Bab sebelas.

2.1K 62 5
                                    


TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND KOMEN

HAPPY READING

.
.
.

🐊🐊🐊


Tubuh Brianna menegang setelah melepas semuanya. Suaranya mendadak bisu seiring napasnya yang tercekat hebat.

"Bangsat kau, Bryan!" teriakan Jos menggelegar seolah ingin merobohkan ruangan ini.

Entahlah, sudah keberapa kalinya Jos mengumpat kasar. Rasanya kosa kata untuk mengeluarkan segala hal kotor di dalam benaknya sudah tersalurkan sejak pertama kali Brianna muntah di tubuhnya.

"Iyuhh! Itu menjijikan!" Salah satu wanita malam itu bergedik.

"Jos! Cepat bersihkan tubuhmu!" sahut wanita lainnya.

Jos bahkan tidak bisa bergerak sebab muntahan itu terasa hangat dan mengalir mengerikan di perutnya hingga ke bawah. Sialnya, ia sedang telanjang dengan celana dalam yang melorot sampai ke paha. Beruntung, juniornya sudah tunduk. "Ambilkan ponselku! Cepat!" bentaknya lagi pada Brianna.

Namun, Brianna hanya terdiam mematung. Rasanya, ia ditelan kegelapan yang amat pekat sekarang. Hanya matanya yang berkedip-kedip.

Lantas, kedua wanita malam itu segera bergerak sebelum kemarahan Jos bertambah mengerikan. Mereka mengambil ponselnya yang di simpan di saku jas lalu segera diserahkan pada Jos. "Ini."

Jos mengambil secara kasar. Sebelum memalingkan wajah, Jos berdesis pada Brianna dan mengancamnya, "Jangan sampai kau bergerak dari sini. Awas kau."

Brianna tetap mengedipkan matanya berulang kali tanpa membalas. Namun, tiga detik setelah Jos memutar tubuhnya, Brianna mengedutkan bibir sembari menatap pria itu yang bergedik jijik lalu berlari ke arah kamar mandi dengan celana melorot.

Lantas, Brianna merasakan kelegaan yang luar biasa, wanita itu malah menghela napas lega di saat Jos sudah masuk sepenuhnya ke dalam kamar mandi.

Brianna mengusap mulutnya sekilas beralih mengusap perutnya yang terasa kosong. Dua wanita malam itu pun melirik sinis Brianna dengan memasang wajah sewot padanya.

Seperti yang diperintahkan Jos, Brianna tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya berdiri, apalagi kedua wanita malam itu dengan terang-terangan mengawasinya.

Brianna memang tak sengaja dan tak bisa menahan rasa mualnya yang berujung muntah di tubuh Jos. Kendati begitu ia tetap bersyukur karena kejadian ini ada dua hal yang menguntungkan Brianna. Pertama; penyamarannya tidak akan terbongkar.

Kedua; Brianna tidak akan melihat hal-hal mesum yang akan mereka lakukan.

Setelah beberapa menit menunggu Jos di dalam kamar mandi yang tak kunjung keluar membuat kaki Brianna sangat pegal. Wanita yang berpakaian setelan jas formal itu memainkan kaki seraya mamijat betisnya.

Namun, tiba-tiba Ugo dan Jessie datang ke dalam ruangan itu.

"Bryan! Kamu tidak apa-apa?! Astaga, lukamu masih belum sembuh, Bryan." Jessie yang tampak cemas lalu mengusap pipi Brianna.

Brianna terdiam sebab terkejut mereka berdua bisa membuka pintu dari luar. Ah, iya. Brianna hampir lupa jika Ugo adalah tangan kanan Jos. Ugo bahkan dengan sigap pergi ke kamar mandi sembari membawa setelan jas yang pasti itu untuk Jos.

"Duduklah, Bryan."

Brianna mengangguk patuh sebab ia juga merasa pegal. Brianna duduk dengan tenang lalu menatap Jessie. "Terima kasih, Nona."

Scandal CassanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang