Bab tiga belas

1.6K 51 3
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN
JEJAK

VOTE

AND

KOMEN

.
.
.

Happy reading

🐊🐊🐊

"Jangan dekat-dekat denganku!"

Semua orang lantas terkejut mendengar Jos yang mendadak teriak serta berdiri dan menunjuk Brianna. Sedang Brianna yang di depannya itu ikut mendongak dan mengerjap menatap bos anehnya itu.

"Baik, Tuan!" sahut Brianna yang langsung mengerti perintah Jos. Ia lantas berdiri lalu menggeser kursi dengan kakinya kemudian mundur lima lingkah.

Napas Jos ikut naik-turun seiring hawa panas yang mendadak menjalar di sekujur tubuhnya. Padahal masih pagi, tetapi Jos sudah merasa gerah.

"Kau ini kenapa, Jos?" tanya Iswara. Ibunya itu menarik sudut bibirnya menatap Jos. "Duduklah, jangan buat keributan."

Jos berdeham lalu menyugar rambutnya yang basah karena peluhbya sehabis olahraga. Jos melirik Brianna sekilas lalu kembali duduk.

Namun, Jessie merengut tak suka dan seketika ikut menyahut, "Kakak ini sungguh keterlaluan."

Jos tak membalas. Ia hanya memasang wajah jutek lalu menyilangkan kaki, sikap Jos yang ini akan jarang ditemukan sebab pria itu terkenal ramah tamah. Itu berarti, Brianna sukses memunculkan salah satu sisi negatif yang dimiliki, Jos.

Sebab bersama Brianna, kesabaran Jos bagaikan setipis tissu yang sobek.

"Oh, iya, Jos. Besok malam luangkan waktumu," ujar Iswara setelah ia menaruh secangkir tehnya ke atas meja.

Kening Jos mengernyit. "Kenapa, Ma?"

Iswara menghela napas lalu menatap putranya. "Mama sudah mengatur makan malam untuk keluarga Hanenda. Kamu masih ingat, kan, perkataan mama waktu itu yang ingin mengenalkanmu dengan salah satu putri teman mama?"

Jos berdecak pelan. Ia pun bersandar lemah lalu membuang muka. "Entahlah, sepertinya besok mal—"

"A-a-a, mama tidak mau mendengar ada alasan apalagi penolakan, Jos. Kamu sudah menyetujuinya jadi kamu harus datang besok malam dan luangkan waktumu," sahut Iswara.

Senyuman Jos terbit secara terpaksa. "Oke." Lagipula, ia juga tidak ingin berdebat.

Iswara yang mendengar itu ikut tersenyum. Kini, tatapannya beralih pada Ugo. "Kau juga mendengarnya, kan? Jadi, jangan sampai besok malam kalian berdua pergi-pergi lagi."

Ugo mengangguk. "Baik, Nyonya."

Iswara menghela napas lega. Ia pun kembali berdiri dan menyentuh rambutnya yang disanggul, pengawal E.5 yang selalu sigap segera mengambil posisi di sisi Iswara. "Oh, iya. Kau—Jessie, kau juga harus ikut. " tunjuk Iswara pada putrinya itu.

"Aku?" Jessie menggeleng kuat. "Tidak, Ma. Makam malam itu kan dikhususkan untuk kakak saja, ngapain aku ikut juga?"

Iswara berdecak tak suka. "Jangan membantah, pokoknya besok malam Jessie dan Jos harus datang ke acara itu."

Scandal CassanovaWhere stories live. Discover now