27. Mereka berdua sama-sama pergi

60 4 0
                                    

HAI GUYS APA KABAR?
GIMANA PUASANYA LANCAR?

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN.

CUSSS

"Terkadang manusia lupa kalau sudah punya segalanya, jangan karena kamu di atas kamu mengganggap orang rendah, ingat dunia cuma sementara."

-Luka Lintang

***

Sekarang Lintang tengah berada di ruang ICU. Di luar ruangan ICU banyak orang-orang yang menunggu Lintang. Sedangkan Dokter Reza ikut andil menangani Lintang, sebenarnya ia masih sedikit terkejut karena dia melihat wajah Lintang yang sudah tidak berbentuk lagi.

Keluarga Lintang semuanya ke Rumah Sakit mereka tengah duduk di kursi tunggu bersama Sinta yang juga menunggu. Sejak tadi hanya ada keheningan yang tercipta tidak ada seseorang yang membuka suara, mungkin mereka tengah bergulat dengan fikiran mereka masing-masing.

Arjuna memijat pelipisnya karena merasakan pusing di kepalanya. "Awshh," desis Arjuna memejamkan matanya.

"Kenapa, Pah?" tanya Nita yang menyadari suaminya memegangi kepalanya.

"Sedikit pusing," jawab Arjuna.

"Mau pulang aja, Pah?" Nita bertanya sambil memegang tangan kiri Arjuna.

"Ngga usah, Papah, mau denger keadaan Lintang bagaimana," Arjuna mengakatannya dengan suara pelan disertai senyum tipis. Nita menghela nafas panjang atas jawaban Arjuna.

Taufan menghampiri Sinta yang masih menangis. Sinta nampak begitu sedih ketika mendengar kabar jika Lintang kecelakaan. "Cengeng."

Sinta memalingkan wajahnya lalu ia mengusap air matanya. "Diem lo!"

Tiba-tiba Dokter yang menangani Lintang keluar. 5 orang tersebut langsung menghampiri Dokter untuk bertanya keadaan Lintang. Dengan wajah cemas dan khawatir Nita bertanya kepada Dokter itu.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Nita.

"Maaf Ibu, Pak, kami sudah semaksimal mungkin untuk menangani pasien tetapi tuhan berkata lain, Lintang sudah meninggal sebelum ia dibawa kesini," ucap Dokter tersebut dengan nada sedikit pelan.

Bruk.

Sinta terjatuh kelantai air matanya semakin deras turun membasahi pipinya. Dia telah kehilangan sahabatnya, sahabat dari SMP nya? Kenapa dia harus pergi lebih dulu. "Hiks... Lintang... G--gue sayang s--sama lo tapi t--tuhan lebih sayang sama lo."

Sedangkan kedua orang tua Lintang sudah menangis. Bagaimana pun juga mereka harus menerima takdir. Taufan terdiam lalu memijat pelipisnya, tidak terasa satu tetes air matanya mengalir membasahi pipinya. Ia telah kehilangan adik perempuannya!

"Maafin Kak Taufan, Lintang," lirih Taufan dengan nada yang teramat sedih.

Ray duduk di pinggir Taufan ia memeluk Kakanya itu. Sekarang Ray tidak memiliki Kaka perempuan lagi hanya Taufan yang Ray miliki sebagai Kaka kandung. Baru kemarin ia bertemu dengan Kaka perempuannya setelah tiga tahun mereka tidak bertemu tetapi sekarang, bukannya bahagia malah berkahir duka.

Luka Lintang [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang