"Lo ngga akan pernah tau perasaan gue, Ran!" sarkas Dean lalu ia pergi meninggalkan Athala dan Rania di markas berduaa.

"Arghh! Anjing!" umpat Dean ia langsung menaiki motornya lalu menjalankannya dengan kecepatan tinggi.

Sepanjang jalan Dean hanya bisa mengumpat. Dadanya memanas bahkan pedal gas motornya masih tinggi lantas Dean berhenti kesuatu jembatan sungai, hari sudah semakin larut, jalan raya pun sepi hanya ada beberapa kendaraan saja.

Luka Lintang Where stories live. Discover now