Bab Tiga Puluh Satu.

1.8K 102 13
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK

DENGAN CARA VOTE AND KOMEN.

.
.
.

Hargai pengarang ini dengan vote dan komen ya, gratis kok🤗

Makacihh

Happy Reading

.
.
.

🐊🐊🐊

Hari penting sudah tiba. Keluarga Hanenda sedang menunggu di ruang tamu, penampilan mereka begitu formal seolah ingin menampakkan kemewahan agar setara dengan tamu yang akan datang.

"Mami, Papi, Grace cantik, kan?"  tanya Grace yang merasa gusar di tempat duduknya.

Susan—yang memakai gaun pendek dengan kalung berlian yang melingkar di lehernya itu tersenyum pada putri kesayangannya. "Tentu, Grace. Kau selalu cantik." Susan menatap suaminya. "Benar, kan, Pi?"

Broto turut tersenyum, pria tua yang memilih setelan jas hitam itu mengangguk setuju. "Benar. Kau adalah putri tercantik papi, Grace. Papi yakin, Jos akan terjerat dengan kecantikanmu."

Grace tersipu malu. Ia membenarkan rambutnya yang bergelombang. Butuh beberapa jam bagi Grace menata rambutnya di salon agar tampak segar dan memesona. Gaun yang dipakainya pun terlihat mewah; berwarna putih dengan sentuhan manik-manik yang melingkar dibagian kerah.

Sedang di sisi lain, Brianna berada di lantai atas, sikunya menumpu pada pembatas besi, pandangannya pun menatap turun pada keluarganya yang sedang mengumpul di ruang tamu.

"Mereka menyiapkan dengan sempurna, Bry," ujar Ling yang sudah datang beberapa jam yang lalu.

Brianna mendengkus. Ia kembali menegapkan punggung kemudian memutar tubuhnya dan bersandar pada pembatas besi itu.

"Jadi, apa rencanamu?" tanya Ling yang mengikuti pergerakan Brianna.

Brianna mengedikkan bahu. "Lihat saja nanti."

"Brianna! Kemari!"

Ling juga Brianna terkesiap mendengar teriakan dari bawah, mereka pun segera menoleh. Ternyata, Broto yang memanggil namanya begitu keras. "Kamu dipanggil, Bry," bisik Ling.

Brianna menghela napas lelah. Ia pun menepuk bahu Ling berkali-kali. "Pertengkaran akan dimulai, Ling. Nikmatilah."

Ling mencebikkan bibir. "Dasar, jadi perawan kok gak ada takut-takutnya," gumam Ling pada Brianna yang telah menuruni tangga dengan ekspresi santai seperti biasa, padahal Ling yakin Brianna akan mendapatkan kekerasan seperti biasanya.

Sedang Brianna sudah turun–––berhadapan dengan sang ayah yang kini berkacak pinggang. "Kenapa pakaianmu seperti ini, hah?!" tanyanya dengan nada tinggi.

Brianna menurunkan pandangan–––menatap penampilannya yang menurutnya sangat bagus; hoodie king size yang dipadukan dengan ripped jeans, juga memakai headband sebagai hiasan kepalanya. Ah, dan juga sepatu olahraga. "Ini seleraku," balasnya tanpa dosa.

"Astaga! Ini pakaian lelaki, kau tahu?! Kau ini mau menyambut tamu bukan mau main basket!" seru Broto yang menjadi kalap.

Brianna melengos. "Ini pakaian yang nyaman."

Scandal CassanovaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt