Part 25 : Jealousy

1.5K 107 5
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi, aku segera menuju ke tempat parkir dan segera menancapkan gas mobilku untuk menuju ke rumah sakit. Aku juga sudah izin ke mom dan dad bahwa aku akan pulang telat. Untung saja satu minggu ini aku sedang free latihan cheerleader jadi ini tidak akan memberatkanku sama sekali.

Setelah 25 menit diperjalanan, karena sejujurnya kutempuh dengan kecepatan sedang akhirnya aku sampai di tempat parkir rumah sakit St. Paterson. Aku memarkirkan mobilku di tempat yang tidak jauh dari pintu UGD, well aku tidak tahu kenapa aku memarkirkannya disini, hanya saja parkirannya semua sudah penuh. Aku segera turun dari mobil setelah selesai dengan segala urusan tetek bengek di dalam mobil. Tidak lupa aku juga membawa serta tasku yang berisi baju ganti. aku berniat untuk mengganti seragamku di salah satu toilet rumah sakit nanti. Dan seperti biasa banyak sekali paparazzi yang masih setia berjaga di depan pintu rumah sakit. Mereka yang melihatku segera menyerbuku dengan bertubi-tubi pertanyaan.
"He is fine, he will going home tomorrow" Ujarku kepada papz lalu berjalan meninggalkan mereka.

Aku menuju ke kamar mandi terlebih dahulu untuk mengganti seragamku sebelum menemui Niall. Setelah mengganti pakaianku, aku segera menuju ke kamar 101 lantai 3. Aku tadi juga sempat membeli McDonald. Niall pasti suka, aku membuka pintu kamarnya dan ternyata...
Tidak ada satu orangpun di dalam kamar, bahkan kamarnya tertata rapi.
"Apa dia sudah pulang? apa pindah kamar? tapi kenapa dia tidak mengabariku?" aku bertanya-tanya sendiri dengan pikiran dan dijawab oleh hatiku yang mengatakan bahwa Niall masih di sini. Tidak mungkinkan Niall sudah pulang tetapi paparazzi masih disini? Ah mungkin dia hanya sedang menghirup udara segar di area rumah sakit.

aku menyuruh Richard untuk menunggu di kamar Niall, jadi kalau nanti Niall sudah kembali ,Richard akan menghubungiku. Dan yeah aku tadi kesini bersama Richard-bodyguard Niall. Aku meletakkan McDonald di atas laci sebelah ranjang Niall
"Uh awas saja kalau tidak di makan. Dia tidak tahu bagaimana sulitnya membawa makanan cepat saji ke rumah sakit" Gerutuku dan segera meninggalkan kamar Niall untuk mencari keberadaannya.

Hal pertama yang kufikirkan adalah pergi ke kantin.Mungkin saja Niall ada di kantin kan? dia kan suka sekali makan, jadi ya tidak ada salahnya. aku berjalan menyusuri ruang kantin yang cukup besar, menyapukan pandanganku ke segala arah, kumencari sosok pria berambut blonde, tapi tak ada sosok Niall disini. Jiah dikira niall setan?

Aku melanjutkan pencarianku ke tempat yang lain. Kutelusuri setiap tempat di setiap rumah sakit ini tapi aku tidak kunjung bertemu dengannya. Sebenarnya ini anak kemana? aku mau menghubunginya, tapi handphonenya tidak aktif. Apa dia sudah balik ke kamar? Tapi Richard bahkan belum memberiku kabar, jadi itu artinya dia belum balik ke kamar.

Aku menempelkan pantatku di bangku taman untuk mengistirahatkan otot-otot kakiku yang rasanya menegang karena terlalu lama berkeliling rumah sakit. Aku meminum air mineral yang tadi sempat kubeli di kantin hanya sebagai alasan. Aku menikmati udara sejuk, tanaman-tanaman yang hijau, banyak pasien yang sedang bersantai di sini. Aku mengamati sekeliling taman sampai pandanganku jatuh ke arah seorang laki-laki dan perempuan yang sedang terduduk dipojok taman. Mereka terlihat larut dalam obrolan masing-masing. Sampai ketika sosok laki-laki itu membenahi rambutnya dengan sesekali menengok ke arah kanan dan aku sontak dibuat terkejut olehnya.

"Bukankah itu Niall?" Gumamku
"Ternyata dia disini. kenapa tidak sedari tadi aku kepikiran taman rumah sakit?" gerutuku. Aku bangkit beranjak dari tempat dudukku, aku berjalan menghampirinya, baru beberapa langkah, tiba-tiba sesuatu terjadi. Sesuatu yang sungguh membuat hatiku hancur berkeping-keping, mataku memanas seketika. Bagaimana tidak? aku melihat Niall memeluk cewek itu. Masalahnya Niall yang terlebih dahulu memeluknya, biasanya kan directioners terlebih dahulu yang memeluk Niall. Aku terdiam mematung di tempat dengan tatapan mataku yang tidak bisa lepas dari Niall. Aku mengamati dengan detail cewek tersebut, cewek itu kini membalas pelukan Niall dan bersandar pada dada Niall. Dan....

Unpredictable (Niall Horan)Where stories live. Discover now