t duduk yang kosong. Karena tepat pada jam makan siang, sehingga membuat Mcdonald ramai. Aku mengambil tempat duduk yang berada di tengah-tengah ruangan, sambil menunggu Acacia aku memainkan iPhoneku. Aku membuka twitter, membaca beberapa tweet dan membalas beberapa mention. Acacia datang dengan membawa nampan yang berisi makan dan minuman serta french ries. aku dan dia memakannya dengan lahap, karena jujur saja perut kami sudah keroncongan sedari tadi.
Aku mengobrol dengan Acacia panjang lebar dengan penuh keantusiasan. Kita mulai saling bercerita tentang diri kita masing-masing. Acacia yang menceritakan bagaimana masa kecilnya di London sampai dia bertemu dengan cinta pertamanya, yang sayang sekali hubungan mereka saat ini sudah kandas. Dan begitu juga denganku, aku menceritakan bagaimana hidupku di Amerika (namun tidak terlalu terbuka) dan bagaimana aku dihianati oleh sahabat dan mantan kekasihku sendiri, yang dengan rela dia datang ke London hanya untuk mendapatkan maaf dariku. Dan Acacia terlihat sangat syok saat aku menceritakan bahwa Luke dan Justin juga sempat bertengkar hebat di rumahku. Namun sekali lagi kutegaskan bahwa itu hanya masa lalu, masa lalu yang memang tidak akan kulupakan namun aku juga harus bisa move on untuk kelanjutan hidupku.
Sekarang hanya tersisa minuman di atas meja yang terlihat berisi, sedangkan yang lain sudah jelas sekali terlihat kosong. Sebelum pulang aku dan acacia kembali ber selfie ria, dan salah satunya nanti akan aku post ke twitter. Aku mengambil iPhoneku yang kuletakkan di saku celanaku, aku menekan aplikasi camera dan mengaktifkan kamera depan.Sehingga hanya ada aku dan orang-orang dibelakangku yang terlihat. Acacia beralih tempat duduk menjadi di sampingku.
cekrek
satu foto telah terambil, dan ternyata hasilnya kurang memuaskan karena sebagian di wajah Acacia terlihat gelap karena memang letaknya yang kurang dari cahaya. Aku memposisikan iPhoneku dengan tepat agar hasilnya terlihat lebih bagus. Tapi ketika aku memposisikan iPhoneku, aku melihat sosok pria berambut blonde yang walaupun hanya terlihat sedikit karena dia memakai topi, namun tetap saja rambutnya terlihat dan lebih anehnya lagi dia juga memakai kaca mata. Bayangkan saja, makan di dalam ruangan masih saja memakai kaca mata hitam. Dia sedang mengobrol dengan seorang wanita berambut brunette yang tertutup oleh beanienya, dan dia juga memakai kaca mata hitamnya. sungguh kedua orang yang aneh. Dia duduk tepat di belakang samping kiriku.
Namun entah hanya perasaanku saja, atau memang aku mengenal dengan perawakan cowok itu? semakin penasaran, aku mengarahkan kameraku ke dua orang yang terduduk di pojokan tersebut. kurasa aku sudah lupa dengan keberadaan acacia . dan benar saja apa dugaanku, aku mengenali perawakan cowok itu. Cowok yang selama ini terus bersamaku walaupun dia sibuk. Ya dia Niall. Sedang apa dia disini? ah bodoh tentu saja dia sedang makan. Maksudku dengan siapa dia disini? dan dia kenapa bisa mengobrol se-asyik itu dengan wanita itu? Terasa sekali rasa sakit dan penasaran yang sangat mendalam di hatiku.
Aku membalikkan tubuhku untuk menatap dua orang itu, kurasa aku sudah lupa dengan niat awalku yang ingin berfoto dengan Acacia. Aku terus melihat mereka dengan tatapan tajam, sendu, kawatir, resah, sedih, patah hati, kecewa, bingung. Entahlah jujur saja aku tidak bisa mendiskripsikan bagaimana perasaanku saat ini.
"Itu Niall kan?" ucap seseorang di sebelahku secara tiba-tiba yang sukses membuatku terlonjak edikit karena terkejut. aku menatapnya, dan hampir saja aku lupa bahwa ada Acacia disini. Kurasa dia sedari tadi mengikuti arah pandangku. Aku hanya mengangguk lemah dan kembali memfokuskan mataku untuk melihat Niall dan cewek itu. aku hanya sangat penasaran, siapakah cewek itu?
"Siapa cewek itu?" Tanya Acacia penasaran, Bukannya membalasnya, aku malah menyambar iPhoneku yang kutaruh di atas meja dan segera membuka aplikasi sms
To ; Baby Blue Eyes
Where are you?
-sent-
Bukan maksudku untuk melakukan ini dengan tujuan lain, aku hanya ingin memastikan apa selama ini Niall selalu berkata jujur padaku? Bukannya aku tidak percaya padanya, aku percaya-sangat percaya malahan, namun aku hanyalah seorang gadis SMA yang tentu saja masih memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, terlebih lagi disaat kalian memiliki kekasih seorang penyanyi yang sedang mendunia.
